Dengan Uang Saku dari Mbok Amah, Sumiati Berangkat Ke Mataram (5)

Minggu, 2 Maret 2025 08:53 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Atap kaca stasiun
Iklan

Perjalanan jauh ditempuh Ibu dan kedua anaknya, sesekali Dio muntah-muntah akibat mabuk perjalanan.

***

Perjalan menuju Mataram mereka tempuh menggunakan kereta api, dengan jarak tempuh sekitar 12 Jam dari Mojongapit, Sumiati dan kedua anaknya menuju dengan bekal uang seadanya, uang itu didapat dari Ibu Sumiati yang berjualan di Pasar Mojongapit. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Nak, Ibu hanya bisa memberimu uang segini"Ujar Ibu Sumiati sambil menyodorkan uang receh sejumlah 120 ribu. 

"Nggih Bu, terima kasih, doakan Sum, semoga selamat sampai Mataram" Jawab Sumiati sambil mencium tangan Ibunya. 

"Iya Nak, Ibu selalu berdoa untukmu" Ujar Ibu Amah kepada Sumiati sambil menciumi kedua cucunya. 

"Ayoo Bu, kita berangkat, itu keretanya hampir sampai" Ajak Dio sambil menunjuk kearah stasiun Mojongapit. 

"Iyyaaa Dio."Jawab Ibu pelan.

Ibu Amah melihat Anak dan kedua Cucunya dari kejahuan, hingga mereka naik kereta, terlihat jelas kesedihan mewarnai raut wajah Bu Amah. 

Perjalanan jauh ditempuh Ibu dan kedua anaknya, sesekali Dio muntah-muntah akibat mabuk perjalanan, tetapi Leo tampak sering tidur karena bosan hampir setengah hari didalam kereta api. 

Sudah sekitar 6 Jam perjalanan mereka tempuh, Bu Sumiati terlihat sering berdoa sambil mengusap kedua matanya. 

"Nasi-nasi, nasi pecel, nasi campur, nasi sambel" Teriak pedagang.

"Bu, Leo lapar bu, belikan Leo nasi pecel." Pinta Leo kepada Ibunya. 

"Bang beli..." Panggil Bu Sumiati kepada penjual nasi."

"Nasi campur, nasi pecel, nasi sambel??" Tanya pedagang kepada Sumiati.

"Nasi pecel 3 Pak !!" Jawab Sumiati 

"Totalnya Sembilan ribu Bu.." Ujar Pedagang nasi keliling sambil menyodorkan tiga bungkus nasi pecel kepada Sumiati. 

Setelah dibayar, uang saku Sumiati hanya tersisa untuk pulang dan makan dua kali lagi.

Leo tampak lahap makan nasi pecel, tetapi Dio tampak pucat, sama sekali tidak nafsu makan akibat mabuk perjalanan, 

Terlihat kurang 3 stasiun lagi mereka akan sampai pada stasiun Mataram, Sumiati mulai mengajak anaknya berkemas-kemas, menjaga barang agar tidak tertinggal, walaupun tidak ada barang berharga disitu kecuali tas yang berisi baju lusu milik mereka bertiga. 

Setiba mereka di Stasiun Mataram terlihat Dio sama sekali tidak kuat untuk berjalan keluar peron, tubuhnya yang gemuk membuat Ibu kuwalahan menggendongnya. 

"Bu, apa kita harus berjalan lagi?" Tanya Dio memelas. 

"Iya Nak, kita harus berjalan sekitar 15 menitan lagi untuk menuju rumah saudara Ayahmu" Jawab Sumiati kepada Dio sambil mengelus-elus kepala Dio. 

Mereka bertiga berjalan pelan-pelan, melintas di trotoar jalan, terlihat langit mulai gelap, Dio yang lemas memaksa dirinya berjalan pelan dan berharap segera bisa istirahat dirumah Mbok Siti. 

Terlihat Yanto duduk-duduk diteras rumah Mbok Siti,sambil melamun melihat pohon pisang disamping rumah Mbok Siti, ia tidak mengetahui bahwa Anak dan Istrinya akan tiba hari ini.

"Ayaaaaah" Teriak Dio dari kejahuan sambil berlari menuju Ayahnya. 

bersambung.......

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Fiksi

img-content

Fragmen

Sabtu, 7 Juni 2025 15:29 WIB

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Fiksi

Lihat semua