Misteri Naga Putih

Minggu, 8 Juni 2025 09:16 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Misteri Naga Putih
Iklan

Buku sastra anak yang meminjam tokoh naga dari Tiongkok

Judul: Misteri Naga Putih

Penulis: Qnoela Firdaus

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun terbit: 2013

Penerbit: Laksana KIDZ

Tebal: 112

ISBN: 978-602-255-246-8

 

Tema Tionghoa memang sangat menarik bagi para penulis fiksi di Indonesia. Tema Tionghoa muncul di berbagai karya fiksi sejak jaman Hindia Belanda sampai saat ini. Tema Tionghoa juga muncul dalam berbagai genre fiksi. Tema Tionghoa tak hanya dipakai dalam karya berbentuk novel yang panjang. Tema Tionghoa menghiasi karya-karya dalam bentuk cerita pendek. Ada juga yang membesut tema ini dalam bentuk puisi. Bahkan tema Tionghoa juga muncul dalam bentuk novel anak.

”Misteri Naga Putih” adalah salah satu contoh novel anak yang berlatar belakang tema Tionghoa. Karya Qnoela Firdaus ini memilih naga sebagai legenda Tiongkok yang cukup familier dengan cerita-cerita anak yang dikenal di Indonesia.

Dikisahkan di sebuah desa yang sunyi, ada seekor naga yang terkena jebakan. Naga tersebut kakinya luka karena terkena jebakan besi yang dipasang oleh penduduk setempat untuk menangkap binatang. Sang Naga yang kakinya luka terpaksa sembunyi di dalam gua karena tidak berhasil melepas jebakan yang melukai kakinya. Sang Naga juga tidak besa terbang sebab jebakan yang menempel di kakinya sangat berat.

Dalam kondisi terluka tersebut, Sang Naga bertemu dengan gadis kecil bernama Marisa. Marisa adalah anak seorang pandai besi yang sering membuat jebakan bagi binatang. Ibunya adalah seorang pembuat kue. Marisa selalu membantu ibunya berjualan kue di sela-sela kegiatan sekolahnya. Marisalah yang membantu Sang Naga melepaskan jebakan besi yang menempel di kakinya.

Seperti kebanyakan cerita anak-anak, dalam novel anak ini juga ditampilkan tokoh jahat. Tokoh jahat tersebut bernama Rasta dan Aji. Kedua tokoh jahat ini adalah anak buah dari Pak Majun, seorang tokoh desa yang pekerjaan utamanya adalah sebagai pemburu. Rasta dan Aji sangat ingin membunuh Sang Naga karena mereka tahu Sang Naga mempunyai mutiara besar dan sisiknya sangat berharga. Bahkan dalam novel ini digambarkan Rasta dan Aji tega membunuh adik Pak Majun karena ingin merebut mutiara Sang Naga yang saat itu dibawa pulang oleh adik Pak Majun.

Kisahnya beraikhir bahagia. Dimana Sang Naga berhasil terbang meninggalkan desa tersebut. Sementara Rasta dan Aji mati karena semburan api oleh Sang Naga.

Novel ini menarik karena secara terbuka Qnoela menggambarkan naga sebagai simbol orang Tionghoa. Ada tokoh Tionghoa di novel ini. Tokoh tersebut bernama Koh Acong. Koh Acong digambarkan memiliki toko kelontong. Koh Acong berbicara cedal, seperti penggambaran orang Tionghoa pada umumnya. Gambar Koh Acong bermata sipit dan berkumis tipis memanjang dengan topi khas orang Cina. Penggambaran yang demikian akan melestarikan stereotiping orang Tionghoa dan kurang baik bagi pendidikan anak-anak.

Di toko Koh Acong terdapat gambar naga. Gambar naga tersebut menjadi simbol dari keberuntungan bagi toko Koh Acong. Nah naga yang membawa keberuntungan bagi Koh Acong ini juga memberi keberuntungan bagi Marisa dan seluruh kampung. 931

Bagikan Artikel Ini
img-content
Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana

2 Pengikut

img-content

Misteri Naga Putih

Minggu, 8 Juni 2025 09:16 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Analisis

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Analisis

Lihat semua