Fentanil: Senjata Kimia Senyap di Dunia Narkoba

Sabtu, 17 Mei 2025 20:21 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Cairan Fentanyl
Iklan

Ancaman fentanil tidak hanya dalam bentuk serbuk atau pil, tapi bisa menyusup ke dalam liquid vape atau rokok elektrik.

***

DALAM gemerlap kehidupan modern, tersembunyi ancaman mematikan yang tak terlihat: fentanil. Zat ini bukan sekadar narkotika; ia adalah senjata kimia senyap yang menyusup ke berbagai lapisan masyarakat, menghancurkan kehidupan tanpa suara, tanpa peringatan. Tidak terdengar seperti ledakan atau deru mesin perang, tetapi daya rusaknya menandingi bencana besar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fentanil adalah opioid sintetis yang sekitar 30 hingga 50 kali lebih kuat dari heroin dan 50 hingga 100 kali lebih kuat dari morfin. Hanya dengan 2 miligram—setara dengan beberapa butir garam atau seujung pensil—seseorang bisa mengalami overdosis fatal. Zat ini menyerang pusat pernapasan di otak, menghentikan napas hanya dalam hitungan menit. Yang membuatnya lebih menakutkan: overdosis sering kali terjadi sebelum bantuan medis dapat diberikan.

Di Amerika Serikat, fentanil kini menjadi penyebab utama kematian akibat overdosis, dengan lebih dari 70.000 korban jiwa setiap tahunnya. Karena sifatnya yang sangat mematikan, para analis keamanan bahkan menyebut fentanil sebagai bentuk senjata pemusnah massal berbasis kimia, yang digunakan bukan untuk perang antarnegara, melainkan perang terhadap kehidupan sipil.

Penyebaran Global
Fentanil awalnya dikembangkan untuk keperluan medis, seperti penghilang rasa sakit bagi pasien kanker. Namun, kartel narkoba di Meksiko—seperti Kartel Sinaloa dan Jalisco New Generation Cartel—mengambil alih produksinya secara ilegal. Bahan-bahan prekursor kerap dikirim dari Tiongkok, lalu diproses di laboratorium gelap Meksiko sebelum diselundupkan ke pasar internasional, terutama ke Amerika Serikat.

Kini, penyebaran fentanil meluas ke berbagai negara, termasuk kawasan Asia Tenggara. Posisi Indonesia yang strategis sebagai negara kepulauan menjadikannya jalur transit potensial—bahkan juga pasar baru.
Indonesia sendiri dalam kondisi darurat narkotika. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan bahwa pada tahun 2023 terdapat sekitar 3,6 juta pengguna narkoba, dan 27% di antaranya adalah generasi muda berusia 15–35 tahun.

Selama Januari hingga Februari 2025 saja, aparat telah mengungkap 6.881 kasus peredaran narkotika, dengan total barang bukti mencapai 4,1 ton—mulai dari sabu, ekstasi, ganja, hingga kokain. Lebih mencemaskan lagi, BNN mengidentifikasi lebih dari 900 “kampung narkoba” yang telah menjadi titik rawan peredaran dan konsumsi narkotika.

Modus Baru: Narkoba dalam Cairan Vape
Ancaman fentanil tidak hanya datang dalam bentuk bubuk atau pil. Saat ini, sindikat narkoba juga menggunakan metode yang lebih licik dan sulit dideteksi: liquid vape atau rokok elektrik.

Beberapa kasus di Indonesia telah mengungkap modus baru ini. Misalnya, di Batam, Kepulauan Riau, polisi menggagalkan penyelundupan 170 refill pod vape yang mengandung etomidat, senyawa anestetik yang bekerja seperti narkoba.

Di Jakarta Barat, aparat menemukan pabrik rumahan yang memproduksi liquid vape mengandung sabu. Di Nunukan, Kalimantan Utara, Fluoro-MDMB-BUTINACA, zat psikoaktif sintetis, ditemukan dalam liquid yang mudah diakses oleh pelajar.

Meskipun belum ada laporan resmi mengenai fentanil dalam cairan vape di Indonesia, modus ini sangat mungkin terjadi. Di luar negeri, terutama Amerika Serikat, pihak berwenang sudah mewaspadai kemungkinan pencampuran fentanil ke dalam liquid vape sebagai cara distribusi baru yang mematikan.

Perang Panjang Melawan Narkotika
Pemerintah Indonesia telah mengerahkan berbagai strategi untuk melawan peredaran narkoba, termasuk fentanil. BNN dan Polri memperkuat operasi gabungan, memperluas akses rehabilitasi, dan meningkatkan kampanye edukasi publik.

Namun, tantangannya tidak kecil. Teknologi komunikasi dan jaringan distribusi sindikat internasional membuat mereka selangkah lebih cepat. Penyelundupan dilakukan melalui jalur laut, udara, darat, bahkan e-commerce. Modus cairan vape adalah contoh nyata bagaimana narkoba bisa “menyamar” dalam keseharian kita.

Jangan Tinggal Diam
Fentanil adalah ancaman global—bukan hanya bagi pengguna, tetapi juga bagi siapa pun yang bisa terpapar secara tidak sengaja. Bahkan, petugas penegak hukum yang menangani zat ini harus menggunakan alat pelindung diri penuh untuk menghindari risiko overdosis karena kontak kulit atau pernapasan.

Sebagai masyarakat, kita tak bisa tinggal diam. Edukasi, kesadaran, dan partisipasi aktif dalam mencegah penyebaran narkoba menjadi benteng terakhir pertahanan kita. Fentanil adalah senjata pemusnah massal yang tidak berbunyi. Tapi jika tak dihentikan, ia akan meninggalkan jejak kehancuran yang panjang.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Asep K Nur Zaman

Penulis Indonesiana l Veteran Jurnalis

4 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Pilihan Editor

Lihat semua