Ramadan dan Corona, Menjaga Iman Merawat Imun

Rabu, 29 April 2020 05:45 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tulisan ini memaparkan tentang pentingnya untuk tetap istiqomah berpuasa meski dalam kondisi wabah corona. Kuatkan iman dan juga imun..

Ramadan adalah momen yang ditunggu oleh kaum muslim di seluruh dunia, mengapa tidak? Ramadan merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan dan keistimewaan. Umat Islam diwajibkan berpuasa selama satu bulan guna untuk mensucikan jiwa dan memperoleh kebaikan.

Ramadan tahun ini sepertinya jauh lebih istimewa dari tahun-tahun sebelumnya. Kita semua dan khusus umat islam sedang diuji dengan pandemi bernama Covid-19 atau virus corona ini.

Corona sendiri masuk ke Indonesia sejak awal Februari 2020, dan hingga sekarang Indonesia adalah negara dengan kasus corona terbesar di asia tenggara (asean) dan sudah memakan korban hampir 1.000 jiwa.

Kita semua terus berharap corona ini semakin menurun, bagi yang telah positif virus corona bisa segera sembuh, kita doakan yang terbaik bagi yang telah meninggal dan bagi yang merasa masih sehat mari sama-sama memutus rantai virus corona ini dengan tetap menjaga jarak (phychical distancing dan social distancing). Karena tidak ada jaminan bagi corona untuk memilih-milih dengan siapa ia harus menularkan dirinya, maka kitalah yang memilih untuk tidak mendekatinya.

Bersamaan dengan hadirnya virus corona, ada beberapa rumor beranggapan bahwa puasa Ramadhan ini tidak perlu ada, karena ketika kita mengurangi makan selama Ramadhan, maka gizi kita tidak tercukupi dan dengan itu sistem imun akan menurun serta virus corona akan mudah menjangkiti orang-orang yang sistem imunnya semakin menurun.

Yah, tentu saja saya menolak anggapan ini, apalagi jika ia meminta Ramadan dihapuskan. Bagi saya anggapan semacam ini adalah hanya keluar dari mulut orang-orang yang berotak liberal dan sekutu-sekutunya, ia ingin mendoktrin umat islam dengan pemikiran-pemikiran yang melemahkan iman umat Islam. Atau keluar dari mulut anak-anak yang baru baca sampul buku tapi merasa sudah di atas langit, merasa tahu segalanya. Pendapat-pendapat tersebut sungguh tidak valid.

Lalu bagaimana Islam dan sains membuka cakrawala pemahaman kita bahwa puasa itu memiliki banyak keutamaan?

Allah telah menyeru bagi hamba-hamba yang beriman untuk wajib berpuasa selama bulan Ramadhan. Ia tidak menyeru orang-orang Islam, tapi hanya orang yang beriman, orang-orang yang yakin dan percaya bahwa ada kebaikan baginya di balik perintah berpuasa. Karena banyak muslim yang tidak taat dan tidak beriman.

Apa sajakah keutamaan berpuasa itu dan bagaimana puasa dapat menangkal pandemi Covid-19 atau virus corona?

1. Puasa dalam dimensi ilahiah sebagai ketundukan dan ketaatan seorang hamba pada Tuhannya, ia harus memiliki frekuensi tauhid yang lurus sebagai pondasi keimanan dan ketaqwaan seorang hamba pada Tuhannya. Puasa mengajarkan kita berkorban untuk menahan diri dari melakukan sesuatu yang biasa kita lakukan di luar ramadhan demi ketundukan dan kepatuhan pada Tuhan.

2. Dimensi sosial bahwa puasa ramadhan melatih kita membiasakan diri untuk terus konsisten dalam berbuat kebaikan pada sesama dengan berharap kebaikan yang berlipat ganda pada Tuhan di bulan ramadhan.

Di sisi lain dalam kacamata psikologi sosial bahwa kita harus merasakan lapar dan dahaga layaknya kaum-kaum mustad'afin yang tertindas dan hidup dalam kemelaratan. Ramadhan juga bersamaan dengan kewajiban berzakat guna membantu kaum-kaum mustad'afin tersebut.

3. Dimensi sains dalam hal ini dibahas dalam sudut pandang ilmu kesehatan, saya ingin menjawab secara detail pertanyaan-pertanyaan di atas bahwa bagaimana puasa dapat menjadi benteng dari serangan covid 19?

Sebelum saya bahas kaitan puasa dan corona, saya akan memaparkan secara umum manfaat puasa untuk kesehatan:

a. Dapat menurunkan berat badan.
Ketika berpuasa, tubuh kita menggunakan glukosa yang tersimpan. Jika penyimpanan glukosa habis, maka proses ketosis dimulai. Pada proses ini tubuh menggunakan lemak yang ada untuk digunakan sebagai sumber energi. Sehingga, banyaknya lemak yang terbuang akan membuat berat badan kita turun. Sehingga berpuasa ini baik bagi orang-orang yang mengalami obesitas, ia dapat mencegah dirinya dari penyakit gula (kencing manis) dan potensi penyakit jantung.

b. Dapat membersihkan racun dalam tubuh.
Sebagian besar makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung beragam zat yang menjadi racun bagi tubuh. Nah, ketika kita menjalankan ibadah puasa, pembakaran lemak akan lebih banyak dari biasanya. Lalu zat beracun yang tersimpan bersama tumpukan lemak berlebih dapat keluar dari tubuh, sehingga berpuasa mampu membersihkan racun dalam tubuh.

c. Menyehatkan jantung.
Peneliti menemukan bahwa puasa dapat meningkatkan kinerja otot jantung, mengurangi kerusakan akibat radikal bebas, dan meningkatkan pertumbuhan pembuluh darah di dalam jantung. Selain itu, puasa dapat menurunkan resiko penyakit yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.

d. Meningkatkan kesehatan sistem perncernaan.
Aktivitas makan yang terlalu sering membuat kerja usus jauh lebih melelahkan. Sehingga dengan berpuasa organ-organ usus dan lambung dapat beristrahat dan bekerja dengan jauh lebih normal. Selain itu berpuasa dapat menghindari usus buntu.

e. Meningkatkan kesehatan hati dan ginjal.
Hati dan ginjal berfungsi untuk menyaring dan menetralisasi unsur kimia dan racun dalam tubuh, mengatur sirkulasi hormon dan mengatur komposisi darah yang mengandung protein berlebih, gula dan zat-zat lainnya.

Ketika berpuasa potensi racun dan kimia yang masuk bersama makanan yang kita konsumsi akan lebih sedikit sehingga kerja hati dan ginjal akan lebih ringan, kita pun akan bebas dari racun dan kimia.

f. Meningkatkan sistem imun (sistem kekebalan tubuh)
Puasa terbukti meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. Dengan berpuasa membantu memfokuskan energi tubuh untuk memerangi infeksi, termasuk infeksi virus corona.

Sementara itu, beberapa peneliti di University of Southern California tertarik mempelajari kaitan antara puasa dan daya tahan tubuh. Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan, rasa lapar memicu sel-sel induk dalam tubuh memproduksi sel darah putih baru yang melawan infeksi. Para peneliti menyebut puasa sebagai "pembalik sakelar regeneratif" yang mendorong sel induk menciptakan sel darah putih baru.

Penciptaan sel darah putih baru inilah yang mendasari regenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh. Sehingga ketika berpuasa sel darah putih akan terus diproduksi untuk meningkatkan sistem imun, maka dengan sistem imun yang kuat dapat menangkal serangan virus corona.

Selain itu, dalam pandangan psikologi bahwa orang-orang yang berpuasa akan senantiasa lebih tenang, damai dan bahagia, karena didasari keimanan dan kepatuhan pada Tuhannya. Saat bahagia, sistem imun tubuh akan lebih aktif bekerja.

Hasil penelitian menyatakan bahwa individu yang merasa bahagia akan lebih terhindar dari virus atau bakteri penyebab penyakit, termasuk virus corona. Hal ini dikarenakan perasaan bahagia membantu mempercepat proses penyerapan vitamin dan mineral dalam tubuh yang akan memperkuat sistem imun kita. Jadi, jangan heran jika ada teman kita yang bahagia dalam hidupnya akan lebih jarang sakit.

Kira-kira itulah keutamaan bagi orang-orang yang berpuasa. Virus corona bukan halangan bagi kita untuk berhenti beribadah pada Allah, kecuali jika Allah telah menghentikan nafas kita.

Berpuasa adalah implementasi dari nilai taqwa kepada Allah. Semakin kita bertakwa, maka semakin Allah tolong kita dari segala masalah hidup.

Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (at-talaq : 2 & 3)

Semoga dengan ramadhan ini semakin menguatkan iman kita pada Allah dan semoga kita dijaga dan dikuatkan dari ujian Allah yang bernama corona. Aamiin..

By: Irfansyah Masrin

Sumber :
Buku Rahasia sehat Rasul (Razib al iman: 2017)

Psikologi sholat (sektor haryanto : 2010)

Kompas.com

popbela.com

Bagikan Artikel Ini
img-content
Irfansyah Masrin

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Analisis

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Analisis

Lihat semua