Pengembangan Ragam Hias Batik Banten dengan Teknik Reka Latar
Kamis, 1 Mei 2025 22:21 WIB
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, keragaman budaya danperairan yang luas. Terdapat banyak sekali suku-suku diIndonesia
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, keragaman budaya dan perairan yang luas. Terdapat banyak sekali suku-suku di Indonesia dengan kebudayaan yang berbeda pula. Indonesia terdiri dari beribu bahkan berpuluh ribu pulau yang menyebabkan keragaman suku dan budaya.
Keanekaragaman inilah yang membuat Indonesia terkenal dan memiliki ciri khasnya sendiri. Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu jua. Walaupun mempunyai suku yang berbeda-beda, Indonesia tetap Negara kesatuan yang disatukan oleh Pancasila.
Salah satu ragam budaya di Indonesia bisa dilihat dari tekstilnya. Setiap suku budaya mempunyai keunikan tersendiri dalam mengolah tekstilnya, salah satu contohnya yang membedakannya adalah ragam hias. Karena setiap suku memiliki budaya dan geografi yang berbeda, maka yang membedakannya adalah motif, bahan, warna dan teknik produksi tekstil itu sendiri.
Dewasa ini, pengaruh dari budaya luar juga menjadi salah satu pertimbangan atas lahirnya budaya Indonesia. Banyak bangsa yang menjadikan Indonesia sebagai tujuan jalur perdagangan seperti halnya bagi kaum ksatria India yang
akhirnya banyak mempengaruhi kebudayaan daerah-daerah di Indonesia khususnya Banten.
Banten terletak pada geografis yang sangat strategis, yaitu di bagian barat pulau Jawa dan terutama dekat dengan selat Sunda, yang sejak lama merupakan salah satu jalur perdagangan internasional.
Menurut Uka Tjandrasasmita (1996:3), kerajaan Banten menjadi salah satu kerajaan yang sangan penting "jalur sutera/slik road (Tjandrasasmita, 1996:3) Hal inilah yang menjadikan Banten dikenal oleh sejumlah pedagang yang sempat singgah di Nusantara.
Proses asimilasi dan akulturasi budaya Cina dan India durasinya paling lama di Indonesia. Hasil asimilasi dan akulturasi tersebut lalu diakui sebagai bagian dari budaya Indonesia. Salah satu alkulturasi budaya di Banten ini adalah raga hiasnya. Pertama kali ditemukan ragam hias peninggalan Kerajaan Banten yakni melalui 75 gerabah dan keramik dengan motif yang berbeda.
Kesenian mengukir gerabah ini merupakan pengaruh dari Bangsa Cina, tapi Banten mempunya cirri khas sendiri sehingga mudah untuk membedakan hasil produksi gerabah Banten dan Cina. Gerabah Banten mengalami proses yang sangat tradisional, tidak seperti gerabah atau keramik Cina yang mengalami proses produksi yang cukup modern. Gerabah Banten lebih kasar dan tidak diglasir seperti gerabah Cina.
Peranan gerabah dan keramik lokal Banten ini sangatlah penting bagi masyarakat kala itu. Kegunaannyalah yang menjadikan gerabah dan keramik ini sangat berguna bagi kehidupan keseharian masyarakat Banten sekitar abad ke-18 dan ke-19 M. Sebagai barang kegiatan rumah tangga dan kegiatan industri seperti pembuatan alat logam perunggu dan besi. Motif hias yang terdapat dalam temuan gerabah dan keramik hasil penelitian arkeologis di situs Keraton Surosowan inilah diangkat kembali menjadi ragam hias batik khas Banten dan menghidupkan kembali tradisi membatik di daerah Banten yang telah hilang selama lebih dari 200 tahun.
Pengkajian objek hanya terbatas kepada penggabungan ragam hias Banten dengan gaya, teknik, dan komposisi berbeda sehingga dapat menciptakan motif baru dengan kesan kontemporer tanpa menghilangkan unsur budaya Indonesia. Teknik-teknik pengolahan seperti batik, lukis sutera, dan bordir merupakan contoh reka latar yang digunakan untuk mendukung pengerjaan motif dalam kain. Eksplorasi akan dilakukan sebanyak mungkin dengan teknik-teknik yang
sudah diusung dari konsep dengan menggunakan kain sutera dan material pendukung lainnya.
Menanggapi pergeseran budaya yang terjadi di Indonesia, salah satu cara mengembalikan budaya nusantara adalah memperkenalkan kembali budaya yang telah ada dengan teknik baru yang lebih modern dan lebih banyak modifikasi. Pengembangan ragam hias Banten akan memerlukan pengetahuan dan informasi yang luas dikarenakan ragam hias Banten memiliki arti historis yang tinggi jika dibanding dengan ragam hias nusantara lainnya.
Reka latar yang digunakan juga tidak terbatas hanya menggunakan teknik tertentu, teknik yang digunakan bisa berupa teknik batik tulis dan lukis sutera, serta teknik lainnya yang dapat mendukung pengerjaan ragam hias. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan ragam hias nusantara kedalam kehidupan masyarakat Indonesia dengan sentuhan modern dan asimilasi budaya barat tanpa meninggalkan keoriginalitasan budaya Indonesia.
Penggabungan antara Batik Banten dan gaun koktail merupakan langkah asimilasi budaya antara budaya barat dengan budaya Indonesia. Hal ini sesuai dengan target market produk ini, yakni perempuan remaja dewasa umur 15-25 tahun, yang mulai mengikuti tren dunia. Oleh karena itu, tugas akhir ini bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan Batik Banten kepada masyarakat, khususnya perempuan, tetapi tetap mengikuti tren fashion dunia.
Batik Banten merupakan salah satu batik bersejarah yang berasal dari Provinsi Banten, dalam pengerjaan tugas akhir ini diperlukan informasi yang luas dalam mengolah Batik Banten sehingga sesuai dengan konsep yang diusung tanpa
merubah keoriginalitasan Batik Banten. 75 ragam hias peninggalan Kerajaan Islam Banten ini menjadi inspirasi bagi Dr. Uka Tjandrasasmita dalam menlestarikan ragam hias ini dengan cara ditransformasikan menjadi Batik Banten.
Batik Banten memiliki filosofi dari sejarah Provinsi Banten, oleh karena itu nama Batik Banten ini diambil dari toponim nama desa di Banten, tata ruang Kerajaan Islam Banten, dan nama gelar kesultanan Banten. Pengembangan Ragam Hias Batik Banten ini dimulai dari komposisi motif, warna dan teknik pengerjaan. Dilihat dari komposisinya, Batik Banten memilik struktur yang teratur rapi menggunakan teknik pengulangan standar seperti batik lainnya. Oleh karena itu pengembangan motif batik dilakukan secara tidak teratur dengan ukuran yang berbeda beda, juga komposisi yang tidak beraturan, tetapi tidak menghilangan motif original dari Batik Banten itu sendiri.
Pengembangan warna dan image merupakah salah satu hal terpenting dalam konsep perancangan tugas akhir ini. Batik Banten memiliki filosofi warna yang tenang dan kalem, hal ini dikarenakan Batik Banten menggunakan air Banten dalam proses pewarnaannya sehingga menjadikan Batik Banten berwarna soft dan ada campuran abu-abu muda dalam warnanya. Pengembangan warnanya akan diambil warna-warna yang cerah dan ceria, hal ini sesuai untuk target market perempuan remaja dewasa yang enerjik, ceria, dan berumur 16-25 tahun.
Reka latar atau bisa juga disebut dengan surface design adalah teknik pembuatannya bertujuan untuk menambah nilai estetis dari segi permukaan kain yang sudah ada. Reka latar dapat disebut cara menambah nilai estetis dari segi permukaan kain yang sudah ada. Dengan pemikiran bahwa teknik reka latar (surface design) merupakan salah satu teknik utama dalam tekstil, teknik ini sangat memungkinkan untuk terus dikembangkan dengan kemungkinan-kemungkinan dalam bereksperimen, baik dalam menciptakan teknik baru maupun dalam menggabungkan beberapa teknik yang telah ada serta dalam eksperimen bahan dan sebagainya.
Daftar Pustaka
Idris, Mawarzi. 2011. Batik Indonesia Soko Guru Budaya Indonesia. Jakarta: Ditjen IKM Kemenperin RI.
Anas, Biranul. 1997. Indonesia Indah Batik. Jakarta: Yayasan Harapan Kita.
Wong, Wucius. 1986. Principles of two-dimensional Design. Bandung: Penerbit ITB.
Sugeng, Geraldus. 2010. The Essence of Elegance: Cocktail Dresses and Evening Gown. Jakarta: Gramedia.
Kurniawan, Uke. 2009. The Clothes Tell Stories. Banten: Penerbit Pribadi.
Mariana, Yati. Melukis Di Atas Sutera. Jakarta:
Kurniawan, Uke. Wawancara Sejarah Batik Banten. Griya Batik Banten
Suryaningrat, Muamar. Wawancara Sejarah Batik Banten. Universitas Tirtayasa.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Fungsi, Kedudukan dan Peran Bahasa Indonesia
Sabtu, 7 Juni 2025 15:42 WIB
Pengembangan Ragam Hias Batik Banten dengan Teknik Reka Latar
Kamis, 1 Mei 2025 22:21 WIBArtikel Terpopuler