Kritik Sosial dalam Cerpen berjudul Perempuan Itu Bernama Lara

Selasa, 27 Mei 2025 19:31 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Perempuan Itu Bernama Lara
Iklan

Mengkaji nilai kritik sosial dalam karya sastra, cerpen "Perempuan Itu Bernama Lara" karya AA Navis.

Ali Akbar Navis atau yang lebih dikenal dengan AA Navis, merupakan seorang sastrawan ternama kelahiran Padang Panjang. AA Navis sangat menggemparkan dunia sastra Indonesia pada saat penerbitan cerpennya yang berjudul Robohnya Surau Kami. AA Navis dikenal dengan kritik tajam yang dilontarkannya melalui karya-karyanya. Cerpen karya sastrawan kelahiran 1924 ini benar-benar menyita perhatian publik pada masa itu.

Ketenaran cerpen Robohnya Surau Kami membuatnya dijadikan sebagai judul buku dari kumpulan cerpen karya AA Navis lainnya. Buku kumpulan cerpen berjudul Robohnya Surau Kami  ini berisi banyak cerpen lainnya yang tidak kalah menarik. AA Navis selalu mampu menghasilkan karya-karya yang sarat akan kritik sosial dengan permainan karakter tokoh yang mendalam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu cerpen dalam buku kumpulan tersebut yang juga berisi kritik sosial adalah cerpen dengan judul Perempuan Itu Bernama Lara. Cerpen dengan tiga tokoh penting, yaitu Lara, Dali, dan Kapten (suami Lara) menyajikan kritik sosial mengenai nilai perempuan dengan sederhana namun mendalam. Dengan permainan karakter yang cukup kuat melalui tokoh Dali, AA Navis berhasil menghidupkan kritik sosial mengenai nilai perempuan dalam diri Lara dengan sangat halus.

Cerpen Perempuan Itu Bernama Lara  menunjukkan adanya pandangan merendahkan terhadap nilai diri perempuan yang dilakukan oleh Kapten pada istrinya, Lara. Diceritakan bahwa Kapten telah merendahkan diri Lara dan bahkan menjadikannya sebagai pemuas para ‘anak jawi’ miliknya. ‘Si Kapten’, begitu AA Navis menyebutnya, telah menjadi germo bagi istrinya sendiri dan memaksanya untuk terus melayani lelaki lain.

“Sejak mula kawin aku sudah curigai dia peranak jawi. Maka itu aku ikuti dia bergerilya. Supaya perangainya tidak berkelanjutan. Justru di sini aku digermoinya.”

Pemaksaan yang dilakukan Kapten terhadap Lara yang berlangsung begitu lama membuat Lara muak dan hendak melarikan diri dari suaminya, namun usahanya itu tidak membuahkan hasil. Lara pada akhirnya baru bisa lepas dari cengkeraman Kapten setelah kematian ‘Si Kapten’. Namun, meski sudah terlepas dari pemaksaan suami yang menggermoinya, sayangnya Lara tetap tidak dapat mengubah banyak hal dalam hidupnya. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa Lara harus tetap ‘memperdagangkan dirinya’.

“Dagang apalagi kalau sudah terlanjur dari dulu. Aku dagang diriku sendiri.” Jawab Lara dengan suara datar, seperti padanya tak lagi ada emosi.

Cerpen ini secara halus memberi kritik akan sistem sosial masyarakat yang secara sengaja dan tidak sengaja telah merendahkan nilai diri perempuan. Cerpen ini menggambarkan kesulitan perempuan untuk melawan dan kesulitan perempuan untuk lepas dari hal yang terlanjur dilekatkan pada dirinya. Cerpen ini juga menyinggung keterlibatan laki-laki dalam merendahkan nilai diri perempuan dan ketiadaan upaya laki-laki untuk membantu meningkatkan nilai diri perempuan.

Cerpen ini juga menunjukkan bahwa masyarakat sejak dulu hingga saat ini, masih dihadapkan pada persoalan yang sama. Persoalan yang telah menjadi momok menakutkan bagi perempuan dan kenyataan bahwa sistem sosial masyarakat masih gagal memberi ruang aman perempuan. Hal ini membuat kritik-kritik sosial mengenai tuntutan akan perlindungan atas hak perempuan terus digaungkan dalam berbagai karya sastra lintas zaman. Kritik sosial mengenai nilai diri perempuan dalam karya sastra ini tentunya harus bisa disikapi dengan lebih baik dan bijaksana, agar tercipta tatanan masyarakat yang lebih baik dan aman bagi semua.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Humairoh Azzahra

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Analisis

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Analisis

Lihat semua