Mahasiswi S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Banyak Indentitas Tiada Pendirian: Tokoh Rohayah dalam Novel Belenggu

Selasa, 3 Juni 2025 13:50 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

Tokoh Rohayah dalam Novel Belenggu Karya Armijn Pane tidak memiliki pendirian kepada dirinya sendiri.

***

Rohayah adalah teman masa kecil Sukartono saat keduanya tinggal di Bandung. Dalam novel ini Rohayah memiliki beberapa nama yaitu Rohayah, Eni dan Siti Hayati. Ia memiliki banyak identitas karena ia tidak punya pendirian. Rohayah juga merupakan penyanyi keroncong dengan nama Siti Hayati.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada awal kemunculannya, Tokoh Rohayah digambarkan sebagai wanita penggoda, ia menggoda Sukartono yang merupakan seorang dokter sekaligus istri dari tokoh yang bernama Sumartini. Tokoh Rohayah ini sebagai pasien yang bernama Nyonya Eni. Terdapat pada kutipan di bawah ini:

“Ketika tangannya hendak ditaruhnya keatas perut si sakit itu, tangan kiri si sakit yang selama ini menutup kimononya, menyingkapkan kimono itu." (Belenggu, 21)

Kutipan diatas menjelaskan bahwa tokoh Eni mencoba menggoda tokoh Sukartono. Selanjutnya, beranjak dari pertemuan mereka, Tokoh Eni memiliki perasaan cinta kepada Tokoh Tono, hal ini terdapat dalam kutipan dibawah ini:

“Dalam mimpiku, dalam angan-anganku, sudah kugambarkan pertemuan yang begini. Percayalah, Tono, Aku cinta.” (Belenggu, 38)

Kutipan diatas menjelaskan bahwa tokoh Eni cinta kepada tokoh Sukartono saat melihatnya lagi. Pada awalnya tokoh Sukartono tidak menanggapinya, tetapi setelah diajak tokoh Eni ke priok, tokoh Sukartono akhirnya terpancing oleh ajakan tersebut untuk berjalan-jalan ke Priok. Terdapat dalam kutipan dibawah ini:

“Alangkah sedapnya turen ke Priok?” (Belenggu, 29)

Namun, tokoh Eni berubah menjadi tokoh Rohayah, tokoh Rohayah merupakan tokoh berkembang karena ia mengalami perubahan dan perkembangan watak sejalan dengan perkembangan alur cerita yang dikisahkan. Terdapat dalam kutipan dibawah ini:

"Ada kertas putih, bertuliskan dengan: Nyanyian selamat tinggal oleh Yah untuk Tono.” (Belenggu, 144)

Tokoh Rohayah memiliki banyak identitas, ia memiliki banyak nama, seperti Rohayah, Yah, Eni, dan Siti Hayati. Banyaknya identitas merupakan simbol bahwa ia tidak mempunyai pendirian terhadap dirinya sendiri.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Niken Sabika Yuza

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Analisis

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Analisis

Lihat semua