Saya Titahria, Mahasiswi Universitas Pamulang, dengan prodi Akuntansi.
Berbusana Sopan: antara Etika dan Salah Paham
Rabu, 28 Mei 2025 11:20 WIB
Di zaman yang semakin berkembang pesat seperti sekarang masih banyak orang yang salah dalam memahami arti dari berbusana sopan.
Kita mengetahui bahwa cara berpakaian merupakan cerminan dari tata krama dan nilai kesopanan dari seseorang. Namun, yang menjadi masalahnya adalah batasan antara sopan dan tidak sopan ternyata tidak selalu jelas, dimana, ini dipengaruhi oleh norma budaya juga, dan sudut pandang dari setiap individu yang beragam.
Sebenarnya keberagaman dalam cara berpakaian sudah hal yang lumrah untuk kita ketahui. Sayangnya pemahaman yang salah akhirnya menciptakan ruang untuk menghakimi orang lain. Dimana, berbusana yang seharusnya menjadi pedoman secara pribadi justru dijadikan sebagai ajang penilaian bagi orang lain.
Jika ditelusuri, sebagian orang menganggap berpakaian sopan adalah mereka yang menutup aurat dengan cara tidak memakai pakaian yang terlalu ketat atau memilih busana yang longgar.
Namun, di sisi lain banyak yang menganggap berpakaian sopan itu adalah berpenampilan sesuai dengan kenyamanan sendiri tanpa mengganggu orang lain dari segi pandangan maupun moral.
Pandangan seperti inilah yang menjadi sumber konflik antara yang satu dengan yang lain, terutama Ketika kita hanya menilai sekilas dari penampilan saja.
Parahnya lagi, ketika ingin memberikan kritik atau saran kepada orang tersebut sering kali disampaikan tidak menggunakan empati, melainkan merujuk pada penyampaian cibiran.
Hal ini tentunya sudah tidak mencerminkan nilai etika yang terletak pada bagaimana cara kita memperlakukan sesama manusia termasuk dalam penyampaian suatu pendapat.
Perlu kita tahu bahwa tindakan-tindakan tersebut dengan mudah membuat sikorban merasa tidak percaya diri lagi, bersikap tertutup, bukan hanya itu saja tapi juga tekanan sosial dari lingkungan yang lebih sibuk menghakimi ketimbang memberi dukungan, dan kemungkinan mental mereka akan dengan mudah down.
Sebenarnya, untuk mengatasi agar hal tersebut tidak terjadi kita perlu memahami konteksnya. Karena apa yang dianggap sopan atau baik disuatu tempat bisa jadi dianggap hal yang tidak sopan bahkan aneh seperti contoh yang dapat kita lihat adalah kehidupan didaerah Jakarta khususnya bagian selatan dan daerah Bali, gaya berpakaian yang lebih terbuka adalah hal yang umum ditemui.
Maka dari itu, daripada kita mengedepankan standar kita secara pribadi, lebih baik kita saling menghargai dan berdialog dengan bijak tentang suatu perbedaan.
Pemahaman tentang nilai-nilai etika maupun lainnya harus lebih diasa lagi agar dalam memberikan suatu pandangan lebih kritis dan toleran.
Sehingga, etika dalam berbusana tidak menjadi patokan dalam menilai moral seseorang secara keseluruhan. Namun, menjadikannya sebuah pandangan bahwa setiap manusia berhak untuk hidup sesuai dengan kebebasan yang Ia punya. Karena, sejatinya kesopanan tumbuh dari dalam yakni dari niat baik, dari rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain.
Untuk itu, mari kita saling membangun pemahaman yang lebih adil, terbuka, dan manusiawi.
Titahria Incianna Sihotang
Mahasiswi Universitas Pamulang

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Berbusana Sopan: antara Etika dan Salah Paham
Rabu, 28 Mei 2025 11:20 WIBArtikel Terpopuler