Gajah Dalam Ingatan - Cerpen Berbasis Journal Pribadi
Selasa, 3 Juni 2025 12:37 WIB
Gajah Dalam Ingatan menggambarkan bagaimana kehidupan seorang perempuan Tionghoa di masa Orde Baru
Judul: Gajah Dalam Ingatan
Penulis: Anne Shakka
Tahun terbit: 2025
Penerbit:
Tebal: x + 118
ISBN:
Membaca 16 cerpen yang terhimpun dalam buku kumpulan cerpen ini saya menemukan bagaimana kehidupan seorang gadis Tionghoa menjalani kehidupan sehari-harinya. Seorang gadis Tionghoa yang dibesarkan pada masa Orde Baru. Masa dimana orang-orang Tionghoa dipersepsikan sebagai orang-orang yang tidak setia kepada negara.
Anne Shakka menggunakan catatan hariannya sebagai bahan inspirasi untuk menulis cerpennya. Penulis cerpen yang karyanya terhimpun dalam buku ini memang seorang yang sangat rajin menulis jurnal harian. Setelah bahan-bahan tersebut diangkat dalam bentuk buku non fiksi berjudul ”Cilik-Cilik Cina Besok Gede Jadi Apa,” bahan yang sama kembali dituangkan menjadi buku. Namun Anne Shakka memilih format fiksi untuk buku keduanya ini.
Meski tidak mengambil tema-tema berat, Anne Shakka berhasil menggambarkan bagaimana suasana hati seorang gadis Tionghoa dalam menjalani kehidupannya. Cerpen pertama yang dijuduli ”Secangkir Kopi,” misalnya. Ia menggambarkan hubungan perempuan Tionghoa dengan pemuda Jawa. Dalam hubungan yang penuh keraguan ini, tokoh perempuan dalam cerpen tersebut mencoba memahami budaya si pria yang ”nyanthol” di hatinya. Cerpen pertama ini sangat menarik karena berhasil menggambarkan keraguan yang amat mendalam dalam mengarungi hubungan tersebut.
Dalam cerpen berjudul ”Anak Banda Neira” Anne Shakka menggambarkan kerisauannya tentang anak-anak yang terputus dari akar budayanya. Dalam cerpen ini Anne Shakka mengisahkan anak bernama Gio yang akan diadopsi. Tita, perempuan yang akan mengadopsinya memikirkan bagaimana nantinya jika Gio dibesarkan oleh keluarga yang bukan sebudaya. Sebagai perempuan Tionghoa yang tumbuh besar di masa Orde Baru, Anne Shakka tentau memahami bagaimana sulitnya hidup terputus dari budayanya. Maka kepekaan akan nasip orang lain bisa digambarkan dengan sangat dalam dalam cerpen ini.
Cerpen berjudul ”Lawan” adalah cerpen yang mengungkap tema klasik tentang masalah Cina. Trauma karena dituding menjadi bagian dari orang komunis mendekam dalam bawah sadar anak-anak Tionghoa yang tumbuh di jaman Orde Baru. Sebab kesalahan sedikit saja akan berakibat pada penghukuman seluruh etnis.
Beberapa cerpen, seperti ”Ramalan” dan ”Tarot Malam” menggambarkan keterkaitan etnis Tionghoa dengan budaya ramal-meramal. Melalui kedua cerpen ini Annne Shakka mengungkap bagaimana perjumpaan budaya baru (Kristen) dengan budaya Tionghoa yang selama ini menjadi anutan dalam keluarganya.
Ada cerpen-cerpen yang mengangkat perenungan perempuan Tionghoa yang bekerja di bidang sosial di Lembaga Swadaya Masyarakat dan sebagai perempuan single. Perenungan tersebut sangat kuat berwarna ketionghoaan.
Format cerpen yang dipilih oleh Anne Shakka untuk menggambarkan kegelisahannya sebagai seorang perempuan Tionghoa memang cocok. Namun kegelisahaan tersebut masih perpecah-pecah dan kurang menyatu. Kegelisahan-kegelisahan tersebut terpencar satu-satu dalam setiap cerita sehingga kurang bisa menggambarkan kegelisahan yang utuh. Sebab format cerpen memang terbatas untuk mengurai tema besar. Dari segi keutuhan dalam menggambarkan segala kegelisahan, kumpulan cerpen ini kalah solid dari ”Cilik-Cilik Cina, Besok Gede Jadi Apa.” Mungkin ke depan Anne Shakka berminat menuangkan gagasannya tentang kegelisahan ini melalui format niveL. Novel akan memberikan ruang yang luas untuk bereksplorasi secara utuh untuk menggambarkan kegelisahannya tersebut. Semoga. 930

Penulis Indonesiana
2 Pengikut

Misteri Naga Putih
Minggu, 8 Juni 2025 09:16 WIB
Gajah Dalam Ingatan - Cerpen Berbasis Journal Pribadi
Selasa, 3 Juni 2025 12:37 WIBArtikel Terpopuler