Anies Berlebihan Banggakan Angka Kemiskinan: Data Ini Tunjukkan Prestasi DKI Buruk

Minggu, 26 Januari 2020 18:47 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Semua data itu benar. Tak ada yang keliru. Tapi kenapa seharusnya Gubernur DKI tak membanggakan data tersebut? Soalnya, kalau kita bongkar data BPS, penurunan angka kemiskinan di DKI sepanjang 2017 sampai 2019 justru di bawah angka rata-rata nasional.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan angka kemiskinan di Jakarta saat ini paling rendah di Indonesia.  Ia mengatakan angka kemiskinan di Jakarta sebesar 3,7 persen pada 2017. Sedangkan pada 2019,  kemiskinan di Jakarta menjadi 3,42 persen.

"Angka kemiskinan di Jakarta terkecil di Indonesia. Jadi bukan hanya penurunan paling banyak, tapi juga terkecil di Indonesia," kata Anies  saat memberikan sambutan dalam acara Rakerda Gerindra DKI Jakarta di Grand Sahid Jaya, 26 Januari 2020.

Anies Baswedan  juga mengatakan angka kemiskinan di Jakarta sekarang paling kecil dalam lima tahun terakhir. "Saya baca data, kita mencapai angka persentase penduduk miskin terkecil selama lima tahun terakhir di Jakarta," ujar Anies.

Semua data  itu benar.  Tak ada yang keliru.  Tapi kenapa  seharusnya  Gubernur DKI tak membanggakan data tersebut?  Soalnya, kalau kita bongkar data BPS,  penurunan angka kemiskinan di DKI sepanjang 2017 sampai 2019 justru di bawah angka rata-rata nasional.  Angka penurunan angka kemiskinan di DKI juga termasuk 5 terburuk di Indonesia dalam dua tahun terakhir.

Sesuai rilis BPS
Semua yang disampaikan Anies tersebut  sesuai dengan rilis  Badan Pusat Stastistik, yakni tingkat kemiskinan DKI Jakarta adalah yang terendah di antara 34 provinsi di Indonesia. Persentase penduduk miskin DKI Jakarta pada September 2019 adalah 3,42 persen atau sejumlah 362,30 ribu orang. 

Angka  tersebut juga yang terendah dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Tidak salah. Hanya,  keliru besar jika membanggakan bahwa  angka kemiskinan di DKI paling rendah di Indonesia.   

Soalnya sejak dulu memang begitu,  DKI paling rendah.  Pada 2012, misalnya, angka kemiskinan di Jakarta 3,7 persen. Saat itu pesaingnya terdekatnya cuma Bali,  yakni 3,95 persen.

Selanjutnya: perbandingan....
<--more-->

Perbandingan dengan provinsi lain
Banyak sekali faktor  yang menyebabkan penurunan angka kemiskinan  di sebuah provinsi.  Tak cuma menggambarkan kinerja pemerintah daerah, tapi juga  pengaruh perekonomian nasional dan kebijakan pemerintah pusat. 

Itu sebabnya akan lebih fair jika kita bandingkan saja kinerja Pemda DKI dalam mengatasi kemiskinan dengan provinsi lain. Data ini justru menunjukkan sebaliknya. Kinerja pemda DKI dalam memerangi kemiskinan jauh tertinggal dengan provinsi lain dalam dua tahun terakhir.

Provinsi DKI tidak termasuk dalam 11 besar provinsi yang mampu mengurangi kemiskinan secara signifikan pada kurun 2017 hingga 2019. Rekor terbaik dipegang oleh Provinsi Gorontalo, diikuti oleh Jawa Tengah dan Papua Barat.

DKI kalah dengan provinsi-provinsi setara seperti Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah yang sanggup menekan angka kemiskinan dengan persentasi penurunan di atas angka nasional 0,9 persen  selama dua tahun terakhir.

Lima terburuk Data menunjukkan bahwa  DKI  berada pada urutan 5 paling bawah dalam pengurangan angka kemiskinan dalam dua tahun terakhir.  Rekor paling buruk adalah Kalimantan Timur dengan hanya sanggup mengurangi 0,17 persen angka kemiskinan. Adapun DKI hanya bisa mengurangi 0,36 persen, jauh di bawah rata-rata angka nasional, 0, 9 persen.

 

Selanjutnya: pertumbuhan ekonomi
<--more-->

Pertumbuhan ekonomi
Dalam urusan pertumbuhan ekonomi, DKI juga kalah dengan provinsi lain. Pertumbuhan ekonomi DKI masih tinggi, tapi sejak dulu juga begitu. Masalahnya, dalam memacu persentase kenaikan pertumbahan ekonomi  dalam dua tahun terakhir, DKI keteter dibanding provinsi lain yang setara.

Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur,  mampu menaikkan sedikit  pertumbuhnya dibandingkan pada 2017.  Jawa Tengah, misalnya, mencapai pertumbuhan ekonomi 5,26 pada 2017. Nah pada tahun lalu ( Januari-September)  pertumbuhannya  mencapai 5,46.

Adapun DKI yang pada 2017 berhasil tumbuh 6,22 persen  angka ini turun menjadi 6,01 pada tahun lalu (Januari-September).

Gubernur Anies sebaiknya  berhati-hati dalam menyampaikan data yang disodorkan anak buahnya. Boleh saja seorang gubernur memaparkan prestasinya.  Hal ini bahkan  harus dilakukan.  Tapi sebaiknya, menyajikan klaim prestasi  yang benar-benar sulit diperdebatkan. 
Kalau cuma ingin menurunkan angka kemiskinan atau mengurangi 30 ribu orang miskin tidaklah sulit bagi DKI yang memiliki anggaran lebih dari 80 triliun.  Hanya jangan lupakan juga pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur.

****

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Pilihan Editor

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Pilihan Editor

Lihat semua