Catatan Perlawanan dari Palmerah
Jumat, 28 Maret 2025 20:27 WIB
Ratusan alumni Tempo menyambangi kantor Tempo memberikan dukungan pada adik-adiknya yang menuai teror kepala babi dan bangkai tikus.
Berawal dari keresahan para alumnus Tempo yang tergabung di salah satu grup alumni bernama Catatan dari Palmerah-Indonesiana, Bang Yon Moeis serta Mas Tulus Wijanarko, editor Indonesiana, mengajak anggota grup untuk berkunjung ke kantor Tempo di Palmerah. Tujuannya untuk memberi dukungan kepada awak redaksi, terutama Francisca Christy Rosana atau Chicha dan tim Bocor Alus Politik yang mendapat teror kepala babi dan enam tikus mati.
Setelah disepakati waktu berkunjung, yakni Senin, 24 Maret 2024 pukul 11.00, Bang Yon Moeis membuat daftar alumni yang akan hadir. Sejak minggu pagi hingga malam, list itu diisi dengan nama-nama anggota grup hingga di luar grup Catatan dari Palmerah.
Grup Whatsapp Catatan dari Palmerah sendiri dibuat sesuai dengan nama rubrik di Indonesiana, Catatan dari Palmerah. Rubrik ini khusus dihuni dan diisi tulisan dari para suhu Tempo. Semua alumni, baik yang pensiun ataupun memutuskan keluar, segala usia, bisa berkontribusi di laman ini. Ini kali pertamanya saya menulis di rubrik ini.
Saya lupa bahwa tidak semua alumni bergabung di grup ini, mereka tersebar di berbagai grup, entah itu sesuai angkatan, asal daerah, minat, ataupun tema lainnya. Sehingga informasi tentang kunjungan sekaligus reuni itu menyebar ke alumni lain dari yang tua sampai muda. Dari 68 orang yang ada di list, menjadi 100-an yang hadir.
Bahkan pertemuan ini lebih tepat waktu dibanding acara kantor biasanya. Jam 11.00 kantor sudah ramai, tak lama kemudian semuanya sudah duduk rapi di kursi lantai 3,5. Pertemuan ini hangat dan haru, bahkan jadi ajang temu kangen dan bersosialisasi setelah lama terpisah.
Bukan ketakutan akan teror yang menyatukan kami dan membuat kami berkumpul, tapi ada kondisi kebatinan yang sulit tuk diungkapkan. Bahkan Mbak Mardiyah Chamim, yang menyerahkan bunga sebagai simbol dukungan untuk Chicha, tidak dapat berkata-kata. Sebab rumah kami yang kami banggakan, sekolah jurnalistik kami, tempat kami bekerja, berkarier, dan jadi mata pencarian kami, tempat kami berjuang dan berkarya, diperlakukan seperti itu. Bukan karena kesalahan atau kejahatan yang dibuatnya, melainkan karena keberanian dan kebenaran yang disampaikannya.
Awalnya saya ingin membuat cerita tentang diri saya dan Tempo, mengapa saya begitu peduli dengan perusahaan media ini. Namun saya pikir apa saya jadi melankolis dan jadinya tidak sesuai konteks jika saya ceritakan kebaikan-kebaikan Tempo ke saya? Sebab Tempo tidak perlu itu karena publik juga percaya kok sama Tempo meski sering diterpa gosip dan hujatan. Termasuk dalam kasus ini.
Namun setelah hadir di acara ini, saya jadi sadar, apa yang saya rasakan (menjadi melankolis) juga dirasakan alumni-alumni lainnya. Kami sensitif dan marah, iya, prihatin, iya, memberi dukungan, iya, tapi takut? Tidak. Kami bersama TEMPO.
Catatan: bunga yang diberikan ke Chicha adalah buket kesekian yang sudah dikirim ke kantor Tempo, baik bunga papan hingga hiasan meja. Ada yang mengirimkan bangkai hewan yang menyengat dan dibunuh secara sadis, namun lebih banyak yang memberikan bunga yang harum dan tertata untuk Tempo. Ini sebagai dukungan dan pengalih perhatian, sekaligus untuk menghibur Chicha dan teman-teman yang bekerja di Tempo.
Rangkaian bunga dari perwakilan alumnus Tempo adalah mawar kuning, putih, dan merah. Bunga mawar merah melambangkan cinta, kesetiaan, dan hasrat yang tulus. Warna merahnya mencerminkan perasaan kuat dan intens. Begitu kata ringkasan AI Google.
Sedangkan mawar putih bermakna kesucian, kepolosan, dan cinta yang tulus. Warna putihnya yang bersih dan tanpa corak mencerminkan sifat-sifat yang murni dan tak ternodai.
Lalu mawar kuning melambangkan persahabatan, kebahagiaan, kegembiraan, dan optimisme. Mawar kuning juga dapat diartikan sebagai ungkapan penghargaan dan penghormatan.
Terima kasih Tempo, sudah menjadi 'rumah' kami. Salam hormat tulus dari kami.

Penulis Indonesiana
2 Pengikut

Catatan Perlawanan dari Palmerah
Jumat, 28 Maret 2025 20:27 WIB
Kepada Perempuan Palestina, Saya Malu
Jumat, 27 Oktober 2023 12:40 WIBArtikel Terpopuler