Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH A.R. FACHRUDDIN
Ragam Bahasa di Media Sosial
Rabu, 7 Mei 2025 07:40 WIB
Menjelaskan tentang ragam bahasa di media sosial
Seiring perkembangan zaman, penggunaan bahasa juga mengalami perubahan di kalangan remaja saat ini. Perkembangan bahasa yang terjadi di era ini adalah munculnya bahasa gaul, yaitu bahasa yang tidak baku dan tidak memiliki kaidah bahasa seperti bahasa Indonesia.
Laju perkembangan informasi dan teknologi dalam bingkai digitalisasi yang semakin pesat turut berpengaruh pada meningkatnya penggunaan media sosial dalam masyarakat. Beberapa media sosial yang berkembang saat ini seperti facebook, instagram, twitter, youtube, dll telah melahirkan gaya hidup baru dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Bahasa indonesia dapat dipelajari oleh siapapun. Dalam variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda, seperti lisan dan tulisan. Penggunaan bahasa lisan lebih digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti ngobrol, berpuisi, pidato, ceramah, dan lain-lain. Pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa. Perkembangan bahasa Indonesia di kalangan dewasa, remaja, dan anak-anak mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan semakin tingginya tingkat pergaulan remaja.Maka bermunculan lah bahasa pergaulan yang disebut bahasa gaul seperti elo, gue, tau, cewek, dan sebagainya.
Gaya Ragam Bahasa
Gaya ragam bahasa di media sosial sangat beragam dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jenis media sosial, audiens, dan tujuan komunikasi. Beberapa gaya bahasa yang umum di media sosial meliputi bahasa gaul, singkatan, bahasa daerah, bahasa asing, dan penggunaan emoji atau simbol. Dalam lingkungan media sosial, pengguna sering menggunakan bahasa yang informal, singkatan, istilah baru, emoji, dan sejenisnya untuk berkomunikasi dengan cepat dan ringkas. Bahasa yang digunakan di media sosial seringkali lebih santai, sederhana, dan tidak mematuhi aturan tata bahasa formal. Contohnya, pengguna sering kali menggunakan singkatan atau abreviasi, seperti "wkwk" untuk menggambarkan tawa, "kzl" untuk menyatakan kemarahan, atau "yg" untuk menggantikan kata "yang". Selain itu, penggunaan emoji juga menjadi populer dalam ekspresi emosi dan menyampaikan pesan secara visual(Ardhianti, 2019).
ragam bahasa mereka dalam bermedia sosial adalah (1) mempersingkat kata. Misalnya kata tidak sering ditulis dengan tdk, kata cowok dan cewek dengan cwok dan cwek, gak ada dengan ga da. (2) Ragam bahasa yang digunakan oleh influencer adalah penggunaan frasa yang tidak tepat. 3) Penggunaan bahasa asing baik secara utuh maupun menggabungkan dalam penggalan bahasa Indonesia. Bahasa asing yang digunakan merupakan bahasa Inggris seperti good night, good morning dan bahasa Arab seperti kata Alhamdulillah.
Fungsi
variasi bahasa baru yang muncul di media sosial juga dapat memberikan manfaat dalam perkembangan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa yang kreatif dan inovatif mendorong keberagaman dan fleksibilitas bahasa. Hal ini dapat memperkaya kosakata, memperluas kemampuan ekspresi, dan mendukung kreativitas dalam berbahasa.Ragam bahasa di media sosial memiliki beberapa fungsi penting, antara lain sebagai alat komunikasi, ekspresi diri, membangun hubungan sosial, dan kontrol sosial. Ragam bahasa juga dapat berfungsi untuk menginformasikan dan mengajak, serta menarik perhatian atau menjalin hubungan dengan orang lain.
Selain itu, media sosial juga memberikan aksesibilitas yang lebih luas bagi masyarakat untuk belajar dan mengembangkan bahasa Indonesia. Banyak konten berbahasa Indonesia yang dibagikan di media sosial, termasuk tutorial, video pendidikan, dan materi pembelajaran. Hal ini memungkinkan individu dari berbagai latar belakang dan lokasi geografis untuk mempelajari bahasa Indonesia dengan lebih mudah dan fleksibel.
Dampak
Salah satu dampak utama pengaruh media sosial terhadap perkembangan bahasa Indonesia adalah variasi bahasa yang muncul. Dalam lingkungan media sosial, pengguna sering kali menggunakan kata-kata slang, istilah baru, singkatan, dan gaya bahasa yang lebih santai dan informal(Juditha, 2019). Hal ini mencerminkan kebutuhan untuk berkomunikasi dengan cepat dan efisien di dunia online yang cepat dan dinamis. Komunikasi yang terjadi di media sosial juga seringkali tidak terikat oleh aturan-aturan tata bahasa yang kaku, sehingga bahasa Indonesia mengalami perubahan dalam gaya dan penggunaannya. Namun demikian, pengaruh media sosial juga membawa dampak positif dalam perkembangan bahasa Indonesia. Melalui media sosial, bahasa Indonesia dapat menjadi sarana untuk mempromosikan budaya dan identitas bangsa di tingkat global(Mokhtar et al., 2019). Media sosial memungkinkan pengguna untuk berbagi informasi tentang budaya, tradisi, dan kekayaan bahasa Indonesia kepada masyarakat internasional. Bahasa Indonesia juga dapat digunakan sebagai alat untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai negara di dunia, sehingga memperluas penggunaan dan pemahaman terhadap bahasa tersebut.
Dampak dari penggunaan bahasa yang informal dan bentuk-bentuk kata baru ini adalah terciptanya variasi bahasa baru yang tidak terdapat dalam kamus bahasa Indonesia tradisional. Pengguna media sosial sering kali menciptakan kata-kata dan frasa-frasa baru yang mungkin tidak pernah ada sebelumnya. Misalnya, kata "kepo" yang berasal dari singkatan "kepoin" yang berarti "penasaran" atau "tertarik" menjadi sangat populer di media sosial dan sekarang digunakan secara luas dalam percakapan sehari-hari.
Secara keseluruhan, pengaruh media sosial terhadap perkembangan bahasa Indonesia di era globalisasi sangatlah signifikan. Meskipun pengaruh tersebut membawa variasi bahasa baru dan perubahan dalam penggunaan bahasa, media sosial juga membuka peluang untuk mempromosikan budaya dan identitas bangsa serta memperluas aksesibilitas belajar bahasa Indonesia.
Kesimpulan
Bahasa mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat penuturnya. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Perubahan tersebut juga dialami oleh bahasa Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena bahasa Indonesia dipakai secara luas dengan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan keperluannya.
Menggunakan ragam bahasa yang tepat dan menarik di media sosial, mengeksplorasi berbagai gaya bahasa, dari bahasa gaul yang santai hingga bahasa formal yang profesional.
Daftar Pustaka
Oktavia Lestari P. Variasi Ragam Bahasa Dalam Kehidupan Remaja. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Bangun, A.M. Nasution, A.F.M. Sinaga, R.N. Sastra, D.F.S. Khairani, W. (2024). Analisis Pengaruh Media Sosial Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi. Jurnal Bahasa Daerah Indonesia. Vol.1(3) 1-9
Teuku Mahmud. (2022). Kajian Ragam Bahasa Pada Konten Media Sosial Instagram Influencer di Aceh. Journal scientific of Mandalika. Vol.3(1) 2809-0543
Prayudi, S. Nasution, W. ( 2020). Ragam Bahasa Dalam Media Sosial Twitter: Kajian Sosiolinguistik. Jurnal Metamorfosa. Vol.8(2)
Hasri yulianti. (2023). Analisis Ragam Bahasa Gaul Yang Digunakan Remaja Milenial Pada Komentar Di Media Sosial Tiktok. Jurnal Pendifikan Kewarganegaraan dan Pancasila. Vol.1(2) 117-131
Wulanda Mahfudah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah A.R. Fachrudin

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Perbedaan Kutipan Langsung dan Tidak Langsung
Minggu, 25 Mei 2025 09:47 WIB
Pentingnya Tanda Baca Pada Kalimat
Rabu, 14 Mei 2025 21:56 WIBArtikel Terpopuler