5 Refleksi Selama 5 Tahun Menjadi Relawan dan Bergabung di Berbagai Komunitas

Jumat, 15 September 2023 09:52 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Artikel ini berisi tentang lima refleksiku selama lima tahun terakhir berkecimpung di dunia kerelawanan dan bergabung di berbagai komunitas yang mengangkat beragam isu. Semoga bermanfaat!

Agustus 2023 lalu menjadi tahun kelimaku bergabung di berbagai komunitas, mulai dari komunitas bahasa, pendidikan, literasi, pengembangan pemuda, kemanusiaan, hingga kesehatan mental. Ini penting untuk dirayakan karena aku belajar banyak hal, salah satunya belajar mencintai diri sendiri.

Kegiatan relawan dan berkomunitas identik dengan melakukan sesuatu untuk orang lain. Menurutku, ini bisa maksimal dilakukan ketika kita sudah menerima, berdamai, dan mencintai diri sendiri terlebih dahulu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menarik sekaligus menjadi tantangan, karena mencintai diri sendiri bisa menjadikan kita sebagai manusia yang egois, bisa juga menumbuhkan cinta terhadap kemanusiaan. Aku sendiri malah merasakan yang terakhir disebutkan. Tak ada lagi beban ketika membantu sesama dan menjadi relawan.

Sebagai bagian dari perayaan, tulisan ini dimaksudkan untuk berbagi lima dari sekian banyak refleksiku selama lima tahun terakhir maju dan berkembang dengan komunitas.

Komunitas sebagai Tempat Belajar

Aku tidak menyangka bisa jatuh cinta pada dunia komunitas. Semasa SMA, aku sempat memutuskan untuk menjadi orang yang tertutup dan memasang tembok yang tinggi dari membangun relasi bersama orang-orang baru. Aku sangat selektif.

Alasanku, berhubungan dengan manusia lebih banyak memicu rasa sakit, terutama mental. Ya, aku pernah menjadi korban bully. Kejadian ini mampu membuatku merasa tidak nyaman dengan diri sendiri dan merasa tidak aman berkomunikasi dengan orang lain.

Ini semua berubah ketika aku memutuskan untuk bergabung dengan komunitas. Bermula dari menemukan komunitas yang berbasis hobi, yakni belajar tentang bahasa dan kebudayaan Spanyol dan Amerika Latin. Perlahan tapi pasti, aku mulai menyukai hubungan pertemanan yang terjalin melalui komunitas. Di sini aku mulai belajar untuk berkomunikasi dengan baik.

Tiba-tiba aku teringat dengan hobi semasa SMA selain belajar bahasa dan membaca buku, yaitu menulis diary. Aku ingin memiliki kemampuan di bidang ini. Yang aku lakukan waktu itu adalah menciptakan pengalaman dengan cara mengirim artikel ke beberapa situs media populer.

Setelah dirasa cukup, aku memberanikan diri untuk menggunakannya sebagai portofolio di posisi content writer di salah satu komunitas kesehatan mental dan berhasil. Hingga saat ini, posisi menjadi penulis adalah yang paling banyak aku jalani selama berkecimpung di dunia komunitas. Topik yang kutulis pun beragam. Bentuknya juga berbeda-beda, mulai dari tulisan untuk media sosial, script video, blog, hingga website.

Tidak cukup dengan menulis, aku melebarkan sayap dengan menjadi pengajar karena ingin serius terjun di isu pendidikan dan literasi. Atas kesulitan dalam menempuh pendidikan yang kualami, aku pernah berjanji pada diri sendiri untuk tidak menjadikan guru sebagai profesi utama. Aku ingin menjadikannya sebagai upaya untuk memberikan sarana edukasi yang gratis untuk semua orang, terutama anak-anak. Untuk itu aku mulai bergabung di komunitas yang concern di isu ini.

Menulis dan mengajar adalah dua dari banyaknya keterampilan yang aku pelajari selama bergabung di komunitas. Masih banyak lagi keterampilan lainnya.

Pengalaman Paling Menarik dan Mengharukan

Terdapat dua pengalaman paling menarik dan mengharukan selama mengikuti kegiatan di komunitas. Pertama, pada akhir 2019 lalu, aku diajak oleh komunitas 4.0 untuk mengunjungi rumah singgah untuk anak-anak penderita kanker. Dari situ aku belajar tentang kesabaran dan perjuangan anak-anak dan keluarganya dalam menerima dan melewati kondisi berat yang mereka alami.

Kedua, pada Juni 2023, bersama komunitas Mengenal Diri dan Teruntuk Project, aku mengunjungi Yayasan Jamrud Biru yang merupakan tempat penampungan dan pengobatan bagi ODGJ. Kami melakukan aktivitas berupa senam dan melukis bersama. Hari itu aku belajar mengenai kepedulian pada manusia lain bagaimanapun kondisinya.

Meningkatkan Kecerdasan Sosial dan Emosional

Ini yang paling kusuka dari menjadi bagian komunitas, yakni meningkatnya kecerdasan sosial dan emosional. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, aku pernah memutuskan untuk menjadi orang yang tertutup dan membatasi diri dari bergaul dengan manusia. Sekarang? Tidak lagi.

Aku merasakan dampak positif dari seringnya berinteraksi dengan orang-orang baru. Di luar ekspektasiku, menjalin hubungan dengan mereka sangat menyenangkan. Ini mengubah persepsiku bahwa manusia tidak semuanya berkelakuan buruk, malah dari merekalah aku banyak sekali belajar.

Perkembangan signifikan yang paling kurasakan adalah meningkatnya kepercayaan diri, terkelolanya emosi dengan baik, dan semakin merasa nyaman dengan diriku sendiri. Bertemu dengan orang baru bukan lagi menjadi masalah.

Berkenalan dengan Banyak Orang

Seni yang paling kusukai dari berkomunitas adalah berani membuka diri untuk berkenalan dengan orang asing. Setiap ada kegiatan yang berkolaborasi dengan komunitas lain atau menjadi relawan event, aku harus siap diajak kenalan dan mengajak orang baru berkenalan.

Melalui berkenalan ini, terkadang obrolan berlanjut ke ranah lain selain kegiatan, seperti kesibukan sehari-hari, hobi, latar belakang, dan tema lainnya. Aku jadi suka mendengarkan kisah mereka yang tidak jarang sangat menginspirasi. Kini aku berprinsip “semakin tua, semakin banyak teman”.

Bikin Komunitas Sendiri

Ini adalah puncak dari kegiatanku berkomunitas selama 5 tahun ke belakang. Tepat 10 Agustus 2023, aku bersama keempat temanku memutuskan untuk melahirkan komunitas pendidikan yang berfokus pada pembelajaran bahasa asing gratis. Komunitas tersebut bernama Kanca Bahasa.

Kami memulainya dengan tahap memilih nama, berdiskusi mengenai visi & misi, membuat program belajar, dan menentukan rencana ke depannya. Sangat seru dan menantang, juga membuat kami berpikir keras.

Aku dan kawan-kawan memiliki PR besar agar komunitas Kanca Bahasa dapat berdampak dan berkelanjutan. Kami menyadari banyak sekali hal yang harus dipelajari. Untungnya, bergabung di berbagai komunitas membuatku memiliki gambaran bagaimana membangun komunitas itu sendiri.

Sebagai penutup, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang sudah menerimaku di komunitas mereka. Karena dari berkomunitaslah aku semakin mengenal diriku sendiri dan mencintai hubungan dengan manusia dan kemanusiaan. Terima kasih juga kepada mereka yang sudah mau membangun komunitas bersama. Kalian luar biasa. Panjang umur kebaikan!

Bagikan Artikel Ini
img-content
Deva Yohana

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Humaniora

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Humaniora

Lihat semua