Mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin Tangerang

Pengertian, Jenis, dan Contoh Ragam Bahasa dalam Kehidupan Sehari-hari

Jumat, 20 Desember 2024 20:56 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

Penulis: Wahyu Indra Saputra (240102102). Mahasiswa Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin Tangerang.

Pengertian Ragam Bahasa

Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Pesan yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Bachman dalam buku Sri Satata bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dengan kata lain, ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa (Satata, 2019)

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-be- da menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Handayani)

Jenis-Jenis Ragam Bahasa

Ragam bahasa pada dasarnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu ragam formal dan nonformal. Pendukung pandangan ini beranggapan bahwa penggunaan bahasa di lingkungan resmi seperti kantor, sekolah, tempat formal lainnya, upacara, serta dokumen resmi termasuk dalam kategori ragam formal. Sebaliknya, ragam nonformal mencakup penggunaan bahasa dalam situasi santai, seperti di rumah, tempat umum, dan sebagainya.

  1. Ragam Lisan dan Ragam Tulisan

Ragam bahasa secara umum terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu ragam lisan dan ragam tulisan. Kedua ragam ini memiliki perbedaan signifikan berdasarkan fungsi, kedudukan, dan lingkungan penggunaannya. Kaidah yang berlaku pada masing-masing ragam juga berbeda.

Menurut Tasai dan Zainal Arifin (2000:15), perbedaan utama antara ragam lisan dan tulisan meliputi:

  1. Kehadiran lawan bicara: Ragam lisan memerlukan lawan bicara secara langsung, sedangkan ragam tulisan tidak.
  2. Unsur gramatikal: Ragam lisan sering tidak lengkap secara gramatikal karena didukung elemen nonverbal, sedangkan ragam tulisan harus jelas dan lengkap.
  3. Keterikatan kondisi: Ragam lisan terikat oleh situasi, ruang, dan waktu, sementara ragam tulisan lebih fleksibel dan tidak terikat oleh konteks tersebut.
  4. Fitur tambahan: Ragam lisan bergantung pada intonasi dan suara, sedangkan ragam tulisan mengandalkan tanda baca untuk memperjelas makna.

Ragam lisan dan tulisan memiliki keunikan masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan komunikasi.

  1. Ragam Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku

Dalam bahasa Indonesia, baik pada ragam lisan maupun tulisan, terdapat dua jenis utama: ragam baku dan ragam tidak baku.

  • Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh mayoritas masyarakat sebagai standar norma dalam berbahasa.
  • Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan cenderung menyimpang dari norma bahasa baku.

Menurut Tasai dan Zainal Arifin (2000:19), ragam baku memiliki tiga sifat utama:

1. Kemantapan Dinamis

  • Ragam baku mengikuti kaidah bahasa secara mantap dan konsisten. Misalnya, kata rajин dengan awalan pe- membentuk kata perajin, bukan pengrajin.
  • Namun, ragam baku juga bersifat dinamis, artinya tidak kaku atau statis, sehingga mampu menyesuaikan perkembangan tanpa kehilangan keasliannya

2. Cendekia

  • Ragam baku digunakan dalam situasi resmi, seperti di lembaga formal atau dokumen resmi.
  • Ragam ini biasanya dipakai oleh kalangan terpelajar atau mereka yang telah menempuh pendidikan formal.

3. Seragam

  • Ragam baku memiliki sifat seragam, yang berarti terdapat upaya pembakuan untuk mencapai keseragaman dalam penggunaan bahasa.

Dengan demikian, ragam bahasa baku menjadi pedoman utama dalam komunikasi formal, sedangkan ragam tidak baku lebih sering digunakan dalam situasi santai atau tidak resmi.

  1. Ragam Bahasa Indonesia Formal dan Nonformal

Bahasa Indonesia memiliki dua ragam utama, yaitu ragam bahasa formal dan ragam bahasa nonformal, yang digunakan sesuai dengan situasi resmi atau tidak resmi.

  • Ragam bahasa formal digunakan dalam situasi resmi seperti penulisan surat resmi, pidato kenegaraan, dan acara formal lainnya.

Ciri-ciri bahasa formal, menurut Nasucha dkk (2009:13), meliputi penggunaan unsur gramatikal secara jelas, imbuhan lengkap, kata ganti resmi, kata baku, mengikuti EYD, dan menghindari unsur kedaerahan (dialek).

Kridalaksana (2008) menyatakan bahwa fungsi bahasa formal mencakup komunikasi resmi, wacana teknis, pembicaraan di depan umum, dan percakapan dengan orang yang dihormati, seperti berbicara dengan atasan atau guru.

  • Ragam bahasa nonformal digunakan dalam situasi santai dan akrab, misalnya dalam komunikasi sehari-hari atau percakapan dengan teman dekat.

Menurut Pamungkas (2012:35), ragam nonformal memiliki ciri-ciri seperti kalimat sederhana yang tidak selalu mengikuti struktur gramatikal baku, penghilangan subjek, serta penggunaan kata-kata yang lebih kasual dan sehari-hari, seperti "bilang" atau "mau". Bahasa nonformal juga sering digunakan dalam bahasa gaul di kalangan remaja, yang berfungsi untuk merahasiakan sesuatu atau menciptakan kosakata khusus dalam kelompok tertentu, seperti slang atau prokem.

Secara umum, bahasa formal lebih terstruktur dan digunakan dalam konteks resmi, sementara bahasa nonformal lebih fleksibel dan digunakan dalam percakapan santai antarindividu.

Fungsi Kata Baku

Kata baku berfungsi untuk memastikan komunikasi lebih jelas dan mudah dipahami, terutama dalam situasi resmi. Fungsi utama kata baku adalah untuk:

  1. Memastikan makna yang tepat : Dengan menggunakan kata baku, arti kata lebih jelas dan tidak menimbulkan kebingungan.
  2. Mengurangi perbedaan bahasa : Kata baku membantu mengurangi variasi dialek, sehingga orang dari berbagai daerah tetap bisa berkomunikasi dengan baik.
  3. Memberikan kesan sopan : Dalam konteks resmi, penggunaan kata baku membuat percakapan terkesan lebih formal dan menghormati aturan bahasa.
  4. Sebagai pedoman dalam belajar bahasa : Kata baku menjadi standar dalam pembelajaran bahasa Indonesia, seperti dalam kamus dan buku pelajaran.

Secara keseluruhan, kata baku penting untuk menjaga keseragaman dan kejelasan dalam berkomunikasi.

Contoh Ragam Bahasa Baku dan Formal di Kehidupan Sehari-hari

Ragam bahasa baku dan formal yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Surat resmi:

  • "Dengan hormat, saya mengajukan permohonan cuti untuk tanggal 12 hingga 14 Desember 2024."

2. Pidato atau ceramah:

  • "Hadirin yang saya hormati, pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan beberapa hal penting mengenai program pemerintah."

3. Komunikasi dengan atasan:

  • "Saya ingin mengonfirmasi jadwal rapat pada hari Jumat besok."

4. Pengumuman resmi:

  • "Dengan ini kami umumkan bahwa kantor akan libur pada tanggal 25 Desember 2024."

Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana ragam bahasa baku dan formal digunakan dalam konteks resmi dan profesional, baik dalam tulisan maupun lisan.

Pengertian Laras Bahasa

Laras bahasa merupakan salah satu aspek dalam sosiolinguistik yang berkaitan dengan penggunaan bahasa. Bahasa selalu menunjukkan variasi dalam cara penggunaannya, yang disebut sebagai ragam bahasa. Dalam kajian sosiolinguistik, ragam bahasa dikenal dengan istilah register atau laras (Hudson, 1980, hal. 48), yaitu istilah teknis yang digunakan untuk menjelaskan cara seseorang menggunakan bahasa dalam situasi tertentu.

Sumber Referensi

(2019). A. Stanta, Ragam Bahasa dalam Kehidupan Sehari-hari (hal. 29). Jakarta: Pustaka Bahasa.

Handayani, Y. (t.thn.). Ragam Bahasa di Indonesia. BIP Kelompok Gramedia.

Limas. EYD Plus. Jakarta: Redaksi Lima Adi Sekawan, 2010.

Pamungkas, Sri. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarya: Andi Offset, 2012.

Sugiarto, Eko. Master EYD. Yogyakarta: Khitah Publishing, 2012.

Tasai dan Zainal Arifin. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo, 2000.

Qudratillah dkk. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2011.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Wahyu Indra Saputra

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Sejarah Bahasa Indonesia

Kamis, 9 Januari 2025 20:28 WIB
img-content

Pengertian dan Jenis Plagiarisme

Kamis, 9 Januari 2025 20:27 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Analisis

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Analisis

Lihat semua