Peran Guru Sebagai Agen Internalisasi Merdeka Belajar Pada Generasi Digital Native

Jumat, 26 November 2021 20:49 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Guru merupakan agen pendidikan sekaligus agen perubahan yang mentrasformasi pengetahuan yang dimiliki dan senantiasa melakukan interaksi dengan peserta didik baik secara formal maupun informal. Oleh karenanya guru dalam melaksanakan tugasnya harus merdeka.

Akhir tahun 2019 merupakan tonggak awal lahirnya merdeka belajar.  Kehadiran Merdeka belajar merupakan sebuah jawaban atas tantangan era disrupsi yang terjadi saat ini. Era disrupsi yang terjadi mengharuskan berbagai sendi-sendi kehidupan tak terkecuali dunia pendidikan harus melakukan akselerasia dan lompatan untuk mengejar ketertinggalan. Sampai tulisan ini dibuat, telah diluncurkan sepuluh episode kebijakan merdeka belajar yang semuanya bertujuan untuk melakukan akselerasi di dunia pendidikan. Hadirnya kebijakan merdeka belajar sudah tentu memerlukan sebuah agen yang berperan sebagai perantara agar susksenya kebijakan yang telah diluncurkan. Salah satu agen yang mempunyai peran yang begitu penting adalah guru.

Guru yang dalam pengertian sederhana merupakan orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Jika mengacu pada pandangan masyarakat umum, guru merupakan orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, seperti di sekolah, kelompok belajar ataupun di tempat nonformal lainnya. Apabila mengacu pada undang-undang, maka yang dimaksud guru adalah  pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sesuai beberapa pengertian tentang guru maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sesorang guru merupakan agen perubahan yang mentrasformasi pengetahuan yang dimiliki dan senantiasa melakukan interaksi dengan peserta didik baik secara formal maupun informal.

Peserta didik saat ini merupakan peserta didik yang berbeda dengan peserta didik beberapa dekade sebelumnya. Peserta didik saat ini merupakan peserta didik yang tergolong generasi digital native. Marc Prensky (2001) menyatakan bahwa generasi digital native adalah generasi yang sejak lahir sudah melek teknologi sehingga mereka paham menggunakan komputer, mahir mengoperasikan video game, mampu mencari sesuatu melalui internet dan bahkan mereka paham bahasa digital. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa generasi digital native sudah terbiasa dan paham dalam mengadaptasi perangkat digital dan teknologi baru sehingga mereka akan dihadapkan pada era disrupsi teknologi.

Generasi digital native saat ini hampir tersebar merata sehingga apabila potensi ini dimanfaatkan dengan benar maka akan dapat mempercepat kemajuan suatu negara. Generasi digital native akan cenderung berinteraski dengan sesamanya melalui dunia maya. Bahkan hal ini menyebakan mereka lebih banyak mempunyai teman di dunia maya daripada di dunia nyata. Hal ini tentu berdampak pada pola interaksi dan pergaulan mereka yang begitu luas. Pola interaksi generasi digital native  yang demikian, ternyata kerap kali menimbulkan perilaku yang menyimpang dari nilai dan karakter bangsa. Beberapa perilaku yang kadang bertentangan dengan karakter bangsa yang sering ditampilkan generasi digital native misalnya berpenampilan yang mengandung unsur pornografi di akun media sosial demi menarik perhatian orang lain, kebiasaan untuk melakukan perundungan (bullying) di media sosial, membuat video lelucon (prank) yang sering menampilkan adegan yang tidak patut ditiru, dan membuat konten-konten yang berbau sara sehingga menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

Guru sebagai agen perubahan harus mampu menyesuaikan diri dengan cepat terhadap pola kehidupan dan interasi peserta didik yang demikian sehingga perilaku peserta didik yang menyimpang dapat diminimalisir. Peran yang dapat dilaksanakan guru adalah memahami berbagai kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah. Salah satunya dengan melakukan internalisasi merdeka belajar pada generasi digital native. Internalisasi dapat dilakukan guru pada satuan pendidikan masing-masing dimanapun, kapanpun sehingga apa yang menjadi harapan pemerintah dapat tercapai. Salah satunya adalah dengan mengikuti kebijakan merdeka belajar episode kelima.

Merdeka belajar episode kelima adalah guru penggerak. Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan. Program guru penggerak lahir sebagai jawaban atas kondisi yang terjadi saat ini, dimana guru tidak dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan saat mengikuti pelatihan karena kurangnya dukungan dari pemimpin sekolah. Selain itu juga, pengembangan kompetensi guru berhenti setelah pelatihan selesai yang menyebabkan guru tidak semangat melanjutkan perubahan setelah menghadapi kesulitan-kesulitan.

Program guru penggerak merupakan program yang dicanangkan  untuk mendorong terciptanya pemimpin-pemimpin pendidikan di masa depan yang dapat mewujudkan generasi Indonesia unggul. Seoroang guru yang mengikuti pendidikan guru penggerak diharapkan mampu selalu berpihak pada murid.  Guru penggerak juga diharapkan mampu menggerakkan komunitas belajar di sekolah dan luar sekolah sehingga dapat menerapkan pembelajaran aktif yang sesuai dengan tahap perkembangan murid sehingga pada akhirnya terbentuk murid yang merdeka belajar.

Guru yang lulus dari pendidikan guru penggerak diharapkan mampu menjadi pendorong terciptanya tranformasi pendidikan di Indonesia. Harapannya guru mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, menjadi pelatih (coach)/mentor bagi guru lain untuk pembelajaran yang berpusat pada murid, menjadi teladan dan agen transformasi bagi ekosistem pendidikan.

Secara keseluruhan guru yang lulus dari pendidikan guru penggerak diharapkan mampu menjadi guru yang mandiri yaitu dapat mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi, dan kolaborasi secara mandiri. Guru juga diharapkan menjadi guru yang berpihak pada murid yaitu mampu mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah. Berkaitan dengan manajemen pembelajaran, guru diharapkan mampu merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua. Sebagai insan yang mengabdikan diri di lingkungan tempat bekerja, guru diharapkan mengembangkan sekolah dengan inovasi dan kolaborasi dengan orang tua, komunitas untuk menumbuhkan kemandirian dan kepemimpinan murid. Sebagai orang yang menjalani suatu profesi yang professional, guru diharapkan memiliki kematangan moral, emosi, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik.

Guru yang mengikuti program guru penggerak akan menggunakan prinsip andragogi dan pembelajaran berbasis pengalaman. Guru akan belajar 70% belajar di tempat kerja dan komunitas praktik meliputi pemberian umpan balik dari atasan, rekan, dan siswa. Guru belajar 20% dari rekan guru lain dan 10% dari pelatihan bersama fasilitator dan pendamping. Semua proses belajar tersebut diramu menjadi aktivitas pendidikan berupa  pelatihan daring, lokakarya, konferensi dan pendampingan.

Perjalanan seorang guru untuk menjadi guru penggerak harus melalui serangkain proses mulai dari tahap seleksi hingga tahap lokakarya. Semua proses yang dilalui seorang guru untuk menjadi guru penggerak begitu berliku sehingga melalui guru penggerak akan tercapai capaian merdeka belajar berupa  terbentuknya profil pelajar Pancasila sehingga prilaku menyimpang generasi digital native dapat diminimalisir bahkan dicegah sejak dini. Begitu penting dan besarnya dampak dengan adanya guru penggerak, maka diharapkan semua guru dapat berpartisipasi aktif dalam menyukseskan program guru penggerak sehingga program merdeka belajar dapat tercapai dengan optimal.

Bagikan Artikel Ini
img-content
I Wayan Ekayogi

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Pendidikan

img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Pendidikan

Lihat semua