Mahasiswi aktif Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2023. Saya memiliki hobi memasak dan mendengarkan musik.
Refleksi Peran dan Status Perempuan dalam Novel Belenggu karya Armijn Pane
Kamis, 29 Mei 2025 07:28 WIB
Novel Belenggu karya Armijn Pane menggambarkan pergulatan perempuan dalam menghadapi patriarki, mencari kebebasan, dan meraih kesetaraan.
“Bukan sudah kukatakan dahulu, aku cuma dapat menjadi teman saja, aku tiada dapat menaruh cinta padamu sekarang, sekarang kita sudah kawin, memang laki-laki loba, kesukaannya saja yang diingatnya, engkau mengharapkan cintaku, engkau hendak kupuji, engkau hendak dimanjakan sebagai suami tersayang." (Belenggu: 2008, hlm. 65-66)
"Biasanya ia sudah tidur atau sudah berbaring di tempat tidur, seolah-olah sudah tidur nyenyak, tetapi sebenarnya ia menunggu Kartono pulang." (Belenggu: 2008, hlm. 58)
"Memang Tini, kita berlainan paham...” “Seperti langit dan bumi, Ibu!!”. “Aku bukan terlalu kolot.” Tini tertawa, “Saya yang terlalu modern!” “Memang Tini! Kalau di mata kami, tiada baik kalau seorang istri banyak-banyak keluar malam, tidak ditemani suaminya!” matanya memandang Tini dengan tajam." (Belenggu: 2008, hlm. 56-57)
“Bukankah kakiku juga pergi sendirian? Mengapa aku tidak boleh? Apa bedanya?” Ketika Nyonya Rusdio hendak menyela, katanya. “Dengarlah dahulu. Ibu membedakan perempuan dan laki-laki. Itulah pokok perbedaan paham kaum Ibu dan kami perempuan sekarang." (Belenggu: 2008, hlm. 56-57)
“Kami bimbing nasib kami sendiri, tiada hendak menanti rahmat dari laki-laki.” (Belenggu: 2008, hlm. 56-57)

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Cerminan Nilai-Nilai Religus dalam Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A.A. Navis
Kamis, 29 Mei 2025 07:32 WIB
Refleksi Peran dan Status Perempuan dalam Novel Belenggu karya Armijn Pane
Kamis, 29 Mei 2025 07:28 WIBArtikel Terpopuler