Keberhasilan Pembelajaran Sosial Emosional Berbanding Lurus dengan Pembelajaran Efektif

Jumat, 17 Maret 2023 14:17 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pembelajaran sosial dan emosional dilakukan secara kolaboratif bagi seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional

Pembelajaran sosial emosional

Pengalaman mengajar saya menyimpulkan bahwa pembelajaran Sosial Emosional itu tidak perlu direncanakan dalam tahapan pembelajaran di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Alasannya sederhana , yakni hal itu menjadi satu bagian dalam proses pembelajaran saat guru menyampaikan materi di kelas. Kita perlu merencanakan kompetensi murid dalam mengenal karakter dirinya, mengelola emosi, dan mengelola kemampuan sosialnya. Selain itu juga kemampuan murid dalam berinteraksi dengan orang lain, serta keterampilan mengambil keputusan yang bertanggungjawab.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tetapi setelah mempelajari Modul 2.2 tentang pembelajaran Sosial Emosional ini saya berpikiran bahwa sekolah atau seorang guru harus menciptakan lingkungan yang nyaman (wellbeing) minimal lingkungan nyaman di kelasnya. Saat anak sudah nyaman maka segala potensi yang ada pada dirinya akan berkembang maksimal sesuai kodrat alam dan kodrat zaman.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang harus dipelajari seorang guru adalah:

  1. Bagaimana cara membuat anak mempunyai kesadaran penuh (Mindfullness).

Kesadaran penuh sangat dibutuhkan anak untuk terbuka menerima apa yang sedang dia pelajari dan merupakan pondasi untuk penerapan kemampuan sosial emosional, hal ini wajib diketahui seorang guru dalam rangka menciptakan pembelajaran yang efektif. Dalam hal ini menurut pemahaman saya mindfulness berbanding lurus dengan pembelajaran yang efektif.

  1. Proses membentuk penerapan Pembelajaran Sosial Emosional di kelas, sekolah, keluarga dan komunitas.

Lingkungan terkecil pembentukan siswa dalam keterampilan sosial emosional adalah kelas, kelas diharapkan memberikan kesempatan untuk menumbuhkan, melatih dan merefleksikan keterampilan sosial emosional (KSE). Sekolah dalam hal ini lingkup ruang yang lebih besar dari kelas harus diciptakan sebuah lingkungan yang mendukung belajar dan pengembangan KSE. Peran guru-guru di sekolah dalam menumbuhkan lingkungan belajar yang mendukung KSE mutlak dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan baik yang mendukung kegiatan penumbuhan KSE. Sedangkan ruang yang terakhir yaitu keluarga dan komunitas mempunyai kesempatan yang regular dan bermakna untuk membangun hubungan dan kolaborasi dalam rangka mendukung KSE.

  1. Mempelajari tentang cara membentuk kemitraan yang otentik antara sekolah dengan orangtua/komunitas dalam pembelajaran KSE.

Peran orang tua sangat berpengaruh terhadap pembentukaan KSE, karena anak akan terus menerus secara regular bertemu dengan orangtuanya. Pertemuan dengan orangtua juga menciptakan pertemuan yang lebih bermakna karena terdapat hubungan yang special antara anak dengan orangtuanya. Berkaca dari dua hal di atas maka peran orangtua harus dimaksimalkan dalam rangka pembentukan KSE, seorang guru apabila sudah mempunyai kemampuan untuk membentuk kemitraan yang baik dengan orangtua maka akan membuat siswa menjadi maksimal, boleh dikatakan akan lebih banyak orangtua-orangtua lain yang memperhatikanya sehingga anak akan nyaman untuk belajar materi akademik yang pada akhirnya akan meningkatkan performa akademik anak tersebut.

Perubahan paradigma guru yang harus diterapkan dikelas dan sekolah adalah untuk murid dan teman sejawat adalah:

  1. Lebih sering ngaruhke emosi yang sedang dirasakan siswa. Kita mungkin tidak tahu apa yang sedang dirasakan seorang murid saat kita melakukan pembelajaran, ada banyak kemungkinannya, ada yang diberi uang jajan yang kurang, ada yang sedang boring dengan tugas yang diberikan guru lain, atau malah ada yang sedang merasa bahagia karena baru mendapatkan kejuaraan sebuah lomba. Perasaan yang dirasakan anak tentu saja berbeda-beda, dengan mengetahui kondisi emosi siswa kita dapat mengidentifikasi secara dini apa yang harus dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaraan yang diinginkan untuk mencapai pembelajaran yang efektif.
  2. Memberikan waktu yang lebih untuk berkomunikasi dengan siswa. Komunikasi dua arah merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang guru bersama siswanya. Apabila komunikasi dua arah sudah terjalin dengan baik maka hubungan psikologis sudah terbentuk dan selanjutnya membuat anak dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dengan bantuan atau tuntunan dari guru.
  3. Menciptakan pembelajaran yang mengembangkan KSE

Tugas seorang guru adalah melakukan pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang diinginkan, selain tujuan pembelajaran tersebut seorang guru diharapkan juga mengembangkan kemampuan KSE yang terdiri dari: Kesadaran diri, manajemen diri, Kesadaran sosial, Keterampilan berelasi dan Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.

Untuk rekan sejawat hal yang harus dilakukan dalam aplikasi Pembelajaran Sosial Emosional adalah:

  1. Bersama rekan sejawat melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan dalam sebuah pembelajaran. Refleksi dapat dilakukan secara bersama-sama dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang efektif, diskusi yang dilakukan dapat mengevaluasi pengembangan KSE yang sudah dilakukan dan rencana apa yang akan dilakukan dalam upaya pengembangan KSE.
  2. Berkolaborasi dalam pertemuan rutin untuk pengembangan KSE. Pertemuan yang rutin dan konsisten perlu dilakukan dalam rangka menjaga pelaksanaan pengembangan KSE dengan baik, sekolah sebaiknya memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melakukan kegiatan pengembangan KSE disekolah dalam rangka menciptakan lingkungan yang nyaman untuk siswa. Output yang diharapkan dari pertemuan tersebut adalah timbulnya pembiasaan-pembiasaan baik dalam rangka pengembangan KSE disekolah sehingga akan terwujud lingkungan yang sehat, nyaman dan bahagia (wellbeing).

Bagikan Artikel Ini
img-content
Nugroho Wibowo

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Pendidikan

img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Pendidikan

Lihat semua