Pengendalian Hama Tikus pada Tanaman Padi 

Rabu, 28 Mei 2025 15:59 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Gopyokan tikus
Iklan

Hama tikus momok petani. Serangannya mematikan dan hanya hitungan hari. Bagaimana solusi pemecahannya? ...

***

Tikus sawah (Rattus argentiventer) merupakan salah satu hama utama yang menyerang tanaman padi di berbagai daerah di Indonesia. Serangan tikus dapat menyebabkan kerugian signifikan, terutama saat fase generatif atau pembentukan malai. Tikus merusak tanaman dengan memakan batang, daun muda, hingga bulir padi yang hampir matang. Oleh karena itu, pengendalian hama tikus secara efektif dan berkelanjutan sangat penting untuk menjaga produktivitas pertanian.

Penyebab dan Dampak Serangan Tikus

Tikus berkembang biak dengan cepat dan memiliki kemampuan adaptasi tinggi terhadap lingkungan sawah. Mereka biasa membuat sarang di pematang, tanggul, atau semak-semak di sekitar sawah. Beberapa penyebab tingginya populasi tikus di sawah antara lain:

  • Kurangnya predator alami (ular, burung hantu, dsb.)

  • Sistem pertanian monokultur tanpa pergiliran tanaman

  • Panen tidak serempak, sehingga selalu tersedia makanan bagi tikus

Dampak serangan tikus antara lain:

  • Penurunan hasil panen hingga lebih dari 20% pada serangan berat

  • Kerusakan tanaman secara fisik

  • Ketidakefisienan dalam pengelolaan lahan

Cara Pengendalian Hama Tikus

1. Pengendalian Hayati

Menggunakan musuh alami tikus seperti:

  • Burung hantu (Tyto alba): Dapat dipelihara dengan menyediakan rumah burung hantu (artificial nest box) di sekitar sawah.

  • Ular sawah dan ular air juga merupakan predator alami tikus.

2. Pengendalian Mekanis dan Fisik

  • Gropyokan: Upaya massal menangkap dan membunuh tikus dengan melibatkan petani setempat, biasanya dilakukan secara serentak.

  • Pemasangan pagar plastik atau seng di sekitar lahan sebagai penghalang masuknya tikus.

  • Perusakan sarang tikus di pematang dan sekitar sawah.

  • Penggunaan jebakan tikus yang efektif dan ramah lingkungan.

3. Pengendalian Kultur Teknis

  • Tanam serempak antarpetani dalam satu hamparan lahan, agar tidak tersedia makanan terus-menerus bagi tikus.

  • Pengolahan lahan secara tepat waktu, membongkar sarang-sarang tikus di tanah.

  • Pengelolaan habitat: Menjaga kebersihan pematang dan lingkungan sekitar sawah.

4. Pengendalian Kimia

Penggunaan rodentisida (racun tikus) seperti zinc phosphide atau racun antikoagulan, tetapi harus digunakan secara hati-hati karena bisa berdampak pada lingkungan dan hewan non-target. Sebaiknya dilakukan oleh petani yang telah mendapat pelatihan.

5. Pengendalian Terpadu (PHT)

Pengendalian hama terpadu (PHT) menggabungkan berbagai metode di atas secara harmonis. Pendekatan ini berorientasi pada pengendalian populasi tikus agar tetap di bawah ambang ekonomi, bukan menghilangkannya sama sekali. Kunci keberhasilan PHT adalah keterlibatan aktif petani, koordinasi kelompok, dan monitoring rutin.

Pengendalian hama tikus pada tanaman padi memerlukan strategi yang terintegrasi dan partisipatif. Petani sebaiknya tidak hanya mengandalkan satu metode saja, melainkan memadukan berbagai pendekatan seperti pengendalian hayati, mekanis, dan kultur teknis. Dengan kerja sama antarpetani dan penerapan prinsip-prinsip PHT, ancaman tikus dapat ditekan dan hasil panen padi dapat terjaga secara berkelanjutan.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Ni luh Putu Ida

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Swasembada Pangan Solusi Negara Berdikari

Selasa, 29 April 2025 15:54 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Analisis

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Analisis

Lihat semua