Gemar berbagi melalui ragam teks fiksi dan nonfiksi.
Saat Anda Lari Maraton, Otak akan Memakan Dirinya Sendiri
Minggu, 6 April 2025 14:06 WIB
Siapa pun, perlu memahami kompleksitas adaptasi otak terhadap stres fisik eskstrem dan pemulihannya.
**
Sejak lama, lari maraton dikenal sebagai ujian ketahanan fisik dan mental yang luar biasa. Namun, penelitian terbaru mengungkap fenomena mengejutkan: otak mungkin memakan dirinya sendiri selama lari maraton.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Metabolism menunjukkan bahwa selama aktivitas fisik ekstrem seperti maraton, otak dapat memecah mielin—zat lemak yang melapisi serabut saraf—sebagai sumber energi alternatif ketika cadangan glukosa menipis.
Mielin berfungsi sebagai isolator yang memungkinkan transmisi sinyal listrik antar neuron berlangsung cepat dan efisien. Komposisinya yang sebagian besar terdiri dari lemak menjadikannya kandidat potensial sebagai sumber energi cadangan. Ketika tubuh kehabisan glikogen selama maraton, tidak hanya lemak dari area seperti perut dan paha yang digunakan, tetapi juga lemak dari mielin di otak.
Para peneliti menggunakan teknik pencitraan MRI canggih untuk memindai otak 10 pelari maraton sebelum dan sesudah lomba. Hasilnya menunjukkan penurunan fraksi air mielin (MWF) di beberapa area substansi putih otak, terutama di traktus kortikospinal dan traktus pontis, yang berperan penting dalam fungsi motorik dan koordinasi.
Menariknya, penurunan Mielin ini bersifat sementara. Dua minggu setelah maraton, tingkat Mielin mulai pulih, dan dalam dua bulan, kembali ke level normal. Hal ini menunjukkan bahwa otak memiliki mekanisme adaptasi untuk menghadapi stres metabolik ekstrem, meskipun implikasi jangka panjang dari proses ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
Konsep plastisitas metabolik Mielin yang diusulkan dalam studi ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana otak beradaptasi selama aktivitas fisik yang intens. Mielin tidak hanya berfungsi sebagai isolator listrik, tetapi juga sebagai cadangan energi yang dapat dimobilisasi saat diperlukan.
Bagi para pelari maraton, temuan ini menyoroti pentingnya pemulihan pasca-lomba. Memberikan waktu yang cukup bagi otak untuk memulihkan mielin yang hilang adalah krusial untuk menjaga fungsi kognitif dan motorik yang optimal. Meskipun penurunan Mielin bersifat sementara, pemulihan yang tidak memadai dapat berpotensi mempengaruhi performa dan kesehatan otak dalam jangka panjang
Selain itu, penelitian ini membuka peluang untuk memahami lebih dalam tentang penyakit demielinasi seperti multiple sclerosis (MS). Dengan memahami bagaimana aktivitas fisik ekstrem mempengaruhi mielin, para ilmuwan dapat mengembangkan strategi baru untuk mencegah atau mengobati kondisi yang melibatkan kerusakan mielin.
Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun temuan ini memberikan wawasan baru, penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan beragam diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil dan memahami implikasi jangka panjangnya. Studi ini memberikan dasar bagi penelitian masa depan untuk mengeksplorasi hubungan antara aktivitas fisik ekstrem dan kesehatan otak.
Bagi komunitas lari, temuan ini menegaskan pentingnya pendekatan seimbang terhadap latihan dan pemulihan. Meskipun maraton menawarkan tantangan dan pencapaian yang signifikan, memahami dan menghormati batasan tubuh serta memberikan waktu pemulihan yang memadai adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan performa optimal.
Menurut Craig Nigrelli dalam san.com, penelitian ini menyoroti kompleksitas adaptasi otak terhadap stres fisik ekstrem dan pentingnya pemulihan dalam menjaga kesehatan neurologis. Bagi para atlet dan individu yang terlibat dalam aktivitas fisik intens, memahami mekanisme ini dapat membantu dalam merancang program latihan yang lebih efektif dan aman. ***

Penulis Indonesiana
7 Pengikut

AI dalam Industri Buku, antara Manfaat dan Tantangan Etis
Rabu, 4 Juni 2025 07:05 WIB
Rahasia Memori Manusia Terletak pada Sel Otak Berbentuk Bintang
Selasa, 3 Juni 2025 12:45 WIBArtikel Terpopuler