Pentingnya Kesadaran dan Edukasi Seputar HIV
Rabu, 18 Desember 2024 12:34 WIB***
HIV, atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yang dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) jika tidak diobati. Meski telah banyak kemajuan dalam pengobatan dan pencegahan HIV, stigma dan kurangnya pemahaman masih menjadi tantangan besar.
Lebih tepatnya, Human Immunodeficiency Virus (HIV) ini menyerang salah satu sel di dalam sel darah putih, yaitu sel T atau CD4. Di mana, sel tersebut memiliki peran penting untuk menjaga imun tubuh dan memerangi infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Salah satu contoh tragis yang mencerminkan dampak HIV di masyarakat adalah berita mengenai seorang anak sekolah dasar (SD) yang meninggal dunia setelah merawat ibunya yang terinfeksi HIV.
Seorang anak berumur 9 tahun dengan inisial F, warga Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya, meninggal dunia akibat human immunodeficiency virus (HIV). Dia tertular ketika merawat sang ibunya. Nasib malang dialami F yang masih menjadi siswi kelas 2 SD. Di usia 7 tahun hingga kini 9 tahun harus berjuang melawan virus HIV, dan kini sudah didiagnosa stadium akhir. F merupakan anak kedua dari Dani Ari Prabowo (35) dan mantan istrinya yang sudah meninggal dunia. Pada tahun 2022, F didiagnosa HIV stadium awal. Selama pengobatan, kondisinya sempat membaik, bahkan bisa beraktivitas normal selayaknya anak usia 9 tahun. Namun, tahun 2023 kondisinya menurun dan opname ketiga pada September 2024, F didiagnosa HIV stadium akhir. Meski begitu, semangat hidupnya tinggi dan selalu berdoa kepada Tuhan meminta kesembuhan. Nenek F, yakni Kanipah (57) menceritakan bila cucunya didiagnosa HIV karena tertular dari sang ibu. Orang tua F telah bercerai, dan F ikut dengan ibunya di Surabaya. Lalu, ibunya sakit dan F yang merawat ibunya. Ibunya sempat memiliki luka yang mengeluarkan darah beserta nanah, F pun membersihkan luka tersebut. Hingga akhirnya ibu F meninggal dunia pada tahun 2021. "Ternyata mamanya meninggal karena HIV juga. Saya baru tahu mamamya meninggal karena HIV saat keluarga mamanya memberitahu waktu F opname, jadi bukan karena penyakit kulit. Kenapa baru dikasih tahu," cerita Kanipah dengan menahan air mata.
Kisah F menggambarkan dua masalah besar dalam penanganan HIV di Masyarakat yaitu kurangnya edukasi. Masyarakat sering kali menganggap HIV sebagai penyakit yang membawa aib, sehingga banyak orang yang terinfeksi merasa terisolasi dan takut untuk mencari bantuan. Dalam kasus F, ketidaktahuan tentang cara penularan HIV menyebabkan dia mengambil risiko yang fatal.
HIV atau Human Immunodeficiency Virus dapat menular melalui beberapa cara, di antaranya:
- Berhubungan seksual tanpa pengaman, baik melalui vagina maupun anus
- Menggunakan jarum suntik bersama-sama, terutama saat menggunakan narkoba
- Transfusi darah yang tidak steril
- Penularan dari ibu ke anak selama kehamilan, melahirkan, dan menyusui
- Mendapatkan suntikan, transfusi darah, atau prosedur medis lainnya yang tidak steril atau tidak dilakukan oleh tenaga profesional
- Membuat tato atau tindik dengan alat yang tidak steril
- HIV menular melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI
- Bekerja sebagai petugas kesehatan yang berisiko tertusuk jarum suntik.
Gejala awal HIV mirip dengan flu, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit tenggorokan, sariawan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Gejala tahap lanjut HIV dapat berupa:
- Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari
- Berat badan turun drastis
- Diare kronis
- Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina
- Bintik ungu di kulit yang tidak bisa hilang
- Kesulitan bernapas
- Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi, lupa ingatan, dan kebingungan
- Mudah memar atau berdarah
- Tubuh terasa mudah lelah
- Mudah marah dan depresi
Dampak pada HIV dapat merusak sistem kekebalan tubuh sehingga daya tahan tubuh melemah dan rentan diserang penyakit. Organ tubuh lainnya yang juga dapat terpengaruh adalah sistem pernafasan, kardiovaskular, sistem pencernaan, dan kulit.
beberapa cara untuk mencegah HIV:
- Hindari hubungan seks tanpa kondom: Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks, baik hubungan sesama jenis maupun heteroseksual.
- Hindari berganti pasangan: Setia dan hindari berganti-ganti pasangan.
- Hindari penggunaan narkotika: Hindari penggunaan segala jenis narkotika, terutama yang melalui jarum suntik.
- Hindari berbagi alat pribadi: Hindari berbagi alat pribadi seperti sikat gigi dan alat cukur dengan orang lain.
- Tidak melakukan hubungan seks sama sekali: Bagi yang belum menikah, tidak melakukan hubungan seks di luar nikah adalah langkah yang paling tepat untuk menghindari paparan HIV.
- Mengonsumsi obat pencegahan HIV seperti PrEP atau PEP.
- Memperkuat skrining HIV bagi mereka yang berisiko tinggi, seperti pekerja seks komersial, pengguna narkoba suntik, dan orang yang tinggal di wilayah dengan prevalensi tinggi HIV.
Pendidikan mengenai HIV sangat penting, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Pengetahuan yang benar dapat mencegah penularan, meningkatkan kepedulian, dan mengurangi stigma. Sekolah-sekolah seharusnya menyertakan pendidikan kesehatan yang komprehensif dalam kurikulum mereka, sehingga anak-anak memahami cara mencegah infeksi dan bagaimana mendukung orang-orang yang hidup dengan HIV. Selain pendidikan, dukungan dari pemerintah dan lembaga kesehatan juga sangat diperlukan. Program-program pencegahan, pengobatan, dan dukungan untuk pasien HIV harus diperluas dan diakses secara mudah oleh masyarakat. Ketersediaan pengobatan antiretroviral (ARV) yang efektif dapat mengubah hidup orang-orang yang terinfeksi HIV, memungkinkan mereka untuk hidup sehat dan produktif. Kisah F seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua tentang betapa seriusnya masalah HIV di masyarakat. Kita perlu membangun lingkungan yang mendukung, di mana individu dapat berbicara tentang HIV tanpa rasa takut dan stigma. Dengan meningkatnya kesadaran dan edukasi, diharapkan kita dapat mencegah tragedi serupa di masa depan.
HIV bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial yang memerlukan perhatian dan tindakan dari seluruh lapisan masyarakat. Kasus Andi menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan dan pemahaman tentang HIV. Melalui pendidikan, dukungan, dan kebijakan yang tepat, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan peduli. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk melindungi anak-anak dan orang-orang terdekat kita dari risiko HIV, serta mendukung mereka yang hidup dengan virus ini. Hanya dengan demikian, kita dapat mencegah tragedi seperti yang dialami Andi dan memberi harapan baru bagi mereka yang terdampak HIV.
Penulis : Niva Handilla Irvan
Institusi : Universitas Islam Indonesia, Falkutas Kedokteran

Penulis Indonesiana
1 Pengikut
Pentingnya Kesadaran dan Edukasi Seputar HIV
Rabu, 18 Desember 2024 12:34 WIBArtikel Terpopuler