Ketika Kiper Timnas Indonesia Panen Kartu Merah

Selasa, 26 November 2024 13:20 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Kiper Tim Sepak Bola
Iklan

Beberapa waktu terakhir, terjadi \x201cparade\x201d kartu merah bagi kiper-kiper Timnas Indonesia. Mengapa para pemain berlabel Timnas gampang tersulut emosi?

***

Sebenarnya, pertandingan tinggal menyisakan detik-detik terakhir. Namun, sebuah tim sepak bola tanpa kiper yang sebenarnya bakal was-was menantikan peluit panjang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kondisi menegangkan itu terjadi pada PSIS Semarang. Dalam partai tandang menghadapi tuan rumah Persik Kediri pada Sabtu (23/11/2024) lalu, tim berjuluk Laskar Mahesa Jenar itu harus sport jantung menjelang akhir laga.

Penyebabnya adalah dikeluarkannya Syahrul Trisna dari lapangan. Kiper PSIS itu harus meninggalkan arena pertandingan lantaran mendapat kartu merah seusai melakukan pelanggaran berat, dengan sengaja menanduk kepala lawannya.

Lebih sial lagi, ofisial Mahesa Jenar tidak bisa memasukkan penjaga gawang cadangan karena semua jatah pergantian pemain telah dipakai. Alhasil, Brandon Scheunemann yang semestinya menempati posisi bek tengah, mendadak ditunjuk sebagai kiper “jadi-jadian”.

Beruntung sekali, klub asal Kota Lumpia itu tidak kebobolan ketika gawangnya hanya dikawal oleh kiper “gadungan”. PSIS pun berhak membawa pulang tiga poin karena beberapa menit sebelum insiden yang berbuah kartu merah bagi Syahrul Trisna itu, penyerang pengganti Evandro Brandao berhasil mencetak gol.

Dalam partai di pekan ke-11 BRI Liga 1 itu, PSIS Semarang berhasil meraih kemenangan pertama setelah sepuluh pekan tidak mendapatkannya. Kemenangan yang diraih Tim Mahesa Jenar tak lepas dari andil Syahrul yang tampil gemilang dengan melakukan banyak penyelamatan penting.

Namun, penampilan cemerlang mantan kiper Pesikabo 1973 itu ternoda oleh ulahnya sendiri. Sang kiper tak mampu menahan emosi. Dan, label Syahrul Trisna sebagai kiper Timnas Indonesia bakal kian memberatkan dirinya.

Memang, kini Syahrul tidak lagi terdaftar dalam skuad Timnas Indonesia di kelompok mana pun. Namun, awal tahun ini, namanya masih tercantum sebagai anggota pasukan Garuda yang berlaga di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Parade Kartu Merah Kiper Timnas Indonesia

Kartu merah yang diterima Syahrul seakan-akan hendak menggenapi hukuman serupa yang telah didapatkan kiper-kiper Timnas lainnya.

Sebelumnya, dua penjaga gawang berlabel Timnas Indonesia lebih dulu mendapatkan kartu merah langsung seperti halnya Syahrul.

Bahkan, Syahrul menjadi pilihan di bawah mistar PSIS lantaran Adi Satryo, sang kiper utama, sedang menjalani hukuman larangan bermain akibat mendapatkan kartu merah juga.

Adi yang juga berlabel kiper Timnas menerima kartu merah dalam laga melawan Persija Jakarta. Saat itu, mantan penjaga gawang Persik Kediri itu berupaya menahan laju serangan Gustavo Almeida di luar kotak penalti.

Setelah gagal mengadang bola, Adi tak ingin kecolongan dan memutuskan untuk menjatuhkan Gustavo. Peluang mencetak gol bagi penyerang Persija asal Brasil itu pun hilang seketika.

Kartu merah langsung adalah ganjaran setimpal, dan bikin Adi harus absen di pertandingan berikutnya. Selain itu, Komisi Disiplin PSSI menambah hukumannya hingga kiper yang telah berseragam Garuda di dada sejak 2020 itu harus menepi dalam dua pertandingan lagi.

Sekira sebulan sebelumnya, kartu merah dari kantong wasit menghampiri Nadeo Argawinata. Kronologis yang menimpa kiper Timnas Indonesia yang merumput di klub Borneo FC Samarinda itu mirip dengan Adi Satryo.

Dalam lawatan Borneo FC menghadapi PSS Sleman di pekan keempat Liga 1, tim berjuluk Pesut Etam itu mendapat serangan cepat dari tuan rumah Super Elang Jawa. Saat itu, Nadeo melihat potensi bahaya besar bakal mengancam gawangnya ketika Nicola Cardoso lepas dari kawalan para pemain belakang Borneo.

Lantaran tak ada lagi pemain yang bisa diharap menggagalkan serangan kilat itu, Nadeo memutuskan untuk mencegat Cardoso sebelum memasuki daerah berbahaya.

Sayang sekali, bola yang yang hendak diamankannya melambung tinggi di atas kepalanya. Penjaga gawang yang pernah membela Timnas Indonesia U-19, Timnas Indonesia U-23, dan Timnas Senior itu pun meraih bola menggunakan tangannya, padahal posisinya sudah berada di luar kotak penalti.

Akhirnya, kartu merah keluar dari kantong wasit yang memimpin pertandingan.

Selain hukuman otomatis larangan bermain dalam satu pertandingan, Nadeo juga mendapat “bonus” hukuman tambahan. Dengan tambahan hukuman dari Komisi Disiplin PSSI, penjaga gawang yang hadir di bangku cadangan saat Timnas Indonesia mengalahkan Arab Saudi tanggal 19 November lalu itu harus absen sekali lagi dalam laga yang harus dimainkan Borneo FC.

Ada Apa dengan Pemain Timnas Indonesia?

Nah, dalam sebelas pekan jalannya kompetisi Liga 1, tiga kiper berlabel Timnas Indonesia terkena hukuman kartu merah langsung lantaran pelanggaran berat atau menghilangkan peluang mencetak gol bagi tim lawan. Tentu saja hal ini merupakan kejadian yang tidak diharapkan.

Ternyata, selain ketiga kiper itu, dua pemain berlabel Timnas juga sempat merasakan "panasnya" kartu merah dari tangan wasit di ajang berbeda. Kasus kedua pemain itu serupa dengan kejadian yang menimpa Syahrul Trisna, yakni tidak mampu menjaga emosi hingga meluapkannya dengan cara tidak semestinya.

Andre Oktaviansyah yang kini membela Persebaya Surabaya menerima kartu merah karena memukul lawannya. Sementara itu, penyerang Persib Bandung, Dimas Drajad, meluapkan amarahnya dengan menanduk pemain Lions City Sailors di ajang AFC Champions League 2.

Seyogianya, pemain yang sudah sampai pada level pemain nasional menjadi contoh yang baik bagi pemain-pemain lainnya. Bukan hanya soal teknis permainan yang mestinya dicontohkan, melainkan juga faktor-faktor nonteknis termasuk kemampuan menjaga mental.

Ada hal berbeda ketika kita mengamati kembali kejadian-kejadian yang menyebabkan keluarnya kartu merah bagi para pemain Timnas itu. Alasan menyelamatkan gawang tanpa mencederai pemain lawan yang dilakukan Nadeo dan Adi barangkali masih dapat dimengerti.

Namun, ketika seseorang dengan sengaja menyakiti pemain lain, tentu sulit sekali kita memahaminya sebagai perlakuan yang biasa-biasa saja. Hal semacam itu terjadi karena sang pemain tak mampu mengatasi emosi yang meluap dalam dirinya.

Nadeo telah selesai menjalani hukuman larangan bermain sebanyak dua laga dan denda sebesar Rp 10 juta. Adi juga baru mengakhiri masa hukuman tiga pertandingan, selain denda dalam jumlah yang sama dengan Nadeo Argawinata.

Kini, kita menunggu, sanksi seperti apa yang akan diterima oleh Syahrul Trisna, sang mantan kiper Timnas Indonesia.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Liliek Purwanto

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Olahraga

Lihat semua