Seorang anak, istri, dan ibu yang dapat bonus menjadi guru.
Seberapa Sadarkah Guru Akan Tugasnya Dalam Mendidik dan Mengajar
Sabtu, 3 Mei 2025 17:17 WIB
Mendidik dan mengajar adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Lantas seberapa dalam kesadaran seorang guru dalam menjalankan tugasnya?
Pernahkah Anda membayangkan rutinitas seorang guru? Berangkat pagi, menyambut puluhan atau bahkan ratusan pasang mata, menyampaikan materi pelajaran, memeriksa tugas, membimbing ekstrakurikuler hingga mungkin tugas-tugas tambahan lainnya. Demikian padatnya, terkadang muncul pertanyaan: di tengah kesibukan itu, seberapa dalam kesadaran seorang guru dalam menjalankan tugas mendidik dan mengajarnya?
Mendidik dan mengajar adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Mengajar fokus pada transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan, sementara mendidik lebih luas, mencakup pembentukan karakter, nilai-nilai, dan budi pekerti siswa. Idealnya, seorang guru menjalankan keduanya dengan penuh kesadaran. Namun, realitas di lapangan bisa jadi lebih kompleks.
Ada guru yang begitu bersemangat dan inovatif dalam setiap interaksinya dengan siswa. Mereka tidak hanya menyampaikan materi, tapi juga berusaha memotivasi, menanamkan semangat belajar, rasa ingin tahu, dan nilai-nilai positif. Bagi mereka, setiap siswa adalah individu unik dengan potensi yang perlu digali dan dikembangkan. Mereka "melek" akan tanggung jawabnya sebagai pembentuk generasi masa depan.
Namun tak dapat dipungkiri, ada pula guru yang mungkin terjebak dalam rutinitas. Mereka sekedar menggugurkan kewajiban masuk kelas menghabiskan jam mengajar. Beban kerja yang tinggi, kurikulum yang padat, atau mungkin tantangan dari luar kelas bisa sedikit mengaburkan fokus pada esensi mendidik. Bahkan bisa jadi tugas-tugas tambahan yang dibebankan pada guru lebih mendominasi tugas pokoknya dalam mendidik dan mengajar. Mengajar terasa seperti kewajiban yang harus diselesaikan, dan interaksi dengan siswa sebatas penyampaian materi. Kesadaran akan dampak jangka panjang dari setiap perkataan dan tindakan mungkin sedikit meredup.
Lantas, seberapa "melek" sebenarnya guru-guru kita? Jawabannya tentu beragam, seberagam kelas yang mereka pimpin. Ada spektrum kesadaran yang luas. Namun, satu hal yang pasti, profesi guru adalah panggilan luhur yang membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan menyampaikan materi. Menjadi guru bukanlah sekedar profesi namun panggilan jiwa. Ia membutuhkan hati yang tulus, kesadaran yang mendalam akan tanggung jawab moral, dan semangat yang tak pernah padam untuk terus belajar dan berkembang. Mungkin, sesekali kita perlu menengok ke belakang, mengingat guru-guru yang paling berkesan dalam hidup kita. Mereka bukan hanya pintar mengajar, tetapi juga mampu menyentuh hati, menginspirasi, dan menanamkan nilai-nilai yang kita bawa hingga kini. Mereka adalah contoh nyata guru yang menjalankan tugasnya dengan kesadaran penuh.
Semoga semakin banyak guru yang terus mengasah kesadarannya dalam mendidik dan mengajar. Karena di tangan merekalah, masa depan bangsa ini diukir.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

SMKN 7 Jember Tingkatkan Kualitas Lulusan Melalui Uji Kolaborasi
Kamis, 5 Juni 2025 23:55 WIB
Seberapa Sadarkah Guru Akan Tugasnya Dalam Mendidik dan Mengajar
Sabtu, 3 Mei 2025 17:17 WIBArtikel Terpopuler