Dilema Pertambangan Batu Bara di Indonesia

Selasa, 30 Mei 2023 14:55 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh : Citradewi Larasati Agung

Indonesia merupakan salah satu penghasil batubara terbesar didunia, batubara sendiri masih menjadi pilihan utama dalam penyediaan bahan bakar industri selain tambang minyak dan gas terutama dalam bidang industri  dan kelistrikan. Pertambangan batubara menjadi salah satu sektor industri pendukung utama dalam tatanan perekonomian daerah terutama di pulau kalimantan, pertambangan dalam banyak kasus memiliki posisi dominan dalam pembangunan sosial perekonomian. Seiring dengan banyaknya kerusakan yang diakibatkan industri pertambangan serta mulai menipisnya persediaan bahan bakar fosil pemerintah mulai menyiapkan transisi energi dengan mencari sumber energi baru terbarukan . Batubara sendiri adalah satuan fosil batuan sedimen organik berasal dari penguraian sisa berbagai tumbuhan lapuk ratusan tahun yang merupakan campuran yang heterogen antara senyawa organik dan zat organik yang menyatu di bawah beban strata bumi yang menghimpitnya,  sebagian tahapan kegiatan mulai  penambangan ,pengelolaan hingga penjualan suatu endapan karbon yang terdapat di dalam bumi termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal.  Sektor industri pertambangan ini berdampak sangat signifikan terhadap sosial perekonomian dan lingkungan dalam arti positif maupun negatif. Dampak positif sektor industri ini mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, meningkatkan ekonomi dan pembangunan. Sedangkan dampak negatif dalam ranah sosial, lingkungan, politik dan budaya yang ditimbulkan sektor industri ini juga sangat luar biasa merusak lahan dan infastruktur sekitar. Dalam banyak kasus kegiatan pertambangan selalu melekat pada kerusakan lingkungan, dimana kegiatan tersebut memiliki kecenderungan untuk merusak lingkungan karena berbagai kepentingan yang tidak jelas hanya mengeruk keuntungan sebanyak banyaknya dan kurangnya pengawasan dari pemerintah daerah setempat. Kegiatan pertambangan mempengaruhi berbagai media lingkungan, seperti tanah, udara, air, dan flora dan fauna di sekitarnya. Salah satu contoh kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan adalah penambangan batu bara yang dilakukan di desa Kintap Lama, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.  Kerusakan lingkungan muncul diakibatkan karena perusahaan pertambangan tidak memperhatikan lingkungan dalam melakukan kegiatan penambangan. Selain itu limbah hasil pertambangan juga tidak diolah dengan baik sehingga mencemari lingkungan. Kegiatan pertambangan yang dilakukan di wilayah berpenduduk atau lokasi tempat mencari nafkah penduduk juga akan menimbulkan dampak terhadap kondisi sosial ekonomi di wilayah tersebut, seperti perubahan pendapatan perkapita keluarga, tidak jelasnya pola pemilikan lahan, penurunan pemanfaatan dan penguasaan sumberdaya alam, serta berkurangnya SDM pengelola komoditas bahan baku pangan di sekitar wilayah pertambangan. Dampak sosial ekonomi akibat usaha pertambangan batu bara yang kurang bertanggungjawab akan memunculkan berbagai macam permasalahan yang komplek didalam masyarakat  dan lingkungan sekitar pertambangan. Pertama, permasalahan pencemaran udara, di daerah wilayah pertambangan, perusahaan akan mempergunakan alat berat dan mobilitas truk-truk pengangkut hasil tambang. Pencemaran udara terjadi karena truk-truk tersebut nyatanya mengeluarkan asap dari kendaraan dan debu hingga ke pemukiman warga. Selain itu, truk-truk pengangkut tersebut tidak hanya mencemari udara, akan tetapi juga merusak jalan, karena faktanya truk-truk yang dipergunakan merupakan jenis truk dengan tonasi beban yang berat dan jumlah armadanya yang banyak. Akibat pencemaran udara ini sangat dapat bisa dirasakan oleh warga pemukiman sekitar pertambangan, mulai masalah kesehatan terutama pernafasan sehingga mempengaruhi kualitas hidup masyarakat. Kedua, pencemaran tanah, pencemaran tanah sangat dominan terjadi karena limbah hasil tambang tidak direduksi dan di olah dengan baik menyebabkan pencemaran tanah yang sangat berdampak pada penurunan kualitas dan kuantitas komoditas pertanian yang dibudidayakan di daerah tersebut. Akibat pencemaran tanah ini juga mempengaruhi mata pencaharian tetap warga sekitar perusahaan tambang,  sebagai contoh di bidang pertanian, warga setempat yang semula memiliki lahan-lahan pertanian yang luas serta kemampuan dalam bercocok tanam, harus merelakan kebun-kebun mereka dihilangkan setiap tahun nya untuk kepentingan perluasan daerah pertambangan. Skill mandiri dan kemampuan  mereka akan terus tergerus dan tergantikan oleh tawaran keuangan yang lebih menggiurkan menjadi karyawan pertambangan.  Ketiga, pencemaran air. Pencemaran air yang diakibatkan oleh usaha pertambangan karena penggusuran lahan produktif pertanian dan hutan sehingga sumber mata air berkurang , disamping itu limbah yang diakibatkan pertambangan tidak direduksi sehingga mencemari lingkungan sekitar termasuk hilangnya sumber mata air dan sungai yang tercemar sehingga  berdampak pada masyarakat, terutama masalah kualitas kesehatan menurun dimasyarakat dan merambat pada produktivitas masyarakat. Angka stunting , kematian dan kecacatan juga akan terus bertambah tanpa mereka sadari. Belum lagi masalah perusahaan illegal yang banyak muncul dan tidak memberikan keuntungan apapun pada masyarakat. Zona sisa pertambangan yang dibiarkan menganga dan tidak dapat diperbaharui membuat masyarakat sekitar perusahaan tambang tidak akan bisa berkembang , baik pola pikir maupun kualitas hidupnya.  Dari banyaknya permasalahan pertambangan batubara di tanah air yang berkaitan dengan lingkungan ini kita dapat mengambil pelajaran berharga akankah bumi ini akan dibiarkan hancur oleh kepentingan sebagian oknum manusia yang kurang bertanggungjawab yang hanya mementingkan kepentingan finansial pribadi dengan  merusak alam sekitarnya dan bagaimana peranan pemerintah daerah setempat dalam mengatur kebijakan pertambangan agar terjadi keseimbangan antara kepentingan perekonomian dan industri dengan tetap menjaga alam lingkungan sekitarnya agar tidak rusak sebagai bentuk pertanggungjawaban kita terhadap anak cucu kita kelak di kemudian hari. Maka segera akhiri dilema pertambangan di tanah air kita dengan mengembalikan pada peruntukannya yaitu lahan produktif pertanian, pemerintah daerah seyogyanya membuat aturan yang tegas dan jelas mengenai batas pertambangan dengan memperketat ijin perusahaan pertambangan dan mewajibkan perusahaan tambang melengkapi proposal pengendalian Analisa Dampak lingkungan AMDAL serta membuat komitmen untuk menjaga lingkungan dan kelestarian alam serta segera merealisasikan program transisi energi dengan menemukan sumber energi baru terbarukan yang ramah lingkungan .  Hembusan kebijakan transisi energi dari penggunaan bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar ramah lingkungan atau sumber energi terbarukan jangan hanya menjadi slogan semata, pemerintah sebaiknya segera mulai membatasi kegiatan pertambangan batubara karena sudah mengakibatkan bencana kerusakan alam yang masif dan mengalihkan bahan baku energi batubara dengan sumber energi lain yang ramah lingkungan. Transisi energi yang digaungkan pemerintah sejak sepuluh dasa warsa yang lalu seolah hanya sebatas slogan harapan tanpa kenyataan, mulai dari penerapan program smart city dan kendaraan listrik sampai dengan sekarang banyak belum terealisasi dengan alasan banyak masyarakat belum berminat. Hal ini banyak disebabkan adanya pola pikir yang keliru dan menyesatkan perihal transisi energi , dimana penambangan bahan bakar fosil masih terus berjalan dengan dampaknya merusak lingkungan sedangkan rencana strategis transisi energi tidak juga diseriusi untuk dikerjakan. Pertaruhan dan keseriusan pemerintah dalam program transisi energi akan ditunggu penerapannya di pembangunan Ibukota Nusantara di Kalimantan yang sedang dibangun saat ini akankah akan membuktikan IKN sebagai smartcity pertama yang dibangun di negara ini dan akan menjadi titik balik transisi energi ramah lingkungan seperti yang diharapkan sehingga mengubah paradigma bahwa pertambangan yang selama ini menjadi primadona Kalimantan sebagai penghasil devisa namun jangka panjangnya merusak lingkungan segera diakhiri demi menyelamatkan lingkungan .   

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagikan Artikel Ini
img-content
citradewi la

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Dilema Pertambangan Batu Bara di Indonesia

Selasa, 30 Mei 2023 14:55 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di

Lihat semua