Pendidikan Anak Usia Dini

Mendidik dengan hati pada masa golden Age pada anak Usia Dini agar tumbuh kembang dengan baik berguna bagi bangsa dan negaranya

"Mendidik dengan Hati di Masa Keemasan Anak"

Senin, 19 Mei 2025 saya melakukan wawancara eksklusif bersama Ibu Rita Setiarsi, Pendidik KB Karunia I desa ketos Paranggupito.

Di sebuah ruang kelas yang penuh warna, tawa anak-anak terdengar riang. Boneka, balok huruf, dan lukisan jari-jari mungil tertempel rapi di dinding. Di tengah suasana hangat itu, kami berbincang dengan sosok yang menjadi tumpuan pendidikan anak usia dini di KB Karunia I," Ibu Rita Setiarsi." 

Dengan senyum ramah dan suara lembut, Ibu Rita menyambut kami. Ia telah mengabdikan diri selama lebih dari satu dekade sebagai pendidik PAUD. Bagi beliau, mendidik anak usia dini bukan sekadar profesi melainkan panggilan hati.

Ibu Rita menyampaikan mulai bergabung di KB Karunia I sejak tahun 2018. Awalnya saya membantu sebagai tenaga pendamping, lalu perlahan mengikuti pelatihan dan pendidikan formal terkait PAUD. Dari situlah saya merasa bahwa ini adalah dunia saya. Saya jatuh cinta pada proses mendampingi anak-anak di usia dini. 

Rasanya mendidik anak usia campur aduk antara bahagia, haru, tertantang, bahkan kadang-kadang lelah. Tapi semua itu terbayar saat melihat anak yang tadinya pemalu jadi berani tampil, atau anak yang dulu belum bisa bicara sekarang sudah bisa menyanyi dengan lantang. Anak-anak itu tulus, dan kehadiran kita sebagai guru sangat berarti dalam perjalanan mereka. 

Di sini kami menggunakan pendekatan belajar sambil bermain. Karena anak usia dini belum cocok dengan metode yang terlalu akademis. Kami menyesuaikan kegiatan dengan tahap perkembangan mereka, baik dari sisi motorik, sosial emosional, bahasa, maupun kognitif. Setiap hari ada jadwal yang seimbang antara aktivitas fisik, seni, bermain bebas, dan juga bercerita.

Tantangan utamanya adalah setiap anak itu unik. Ada yang cepat menangkap pelajaran, ada yang butuh pendekatan lebih personal. Ada juga anak yang sulit berpisah dari orang tuanya, atau yang emosinya masih belum stabil. Kita sebagai guru harus sabar, kreatif, dan peka membaca kebutuhan mereka. Apalagi di zaman sekarang, pengaruh gawai juga menjadi tantangan tersendiri. 

Kelompok Bermain Karunia I  alhamdulillah, sudah menjalin komunikasi yang cukup intens dengan orang tua wali dengan Adanya grup WhatsApp, laporan harian, dan pertemuan rutin. Kami percaya bahwa pendidikan anak tidak bisa hanya dilakukan di sekolah, harus ada sinergi dengan orang tua di rumah. Karena anak-anak belajar lebih banyak dari contoh dan lingkungan di rumah. 

Banyak sekali. Tapi salah satu yang paling berkesan adalah saat melihat anak-anak tampil di pentas seni. Mereka biasanya pemalu dan sulit diatur saat latihan, tapi ketika hari H tiba, mereka tampil percaya diri. Itu mengharukan sekali. Juga saat ada alumni yang datang dan bilang, “Bu, saya ingat dulu Ibu ajari saya berhitung.” Rasanya haru banget, apalagi kalau mereka sudah SD dan jadi anak yang berprestasi.

Saya berharap semakin banyak pihak yang peduli terhadap pentingnya PAUD. Pendidikan di usia dini adalah fondasi utama bagi masa depan anak. Jika fondasinya kuat, mereka akan lebih siap menghadapi jenjang pendidikan berikutnya. Saya juga berharap kesejahteraan guru PAUD bisa lebih diperhatikan, karena peran kami sangat strategis, "Tegas, bu rita" 

Pesan untuk semua orang tua, jangan pernah meremehkan waktu bersama anak. Pelukan, pujian, dan perhatian dari orang tua adalah ‘bahan bakar’ utama bagi perkembangan anak. Jangan terlalu cepat memaksakan prestasi, tapi dampingi proses belajar mereka dengan cinta. Setiap anak itu istimewa dan punya waktunya masing-masing untuk bersinar. 

Wawancara dengan Ibu Rita Setiarsi membuka mata kita bahwa pendidikan anak usia dini adalah kerja hati. Di balik tawa dan nyanyian anak-anak, ada kerja keras para pendidik seperti beliau yang dengan sabar membentuk karakter, kebiasaan, dan semangat belajar anak sejak dini. Semoga semakin banyak sosok seperti Bu Rita di penjuru negeri.