Kebun Raya Bogor, Warisan Botani Tertua di Asia Tenggara
Jumat, 23 Mei 2025 15:06 WIB
Kebun Raya Bogor, warisan kolonial Belanda sejak 1817, kini jadi pusat penelitian & wisata botani terkemuka di Indonesia.
Kebun Raya Bogor (KRB) adalah kebun botani tertua di Asia Tenggara dan salah satu yang terpenting di dunia. Dengan luas 87 hektar, kebun ini menyimpan lebih dari 15.000 jenis tumbuhan, termasuk koleksi langka seperti Rafflesia arnoldii dan Amorphophallus titanum (bunga bangkai).
Selain sebagai pusat penelitian, KRB juga menjadi destinasi wisata alam favorit dengan sejarah panjang yang menarik.
Asal-Usul: Dari Masa Prasejarah hingga Kolonial Belanda
Era Pra-Kolonial: Hutan Bukit Samida
Sebelum Belanda datang, wilayah ini merupakan hutan bukit Samida, sebuah kawasan konservasi alam pada masa Kerajaan Sunda (Pajajaran) abad ke-15. Hutan ini berfungsi sebagai tempat perlindungan kayu-kayu langka dan hewan buruan kerajaan.
Pendirian oleh Belanda (1817)
Ketika Belanda menguasai Jawa, Gubernur Jenderal Godert van der Capellen mendirikan ’s Lands Plantentuin te Buitenzorg (Kebun Raya Bogor) pada 18 Mei 1817, dipimpin oleh Prof. Caspar Georg Carl Reinwardt. Tujuannya adalah:
-
Mengumpulkan tanaman tropis dari seluruh Nusantara untuk penelitian.
-
Mengembangkan tanaman ekonomi seperti kopi, teh, dan kina.
-
Membantu industri farmasi dan perkebunan kolonial.
Perkembangan di Abad ke-19: Pusat Ilmu Botani Dunia
Era Teijsmann & Kurator Berpengaruh
Di bawah Dr. Johannes Elias Teijsmann (1830-1869), KRB berkembang pesat:
-
Memperkenalkan tanaman hias seperti anggrek dan palem.
-
Membangun Taman Teijsmann, yang masih ada hingga kini.
-
Mengembangkan Herbarium Bogoriense (1844), salah satu yang terlengkap di dunia.
Penemuan Penting
-
Kina (Cinchona calisaya): Tanaman ini dibawa dari Peru dan dikembangkan di KRB, lalu menjadi komoditas utama pengobatan malaria.
-
Kelapa Sawit & Karet: Diperkenalkan sebagai tanaman industri yang mengubah ekonomi Hindia Belanda.
Masa Pendudukan Jepang & Pasca-Kemerdekaan
Kerusakan pada Masa Perang (1942-1945)
Saat Jepang menguasai Indonesia, KRB dialihfungsikan untuk penelitian pangan dan obat-obatan. Banyak koleksi rusak karena kurang perawatan.
Era Kemerdekaan: Dibawah LIPI
Setelah 1945, KRB dikelola oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Fungsinya meluas:
-
Pusat konservasi tumbuhan langka.
-
Destinasi wisata edukasi.
-
Induk bagi kebun raya lain di Indonesia (Cibodas, Purwodadi, Bali, dll).
Kebun Raya Bogor Hari Ini: Warisan yang Tetap Hidup
Koleksi & Landmark Ikonik
-
Pohon Leci Raksasa – Berusia 200+ tahun, sisa peninggalan Belanda.
-
Rumah Anggrek – Menyimpan 500+ spesies anggrek, termasuk yang langka.
-
Taman Meksiko & Taman Astrid – Dengan kaktus dan bunga eksotis.
-
Monumen Reinwardt & Lady Raffles – Mengenang pendiri dan istri Raffles yang dimakamkan di sini.
-
Danau Gunting – Tempat favorit pengunjung dengan pemandangan lotus.
Peran Penting di Era Modern
-
Penelitian perubahan iklim & biodiversitas.
-
Konservasi tumbuhan endemik Indonesia.
-
Calon Situs Warisan Dunia UNESCO (2024).
Mengapa Harus Mengunjungi Kebun Raya Bogor?
✅ Wisata alam & edukasi sekaligus.
✅ Spot foto instagenik dengan pepohonan raksasa.
✅ Udara sejuk & suasana tenang di tengah kota.
✅ Sejarah kolonial yang masih terasa.

Penulis Indonesiana
3 Pengikut

Tradisi Idul Adha di 10 Daerah Indonesia: Warisan Iman dan Budaya yang Harmonis
Kamis, 5 Juni 2025 23:54 WIB
Columbian Exchange: Pertukaran Besar yang Mengubah Dunia Selamanya
Kamis, 5 Juni 2025 23:53 WIBArtikel Terpopuler