Bibliografi Roh Perpustakaan
Jumat, 15 September 2023 09:56 WIBBibliograsi merupakan bukti adanya Peradaban Suatu negara
Kepala Perpusnas Drs. Muhammad Syarif Bando Membuka Acara Seminar Nasional Bibliografi
Dalam rangka Memperingati Hari Kunjung Perpustakaan, Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan (Pusbiola) menyelenggarakan Seminar Literasi. Tema Seminar Bibliografi Nasional Indonesia dari Masa ke Masa: Senarai Pustaka Peradaban Bangsa
Hadir 12 Penerbit merupakan stake holder literasi Perpusnas. Mewakili Penerbit Indonesia antara lain Penerbit Gramedia, Penerbit Obor, Penerbit Airlangga dan Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD). Spesial undangan Bapak Sudarmanto dan 3 Guru dari Penerbit CV Jundan Pustaka Probolinggo.
Kapusbiola Perpusnas Suharyanto, S.Sos, M.Hum menyampaikan Laporan Pelaksanaan Seminar
Ka Pusbiola Suharyanto, S.Sos, M. Hum ketika menyampaikan laporan pelaksanaan Seminar Bibliografi mengatakan tujuan seminar untuk meng update Bibliografi Indonesia. Diharapkan seminar yang menghadirkan para pakar perpustakaan dan Kepala Perpustakaan Daerah serta Pustakawan, Penulis dan Penerbit akan menghasilkan rekomendasi tindak lanjut menyusun dan kemudian menerbitkan Bibliografi Indonesia.
Paradigma Perpustakaan masa kini
- Management of collection 10 %
- Management of knowledge 20 %
- Transfer of knowledge 70 %
Kepala Perpusnas menyebut bibliografi memiliki peran sentral dalam mendukung perpustakaan sehingga diibaratkan sebagai “roh” dari perpustakaan suatu negara. Kehadiran Bibliografi Indonesia menunjukkan keseriusan Negara (sebagai ujung tombak Perpusnas) dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
Terkait perubahan paradigma tersebut Bibliografi sebagai Ruh Perpustakaan maka Bibliografi memegang peran penting dalam perkembangan peradaban Indonesia. Bibliografi berperan dalam mencatat semua buku yang diterbitkan di Indonesia.
Nara Sumber Seminar Nasional Bibliografi
Ditegaskan bahwa bibliografi berbeda dengan katalog. Bibliografi mencatat semua buku yang diterbitkan dalam suatu daerah, sedangkan katalog merupakan suatu daftar buku yang diterbitkan pada suatu priode tertentu tanpa memperhatikan asal daerahnya.
Bibliografi memiliki peran strategis dalam menentukan rasio antara jumlah buku yang terbit dan jumlah penduduk, menentukan buku mana yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat, serta menjadi dasar perpustakaan untuk mencari buku yang paling populer,”
Daftar 10 besar penerbitan secara global adalah Amerika Serikat dengan 2,56 juta, Korea Selatan 340.506, Jerman 354.000, Polandia 220.042, Jepang 184.985, Inggris 168.960, Indonesia 159.330, Italia 142.267, Spanyol 95.985, dan Iran 89.884.
Perpusnas perlu mengembangkan aplikasi digital untuk mendigitalkan buku-buku dalam bibliografi. Hal ini akan memudahkan akses dan penelusuran Bibliografi Nasional Indonesia melalui portal Perpusnas tersebut.
Peserta Seminar Bibliografi Nasional terdiri dari Penulis, Penerbit, Dosen, Mahasiswa dan Pustakawan
Sementara itu, Kepala Perpusnas periode 2001-2009 Dady P Rachmananta menyampaikan bibliografi nasional merupakan daftar buku yang mencerminkan warisan budaya suatu negara dan katalogisasi perpustakaan memainkan peran penting dalam proses ini.
Pentingnya bibliografi nasional adalah sebagai sumber informasi tentang warisan budaya suatu negara. Ini juga digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang jumlah buku yang terbit di negara tersebut, dan ini merupakan tanggung jawab Perpustakaan Nasional, .
Proses mengumpulkan buku-buku untuk bibliografi nasional adalah pekerjaan yang rumit, terutama dalam mencatat dan mengumpulkan semua buku yang terbit di berbagai tempat dan waktu. Meskipun komputerisasi telah membantu, masih banyak tantangan dalam mengelola koleksi.
Keberadaan Undang-undang Nomor 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, berperan dalam mendorong pustakawan untuk mencatat dan menyimpan terbitan Indonesia
Dikatakan, kendala dalam mengumpulkan buku-buku ini adalah bagian dari tantangan yang dihadapi oleh perpustakaan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Majalah Biola Pustaka Menjadi Referensi Perjalanan Sejarah Bibliogarfi Indonesia
Sementara itu Pakar ilmu perpustakaan Ida Fajar Priyanto mengatakan bibliografi nasional harus mengikuti perkembangan baru dunia digital. Selain itu, bibliografi nasional perlu dikembangkan untuk penyandang disabilitas, seperti bibliografi suara dan braile.
Peserta Seminar dari Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) menyampaikan saran pendapat
Peserta seminar menyampaikan apresiasi terhadap kepedulian Perpusnas mengangkat Topik Bibliografi mengingat peradaban bangsa Indonesia diukur dari Senarai Literasi.
Mengingat luas ruang lingkup pekerjaan yang sangat rumit dan besarnya beban tugas menyusun Bibliografi beberapa peserta seminar memberikan saran agar dalam pengolahan Bibliografi dilakukan oleh Institusi setingkat Deputi di Organisasi Perpusnas.
- Salam Literasi
- BHP, 14 September 2023
- YPTD
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Bibliografi Roh Perpustakaan
Jumat, 15 September 2023 09:56 WIBBerita Nan Kelelap
Senin, 20 Januari 2020 06:11 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler