Sampang Kembangkan Ekowisata Mangrove

Sabtu, 17 Mei 2025 20:16 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Hutan Mangrove di Pantai
Iklan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Jawa Timur, menunjukkan komitmen kuat dalam mengembangkan potensi pariwisata berbasis lingkungan.

Salah satu langkah strategis yang tengah digencarkan adalah pengembangan objek wisata hutan mangrove, sebuah upaya ganda untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir sekaligus melestarikan lingkungan dari ancaman abrasi pantai yang semakin nyata.

Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Sampang, Endah Nursiskawati, mengungkapkan bahwa salah satu fokus pengembangan saat ini tertuju pada hutan mangrove yang terletak di Desa Marparan, Kecamatan Sreseh. Inisiatif ini mulai difasilitasi secara intensif oleh Pemkab Sampang sejak tahun 2022, dengan menggandeng Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat sebagai pengelola utama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih lanjut, Endah menjelaskan bahwa pengembangan objek wisata mangrove ini dilandasi oleh dua pertimbangan krusial. Pertama, adalah potensi peningkatan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Dengan hadirnya destinasi wisata yang menarik, diharapkan akan tercipta peluang usaha baru, mulai dari penjualan makanan dan minuman, penyediaan jasa parkir, hingga kerajinan lokal. Kedua, pengembangan ini juga merupakan langkah proaktif dalam melestarikan ekosistem pesisir pantai.

Hutan mangrove memiliki peran vital dalam menahan gelombang dan arus laut, sehingga mampu mengurangi risiko abrasi pantai yang mengancam keberlangsungan hidup masyarakat pesisir.

"Dua hal ini yang menjadi dasar bagi Pemkab Sampang untuk mengembangkan objek wisata tersebut disamping jenis objek wisata ini memang sedang menjadi tren akhir-akhir ini," tutur Endah, menekankan sinergi antara aspek ekonomi dan ekologi dalam program pengembangan ini.

Kesungguhan Pemkab Sampang dalam mewujudkan pengembangan ekowisata mangrove ini dibuktikan dengan upaya aktif dalam mencari dukungan pendanaan. Pendampingan intensif telah dilakukan, termasuk pengajuan proposal bantuan dana hibah kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan alokasi dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

"Ternyata usulan yang kami sampaikan direspon dengan baik, dan Pemprov Jatim memberikan dana hibah sebesar Rp360 juta," ungkap Endah dengan antusias. Dana hibah tersebut diwujudkan dalam bentuk fasilitas wisata yang sangat dibutuhkan, seperti tracking mangrove yang memungkinkan wisatawan menjelajahi keindahan hutan, toilet yang memadai, gazebo sebagai tempat beristirahat, ornamen-ornamen yang mempercantik kawasan, serta berbagai kelengkapan penunjang lainnya.

Selain dukungan dari Pemprov Jatim, pengembangan objek wisata mangrove di Desa Marparan juga mendapatkan uluran tangan dari sektor swasta. PT Pelindo turut berkontribusi dengan memberikan bantuan senilai Rp360 juta. Sinergi antara pemerintah dan pihak swasta ini menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam memajukan potensi daerah.

Berkat kolaborasi dan investasi tersebut, objek wisata mangrove di Desa Marparan kini mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan. Daya tarik alam yang unik dan fasilitas yang semakin memadai berhasil menarik minat wisatawan. Endah mengungkapkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan setiap bulannya mencapai angka yang menggembirakan, yakni sekitar 3 ribu orang.

Dampak positif dari ramainya kunjungan wisatawan ini langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar. "Ekonomi masyarakat sekitar juga hidup, karena masyarakat sekitar bisa menjual berbagai jenis makanan dan minuman kepada para pengunjung," jelas Endah. Dengan demikian, pengembangan ekowisata mangrove tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga secara nyata meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

Objek wisata mangrove di Desa Marparan menjadi salah satu dari 30 objek wisata yang saat ini tercatat di Kabupaten Sampang. Dari jumlah tersebut, lima di antaranya telah mengantongi Tanda Daftar Usaha Pariwisata yang dikeluarkan oleh Pemkab Sampang, termasuk hutan mangrove yang terletak di Desa Marparan. Hal ini menunjukkan keseriusan Pemkab Sampang dalam mengelola dan mengembangkan potensi pariwisata secara profesional dan berkelanjutan.

Pengembangan objek wisata hutan mangrove di Sampang ini menjadi contoh inspiratif bagaimana pemanfaatan potensi alam dapat berjalan selaras dengan upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan, keberhasilan ini dapat menjadi motivasi bagi daerah lain untuk mengembangkan potensi serupa, demi kemajuan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan pesisir di seluruh Indonesia.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Travel

Lihat semua