Cermin Retak Penegakan Hukum Ulah Anak Presiden  

Senin, 5 Mei 2025 13:09 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Poster film The Beekeeper. Foto: Dok. Miramax.
Iklan

Bukan rahasia lagi bahwa hubungan politik dan uang bisa memengaruhi jalannya keadilan.

***

FILM aksi-thriller berjudul The Beekeeper, yang dibintangi Jason Statham, bukan sekadar suguhan adrenalin. Di balik aksi brutal dan karakter vigilante yang diperankan Statham, film ini menyisipkan pesan moral yang mengejutkan, relevan dengan kondisi penegakan hukum di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jason Statham memerankan Adam Clay, seorang mantan agen rahasia dari organisasi clandestine. Setelah pensiun, ia merintis hidup damai sebagai peternak lebah di pedesaan Massachusetts.

Disutradarai David Ayer, The Beekeeper termasuk dalam daftar film aksi terbaik tahun 2024 menurut Polygon, berkat konsepnya yang unik dan eksekusi yang menghibur. Film ini dibuka dengan tragedi yang mengiris hati: seorang wanita lansia, Eloise Parker, yang syok dan tewas setelah kehilangan dana amal sebesar dua juta dolar AS dalam rekening banknya akibat kejahatan phishing

Tak ada aparat yang bertindak cepat. Tak ada lembaga hukum yang memberi perlindungan nyata. Ini mencerminkan kenyataan pahit di Indonesia: banyak korban kejahatan, terutama masyarakat kecil, merasa dibiarkan begitu saja oleh sistem hukum yang lambat, tumpul, dan berbelit.

Clay kemudian kembali ke dunia lamanya untuk membalas dendam. Ia menghadapi jaringan penipu yang dipimpin oleh Derek Danforth, putra Presiden AS.

Frustrasi Kolektif
Adam Clay, sang protagonis, memilih menegakkan keadilan sendiri. Tindakannya yang keras dan di luar hukum adalah refleksi dari frustrasi kolektif masyarakat terhadap sistem yang gagal. Fenomena serupa juga bisa kita lihat di Indonesia, ketika masyarakat mendukung atau bahkan melakukan tindakan main hakim sendiri karena merasa penegak hukum tak berpihak pada mereka.

Dalam film tersebut, penjahat utamanya adalah anak presiden yang memimpin jaringan kejahatan siber. Ini seperti sindiran telak terhadap sistem hukum yang seringkali "tajam ke bawah, tumpul ke atas."

Di negeri kita, bukan rahasia lagi bahwa hubungan politik dan uang bisa memengaruhi jalannya keadilan. Penegakan hukum menjadi selektif, hanya tegas jika pelakunya rakyat biasa.

The Beekeeper juga menyampaikan pesan bahwa siapa pun, bahkan orang biasa sekalipun, bisa menjadi agen perubahan. Dalam kehidupan nyata, ini adalah seruan moral bahwa masyarakat sipil perlu terus bersuara, mengawasi, dan mendesak reformasi hukum agar lebih adil dan merata.

Renungan Serius
Meski dibalut dalam kemasan hiburan, The Beekeeper sejatinya mengajak kita bercermin. Jika keadilan hanya bisa ditegakkan lewat kekerasan dan balas dendam, maka kita patut bertanya: seberapa rusaknya cermin hukum yang kita miliki?

Saatnya menuntut sistem hukum yang benar-benar melindungi, bukan hanya jadi ornamen demokrasi. Karena jika kita terus membiarkan ketidakadilan terjadi, maka sang vigilante alias "penjaga keadilan" seperti Adam Clay mungkin akan muncul — dan itu bukan pertanda kemajuan, melainkan kegagalan negara hukum.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Asep K Nur Zaman

Penulis Indonesiana l Veteran Jurnalis

4 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Hiburan

Lihat semua