Pelacakan Kasus TB Terhambat, Menko PMK: Sebentar Lagi Keluar Perpres Penanggulangan TB
Senin, 29 Maret 2021 17:54 WIB
Depok - Masa pandemi CovidD-19 melanda selama setahun menghambat pelacakan kasus tuberkulosis atau TB. Hal itu dirasakan Dinas Kesehatan Kota Depok, Jawa Barat. Selama pandemi di 2020 kata Kepala Dinas Kesehatan Depok Novarita, ada sekitar 3.000 warga yang mengindap penyakit TB.
Catatan 3.000 orang, kata Novarita, itu tergolong rendah bila dibandingkan laporan-laporan tahun sebelumnya. "Sebelumnya tinggi. Ini rendah karena tidak ketemu saja karena kan lacak kasusnya kurang. Belum ketemu karena kita belum melakukan investigasi kontak dengan maksimal," kata Novarita di RSUI Depok, Kamis (25/4/2021).
Ia mengatakan kasus penyakit TB harus dilakukan investigasi kontak hal itu sangat penting.
Sebab, satu penderita TB bisa menularkan ke 10 orang terdekat. "Ini yang harus kita cari dan ini terkendala karena adanya pandemi, jadi orang kadang-kadang tidak berani untuk kunjungan rumah," ujar Novarita.
Kata dia, kasus penyakit ini berbeda dengan Covid -19 yang dapat menyerang secara akut, tuberkulosis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis itu disebut bersifat "pelan tapi pasti".
Efek tuberkulosis tidak langsung terlihat seperti halnya infeksi virus SARS-CoV-2 pada pasien Covid-19 bergejala.
Novarita menjelaskan, pengobatan tuberkulosis dilakukan secara jangka panjang, sekitar 6-12 bulan. Ini yang menjadi tantangan.
"Kalau dia tidak disiplin minum obat, ini menjadi masalah. Ketika dia resisten, obatnya nggak mempan. Diganti obat lagi, nggak mempan. Ini kalau nggak mempan terus artinya potensi dia menularkan ke orang lain tinggi dan itu yang kita khawatirkan," terang Novarita.
"Orang kan tidak care lagi dengan itu karena orang fokus ke COVID-19, sehingga pengobatan agak terabaikan, dan mereka juga nggak berani ke puskesmas untuk ambil obatnya," kata dia.
Sementara itu, ia mendukung Perpres Penanggulangan TB. Sebab, kata dia harus ada trobosan yang baik dalam menangani penyakit TB ini.
Diketahui Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan yang sampai sekarang menjadi penyakit paling menular dan sangat mematikan di dunia.
Mengacu pada WHO Global TB Report tahun 2020, 10 juta orang di dunia menderita TB dan menyebabkan 1,2 juta orang meninggal setiap tahunnya.
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara dengan beban TB terbesar di dunia bersama India dan China. Berdasarkan WHO Global TB Report tahun 2020, Indonesia memiliki beban TB dengan perkiraan jumlah orang yang jatuh sakit mencapai 845.000 dengan angka kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian per jam.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, masalah penyakit TB bukan sekedar masalah kesehatan, akan tetapi berdampak signifikan terhadap masalah produktivitas sumber daya manusia Indonesia.
Muhadjir mengungkapkan, sebanyak 75% kasus TB terjadi pada usia produktif (15-54 tahun), dan 8,2% kasus TB menjangkit anak usia kurang dari 15 tahun. Lebih lanjut, dia menuturkan, orang yang menderita TB resisten obat atau Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) akan kehilangan pendapatan sebesar 38% dan 70%. Dampak total kerugian ekonomi akibat TB adalah sekitar Rp 136,7 miliar per tahun.
"Ini menunjukkan bahwa TB punya pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas penduduk Indonesia," ujar Muhadjir saat menyampaikan sambutan dalam peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2021, yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan secara virtual, pada Rabu (24/3).
Menko Muhadjir menjelaskan, untuk memerangi permasalahan TB, Indonesia sudah menandatangani kesepakatan bersama dengan semua pemimpin dunia untuk mencapai eliminasi TB pada tahun 2030. Hal itu, dikatakannya, sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDG’s) pada Sidang Umum PBB.
"Pada peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2021 ini, kembali kita ingatkan untuk mengevaluasi upaya-upaya yang telah kita lakukan pada tahun sebelumnya dan kembali menyatukan langkah, bahu membahu bergandeng tangan untuk bersinergi dan semakin menguatkan upaya kita memerangi TB ke depan," terangnya.
Lebih lanjut, Menko PMK mengungkapkan, pendekatan kesehatan saja tidaklah cukup untuk menangani TB. Karena itu pemerintah juga tengah menyiapkan Perpres Penanggulangan TB di Indonesia dengan menekankan keterlibatan lintas sektoral.
"Kita akan segera menerbitkan Perpres Penanggulangan TB yang sekarang masih dalam proses penandatanganan oleh Presiden," ungkap dia.
Perpres tersebut, diterangkannya, akan menekankan pentingnya jajaran multi sektoral untuk terlibat dalam intervensi pengendalian faktor risiko TB dalam peningkatan derajat kesehatan perseorangan, intervensi perubahan perilaku masyarakat, peningkatan kualitas rumah tinggal pasien, perumahan dan pemukiman.
"Serta pencegahan dan pengendalian infeksi TB di fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Ruang Publik, secara bersama-sama semua pemangku kepentingan baik pusat maupun daerah," imbuh Menko Muhadjir.
Menko PMK tak memungkiri bahwa kehadiran wabah Covid-19 berpengaruh signifikan terhadap upayakan menumpas TB. Akan tetapi dia mengatakan, adanya wabah Covid-19 seharusnya menjadi nilai tambah dan sinergi positif dalam memerangi TB.
Menurutnya, seluruh fokus penanganan Covid-19 juga bisa dimanfaatkan simultan dalam memerangi TB. "Karena soal tracing, tracking, testing dan treatment sebetulnya Covid-19 dan TB hampir sama, dan begitu juga dengan peralatan yang diperlukan juga tidak jauh berbeda," ujarnya.
Menko PMK mengatakan, hal tersebut bisa menjadi agenda ke depan untuk memaksimalkan perang melawan Covid-19 bersamaan dengan perang melawan TB.
"Maka mungkin hendaknya menjadi agenda kita ke depan bagaimana menyatupadukan menyinergikan antara upaya kita memerangi Covid-19 ini dan sekaligus juga mengentaskan dan memerangi TB di Indonesia," sebutnya.
Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2021 bertemakan "Setiap Detik Berharga Selamatkan Bangsa dari Tuberkulosis". Menko Muhadjir berpesan, momentum Hari Tuberkulosis Sedunia ini dapat dimaknai oleh seluruh pihak untuk tak kenal lelah dan dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mengentaskan TB.
"Marilah kita manfaatkan setiap detik untuk bersama-sama melawan TB ini dengan semboyan yaitu Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis di Indonesia. TOSS TB," pungkasnya.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Sangat Membanggakan, Menhan Terima WTP Empat Kali Berturut-turut
Minggu, 4 Desember 2022 09:01 WIBLuar biasa, Kerjasama RI-Australia Meningkat Pertahanan Makin Kuat
Senin, 29 Agustus 2022 06:10 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler