Mitos Iblis Dagon dan Soal Kepemimpinan
Senin, 10 Oktober 2022 15:12 WIBKisah Dagon dan Aswatama tak lain sebuah gambaran tentang karakter makhluk dan sikap kepemimpinan. Dagon adalah karakter iblis pendendam, sedangkan Aswatama adalah seorang pemimpin (kesatria) yang punya watak dan sikap seperti Dagon, yakni pendendam. Apakah di sekliling kita ada pemimpin model seperti ini?
Dalam peradaban masyarakat kuno, terkenal mahluk yang bernama Dagon. Dagon dipercaya sebagai salah satu Iblis yang punya karakter pendendam atau Iblis pembalas dendam. Oleh masyarakat kuno di Filipina sangat ditakuti. Eksistensi Dagon ini bahkan terkenal oleh suku-suku kuno di seluruh dunia seperti masyarakat Babilonia, Amorit, Akkadian.
Dalam konteks teoritis, Dagon dikaitkan dengan mitologi Yunani yang bernama Kraken., keterkaitan antara Dagon dan Kraken ini berdasarkan kesamaan tugas yakni sebagai mahluk pembalas yang akan menghancurkan segala aspek kehidupan.
dogan
Sementara dalam kisah pewayangan dalam kisah Mahabharata, terdapat tokoh dari golongan kestria bernama Aswatama. Aswatana ini termasuk tokoh yang punya karakter pendendam. Siapa pun yang dianggap mencederai dirinya atau keluarganya, akan disikat habis. Aswatama tak segan membunuh lima putra Pandawa karena dendam atas kematian ayahnya Resi Drona oleh Pandawa saat bermeditasi pasca perang Kurusetra.
Kisah Dagon dan Aswatana tak lain sebuah gambaran tentang karakter mahluk dan sikap kepemimpinan. Dagon adalah karakter Iblis pendendam, sedangkan Aswatana adalah seorang pemimpin (kesatria) yang punya watak dan sikap seperti Dagon, yakni pendendam. Lima anak Pandawa sebetulnya tak punya masalah dengan Aswatana, namun karena keturunan dari pandawa maka harus dihancurkan dengan. Ia memakai tindakan politik cabut kacang, yakno mencabut kacang sampai dengan akar-akarnya.
Sikap pemimpin pendendam seperti ini hendaknya dihindari, apalagi dalam kepemimpinan birokrasi. Contoh yang tidak bisa dibandingkan dengan siapapun adalah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Meskipun nabi diludahi oleh orang yang membencinya, beliau tetap sayang kepada si pembenci. Bahkan ketika suatu hari tak dapat ludahan si pembenci, Nabi Muhammad mencarinya lantas menengoknya setelah mendapat kabar bahwa si pembenci sedang jatuh sakit.
Sebetulnya ada juga contoh yang baik dari kepemimpinan dalam Islam, yakni kepemimpinan Muawiyah. Saat Muawiyah memegang tampuk kepemimpinan pasca perang dengan Sayyidina Ali, ada pengikut Sayyidina Ali yakni Azzurqa binti Uday yang selalu menggelorakan anti Muawiyah. Azzurqa punya pengaruh terhadap pengikut Ali. Para penasihat Muawiyah minta kepada Muawiyah untuk membunuh Azzurqa, namun Muawiyah tidak setuju, bahkan minta agar Azzurqa di undang saja ke Istana.
Setelah terjadi diskusi, Azzurqa luluh dan Muawiyahpun bisa memafkan semua tindakan Azzurqa yang selalu memprovokasi pengikut Ali.
Jika saat ini, masih ada pemimpin yang punya sifat pendedam, yakni siapa yang berseberangan disikat aatau menerapkan politik cabut kacang, menghancurkan kehidupan dan karir orang yang bersebrangan, bertindak atas dasar like dan dislike, maka jangan-jangan dibenaknya terpengaruh iblis Dagon. Ia menjalankan kepemimpinan model Aswatana dan tidak mau mencotoh model kepempinan Nabi Muhammad SAW atau minimal mencontoh kepemimpinan Muawiyyah.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Jalan Berliku Menuju Istana
Selasa, 3 Januari 2023 06:00 WIBYouth Center di Cilegon, di Mana Gerangan?
Jumat, 23 Desember 2022 07:42 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler