saya seorang tenaga pengajar di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. saat ini menjadi Ketua MGMP PAI Kota Bandar Lampung, Pengurus APKS PGRI Propinsi Lampung. Pengurus Forum Guru Motivator Penggerak Literasi (FGMP;) Lampung. \xd Guru Penggerak angkatan 7 dan Pengajar Praktik angkatan 11 kota bandar Lampung.\xd saya aktif menulis di berbagai media elektronik daerah/nasional

Pembelajaran Mendalam: Menggugah Nalar, Merawat Makna dalam Proses Belajar

Rabu, 28 Mei 2025 16:28 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
MIRHAN BUDAYA LITERASI
Iklan

Deep learning menekankan proses belajar yang menyentuh ranah kognitif tingkat tinggi, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta

Oleh: Herimirhan

Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks dan serba cepat, pendidikan dituntut untuk tidak sekadar mencerdaskan secara kognitif, tetapi juga membentuk karakter dan nalar berpikir siswa secara utuh. Dalam konteks ini, pembelajaran mendalam (deep learning) menjadi pendekatan yang relevan untuk menjawab kebutuhan pendidikan abad ke-21. Pendekatan ini tidak hanya mendorong siswa untuk mengetahui “apa”, tetapi juga memahami “mengapa” dan “bagaimana” suatu konsep bekerja dalam berbagai situasi nyata.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Deep learning menekankan proses belajar yang menyentuh ranah kognitif tingkat tinggi, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Ia mengajak siswa untuk tidak hanya sekadar menerima informasi, melainkan juga menggali makna, mempersoalkan, dan mengkontekstualisasikan pengetahuan dalam kehidupan. Proses inilah yang menggugah nalar dan merawat makna dalam belajar.

Namun, dalam praktiknya, sistem pendidikan kita masih cenderung berpihak pada model pembelajaran permukaan. Fokus masih dominan pada target kurikulum, penyelesaian materi, dan perolehan nilai ujian. Akibatnya, siswa sering kali diarahkan untuk menghafal informasi ketimbang memahami dan menerapkannya.

Pembelajaran mendalam justru menekankan pentingnya koneksi antar konsep. Siswa didorong untuk melihat keterkaitan antar materi dan bagaimana konsep yang dipelajari relevan dengan realitas di sekitar mereka. Sebagai contoh, saat membahas perubahan iklim, siswa tidak cukup hanya mengetahui definisinya, tetapi juga perlu memahami implikasinya terhadap sosial, ekonomi, dan ekologi secara holistik.

Peran guru dalam pembelajaran mendalam bukan lagi sekadar penyampai materi, melainkan fasilitator yang menghidupkan proses belajar. Guru mendorong pertanyaan, membuka ruang diskusi, dan memantik rasa ingin tahu. Ini menuntut kemampuan pedagogis dan kesabaran dalam mengelola dinamika kelas yang lebih aktif dan reflektif.

Transformasi menuju pembelajaran mendalam tidaklah mudah. Banyak guru menghadapi tantangan waktu, beban administrasi, dan keterbatasan pelatihan. Di sisi lain, siswa pun perlu beradaptasi dari kebiasaan belajar pasif ke pola belajar aktif yang menuntut berpikir kritis dan reflektif.

Dukungan dari semua pihak sangat diperlukan. Kepala sekolah harus menjadi penggerak utama budaya belajar yang lebih bermakna. Orang tua perlu menyadari bahwa nilai akademik bukan satu-satunya ukuran keberhasilan anak. Kebijakan pendidikan juga harus memberikan ruang lebih besar bagi pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada pemahaman mendalam.

Pembelajaran mendalam juga memerlukan sistem asesmen yang menilai proses, bukan hanya hasil akhir. Ujian yang baik adalah ujian yang mampu mengukur kemampuan siswa berpikir, bernalar, dan mengaitkan konsep dengan realitas, bukan sekadar soal pilihan ganda.

Teknologi dapat menjadi alat bantu yang mendukung pembelajaran mendalam jika digunakan dengan bijak. Platform digital, sumber belajar daring, dan media interaktif bisa membuka peluang eksplorasi yang lebih luas bagi siswa, sekaligus menjadi ruang refleksi dan kolaborasi.

Pada akhirnya, deep learning bukan sekadar metode, tetapi filosofi pendidikan yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang aktif, kritis, dan penuh makna. Ia membawa harapan akan pendidikan yang bukan hanya mencerdaskan, tetapi juga memanusiakan.

Pendidikan yang bermakna tidak lahir dari kecepatan menyelesaikan materi, tetapi dari kedalaman proses memahami dan merefleksikan pengetahuan. Di sinilah pembelajaran mendalam menemukan relevansinya: sebagai jalan untuk menggugah nalar dan merawat makna dalam proses belajar.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Pendidikan

Lihat semua