Gemar berbagi melalui ragam teks fiksi dan nonfiksi.
Dalam Setiap Irisan Jeruk, Ada Sejarah dan Makna Di Baliknya
Selasa, 13 Mei 2025 19:02 WIB
Adakah yang Istimewa dalam Jeruk, selain yang selama ini diperlakukan hanya sebagai buah? Katie Goh mengupasnya dari sisi lain.
***
Buku berjenama Foreign Fruit: A Personal History of the Orange, karya Katie Goh ini mengupas sejarah dan makna pribadi dari buah jeruk, menjadikannya sebagai metafora untuk mengeksplorasi identitas dan pengalaman diaspora. Melalui pendekatan yang menggabungkan sejarah, memoir, dan refleksi budaya, Goh menelusuri perjalanan jeruk dari asal-usulnya di Himalaya hingga penyebarannya ke berbagai belahan dunia, sembari merenungkan perjalanan pribadinya sebagai individu dengan latar belakang campuran Cina-Malaysia-Irlandia.
Goh memulai narasinya dengan menyatakan bahwa jeruk adalah buah yang mengandung metafora, mimpi, mitologi, takhayul, perumpamaan, dan sejarah. Pernyataan ini mencerminkan pendekatannya yang mendalam dalam mengaitkan buah tersebut dengan berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk kolonialisme, migrasi, dan identitas budaya.
Lahir dari seorang ibu berkulit putih dan ayah keturunan Tionghoa Malaysia, Goh dibesarkan di lingkungan yang didominasi oleh orang kulit putih di bagian utara Irlandia, tempat ia merasakan tekanan untuk berasimilasi demi "bertahan hidup".
Dia merindukan rasa memiliki dan keaslian, tetapi menemukan bahwa perasaan asingnya tidak hilang baik di Longyan, Tiongkok. Kampung halamannya tanah leluhurnya, tempat ia kecewa ketika mengetahui bahwa dia hanyalah "turis" dan "orang asing".
Buku ini penuh dengan renungan yang muram, diulang-ulang hingga menjadi paduan suara kegelisahan yang tidak pernah berakhir, yang tidak asing lagi bagi siapa pun yang tumbuh besar di antara berbagai budaya. Setiap memoar dan esai pribadi selalu menatap pusar, sampai pada tingkat tertentu, tetapi catatan Goh sangat menyakitkan.
Hanya ada sedikit jeda yang berharga dari rentetan kata yang berulang-ulang. Lebih dari 50 contoh kata mitos, mitologi, dan pembuatan mitos seperti, "Mitologi lahir dari hasrat untuk memiliki."
Dalam penelusurannya, Goh mengunjungi berbagai tempat yang memiliki hubungan historis dengan jeruk, seperti Belanda pada abad ke-17, di mana jeruk menjadi simbol kemewahan dalam lukisan still life; Malaysia yang pernah dijajah oleh Inggris; hingga California, tempat industri jeruk berkembang pesat dan menjadi saksi sejarah imigrasi serta kekerasan terhadap komunitas Asia.
Namun, tidak semua bagian dari buku ini mendapatkan apresiasi yang sama. Dalam artikel yang diunggah washingtonpost.com, beberapa kritik menyebutkan bahwa narasi pribadi Goh terkadang terasa berulang dan terlalu introspektif, dengan penggunaan kata mitos yang berlebihan. Meskipun demikian, ketika membahas seni, terutama lukisan still life Belanda, Goh menunjukkan keahliannya dalam menggambarkan objek dengan detail yang memikat, sambil mengkritisi aspek kolonialisme yang terkandung di dalamnya.
Buku Foreign Fruit: A Personal History of the Orange karya Katie Goh yang diterbitkan Canongate Books pada 2025 tersedia dalam berbagai format, termasuk hardcover, eBook, dan audiobook.
Foreign Fruit menawarkan perspektif yang unik dalam menggabungkan sejarah global dengan narasi pribadi. Meskipun terdapat bagian yang terasa kurang kohesif, buku ini tetap memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana objek sehari-hari seperti jeruk dapat mencerminkan perjalanan identitas dan sejarah manusia.***

Penulis Indonesiana
7 Pengikut

AI dalam Industri Buku, antara Manfaat dan Tantangan Etis
Rabu, 4 Juni 2025 07:05 WIB
Rahasia Memori Manusia Terletak pada Sel Otak Berbentuk Bintang
Selasa, 3 Juni 2025 12:45 WIBArtikel Terpopuler