[Indonesiana] Terkaan 3 Dekade Esok

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Inilah sebuah mimpi sederhana saya akan Indonesia. Dirgahayu bangsaku!

Malam itu,ku buka pintu,berlangitkan cahaya bulan ditemani gemerlap bintang. Duduk di pelataran depan rumahku,teringat sesuatu. Teringat jikalau bangsa ini berdirgahayu. Dirgahayu untuk yang ke 70 setelah perjuangan panjang di masa lalu.

Dengan suasana sepi dan sunyi,kala itu pikiranku terjerumus dalam angan-angan sembari memandang indahnya langit malam. Saya bermimpi akan Indonesia kedepannya. Indonesia dengan kota-kota besarnya yang bebas dari kemacetan. Indonesia dengan kota-kota besarnya yang bebas dari polusi kendaraan. Dengan rakyatnya yang sadar untuk menikmati kendaraan umum ketimbang pribadi. Demi menjaga lingkungan. Dengan masyarakatnya yang peduli sekali akan kaum yang terpinggirkan di jalanan,layaknya penyepeda dan pejalan kaki. Mobilisasi benar-benar terkoneksi antar satu daerah dengan daerah yang lain,bahkan antara sebuah kota dengan desa terpelosok sekalipun. Itulah salah satu harapanku kepada Indonesia dari sekian banyaknya harapan yang tak mampu untuk kulontarkan dan hanya bisa terbelenggu dalam pikiran.

Tak harus seperti negeri sakura Jepang dengan kereta super cepatnya. Tak harus seperti negara-negara di Eropa dengan kereta bawah tanahnya. Saya hanya berharap sederhana dari Indonesia. Hanya kereta biasa pun tak apa,atau deretan bis dan angkot yang menunggu penumpang-penumpangnya sama seperti saat ini,namun dibalik itu semua ada rasa kenyamanan dan ketentraman yang dinikmati pemakainya. Serta tentu saja antar kendaraan umum saling terintegrasi satu sama lain,menjamah daerah-daerah terpencil dan terpelosok. Tidak ada copet,pelecehan,atau bahkan pemerkosaan dalam itu semua. Saya ingin transportasi bisa diandalkan di negeri ini. Jenis apapun itu,baik yang di darat,laut maupun udara.

Saya berharap menyampahnya motor di Indonesia dapat dikurangi,kalau bisa secara signifikan. Dewasa ini,bagiku kendaraan bermesin roda dua itu sudah mulai mengganggu. Dia jadi salah satu dari biangnya angka kecelakaan di Indonesia,jadi sumber pelanggaran lalu lintas pula di jalan raya. Tak hanya itu,populasinya di masa kini pun sekiranya sudah tak wajar. Tiap sudut hunian di negeri ini selalu terpampang sepeda motor. Bahkan tak jarang barisan para motor yang berjejeran puluhan meter bak peserta upacara. Meski begitu,disini saya tak bermaksud menghakimi. Saya tidak ingin menyalahkan para pengguna motor. Keluarga saya pun punya motor. Itu hak mereka untuk memiliki kendaraan pribadi,sebagai sarana untuk memudahkan mobilisasi. Saya juga bakal setuju, bahwasannya naik motor itu lebih ‘gampang’ ketimbang naik angkutan umum. Mungkin mereka akan beralih ke kekendaraan umum bila angkutan umum di Indonesia telah tertata rapi dengan segala bentuk kenyamanan dan ketentramannya. Dan mungkin itu juga yang dijadikan alasan mereka untuk memilih sepeda motor. Saya hanya ingin menyampaikan sebuah harapan. Harapan sederhana saya terhadap Indonesia.

Tiada asap tanpa adanya api. Sama halnya dengan mimpi saya akan Indonesia. Mimpi itu hanya akan sekedar mimpi,bila tak ada yang namanya usaha. Saya tak muluk-muluk,tak perlu adanya propaganda,gerakan besar-besaran apapun layaknya kampanye dan sebagainya. Secara sederhana, itu dimulai dari diri sendiri. Dan saya sudah lakukan itu. Dulu semasa saya masih menuntut ilmu di SMK Negeri 1 Purwodadi,saya sering mengenyam perjalanan saya menuju ke sekolah di dalam angkutan kota. Dengan berongkoskan 2 ribu rupiah ketika itu,saya sudah bisa sampai ke sekolah. Tak hanya dulu,kini pun saya masih sering menggunakan fasilitas-fasilitas umum itu. Mulai dari pergi ke Kudus,Solo saya sering menggunakan bis antar kota. Pergi ke Blora dengan bernaikkan kereta. Bahkan untuk ke kota Purwodadi,saya yang dari desa pun sering melakukan perjalanan dengan bersepeda. Untuk sekedar mengikuti acara car free day, mengurus sesuatu dan yang lainnya. Itulah sepercik api dariku. Langkah-langkah kecil yang saya harap bakal terwujud ketika seabad Indonesia. Dan semoga langkah itu diikuti oleh yang lainnya. Dalam rentang 3 dekade dari sekarang hingga mendatang,semoga kita bangsa Indonesia dapat mewujudkan impian saya.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Nadzir Cahyo Utomo

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Politik Dalam Benak

Selasa, 20 Agustus 2019 18:31 WIB
img-content

[Indonesiana] Terkaan 3 Dekade Esok

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Analisis

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Analisis

Lihat semua