Muslim dan Perkembangan Komunis di Indonesia
Jumat, 5 Juli 2019 14:49 WIBHaji Datuk Batuah adalah pendiri dan mejadi ketua PKI Cabang Padang Panjang pada Maret 1923, dibantu oleh Djamaluddin Tamin sebagai sekretaris merangkap bendahara dan Natar Zainuddin dan Datuk Mangkudum Sati menjadi anggota kehormatan.
Berikut adalah empat tokoh muslim komunis Sumatera Barat elit PKI selain Dipa Nusantara Aidit (DN Aidit) dan Datuk Sutan Ibrahim Malaka (Tan Malaka). Mereka dari kiri ke kanan adalah Arif Fadillah, Natar Zainuddin, Haji Ahmad Khatib Datuk Batuah (Haji Merah), dan Abdullah Wahab.
4 Tokoh PKI dari Ranah Minang dalam Lembar Sejarah Sumatera Barat
Haji Datuk Batuah adalah pendiri dan menjadi ketua PKI Cabang Padang Panjang pada Maret 1923, dibantu oleh Djamaluddin Tamin sebagai sekretaris merangkap bendahara dan Natar Zainuddin dan Datuk Mangkudum Sati menjadi anggota kehormatan.
PKI Padang Panjang ini ditekan keras oleh Kolonial Belanda, pada 11 November 1923 Haji Datuk Batuah dan Natar Zainuddin ditangkap.
Komunisme masuk Sumatera Barat sejak 1913, mulanya bergerak secara klandestin melalui berbagai perkumpulan kecil yang saling terintekoneksi untuk membuat suatu pemberontakan. Pada abad 19 itu komunis melalui PKI merupakan kelompok terorganisir pertama yang memberontak melawan kolonial Hindia Belanda.
Pemberontakan pertama PKI terjadi tahun 1926 di Sumatera Barat meskipun tidak direstui Tan Malaka. Setelah mendapat tekanan dari Kolonial Belanda, PKI Sumatera Barat akhirnya benar-benar melakukan pemberontakan. Ini juga diikuti oleh muslim komunis yang bergabung dalam PKI Jawa Barat. Bendera Islam dan jargon perang jihad mengusir "Kafir Penjajah" dikibarkan dalam pemberontakan di kedua wilayah itu.
Pemberontakan para muslim komunis ini akhirnya dihancurkan dengan brutal oleh pemerintah Kolonial Belanda. Ribuan dibunuh, sekitar 13 ribu orang ditahan, 4.500 dipenjara, sejumlah 1.308 yang umumnya kader-kader partai diasingkan, dan 823 dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua. Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Kolonial Belanda.
Komunisme dibawa masuk ke wilayah Hindia Belanda oleh seorang Belanda bernama Hendricus Sneevliet, ironisnya komunisme ini kemudian berkembang hingga berdirinya PKI sebagai kelompok terorganisir pertama yang memberontak melawan kolonial Hindia Belanda. PKI juga adalah organisasi pertama yang menggunakan kata "Indonesia" dalam namanya, berpuluh tahun sebelum Republik Indonesia diproklamirkan Soekarno - Hatta. Hendricus Sneevliet mendirikan ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging) pada Mei 1914 sebagai wadah bagi komunisme yang dibawanya masuk.
Dua tahun sebelum ISDV berdiri, HOS Tjokroaminoto mendirikan ormas Islam pertama di wilayah Hindia Belanda bernama Sarekat Islam (SI). Sebagai seorang komunis muslim lantas Tan Malaka pun bergabung dan tidak lama kemudian mendirikan sayap komunis di dalamnya yang kemudian disebut "SI Merah" bersama komunis muslim lainnya yaitu Semaoen, Darsono, dan Alimin Prawirodirjo. Sebagai sayap komunis muslim, SI Merah ini kemudian menyingkir dari SI, mendirikan markas sendiri di Semarang untuk bergabung dengan ISDV dan mengubah namanya menjadi Asosiasi Komunis Hindia Belanda lalu pada tahun 1924 berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI), berkiblat ke, dan ditopang oleh, Uni Soviet (Marxist-Leninist) bukan Cina. Itu semua artinya komunisme di Indonesia berkembang melalui rahim ormas Islam.
"Kalau PKI muslim kenapa menyerang membunuh kyai-kyai," tanya seseorang. Sekilas, sepintas lalu, pertanyaan ini tampak cerdas kan ya?
Memangnya muslim membantai muslim lainnya, apanya yang aneh? Itu sudah terjadi sejak menit pertama sepeninggal Rasulullah SAW ribuan tahun lalu. Siapa membantai Khalifah Ustman bin Affan? Muslim. Sekarang juga masih terjadi di Timur Tengah, muslim membantai muslim lainnya.
Hampir semua anggota PKI dari elit hingga akar rumput buruh dan tani adalah muslim. Terlahirnya saja melalui rahim ormas Islam, gimana nggak muslim. Tapi muslim tidak perlu berkecil hati setelah tahu fakta yang selama ini ditutupi-tutupi itu, komunis yang agamanya bukan Islam juga ada dan nggak kalah banyak walau bukan di sini.
There is nothing to writing. All you do is sit down at a typewriter and bleed ― [Ernest Hemingway]
0 Pengikut
Analisa Tangis Bayi Untuk Deteksi Dini Potensi Autis dan Kelainan Mental
Sabtu, 20 Juli 2019 21:39 WIBMuslim dan Perkembangan Komunis di Indonesia
Jumat, 5 Juli 2019 14:49 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler