Me & My Problem

Jumat, 11 Agustus 2023 18:07 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pagi hari yang indah seperti biasanya, semua orang sudah memulai kesibukan masing-masing di pagi hari, namun gadis  beriris muda coklat ini masih terlelap di alam mimpi, sampai suatu ketika, suara keras bak petir itu membuatnya terbangun.

"Alin! Bangun! Sudah jam 07.00 masih saja kek kebo,“ ibu membangunkannya dengan kasar karena sudah terlanjur kesal pada anak tengahnya itu. ”Lima menit lagi bu, masih jam tujuh. Hah! Jam 7!“ Alin yang awalnya berniat tidur lagi pun, kini terlonjak kaget, dan langsung terbangun dari tidurnya, lalu langsung menyambar handuk yang di jemur di balkon.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah  menyelesaikan mandinya yang tak sampai 5 menit, Alin langsung bersiap-siap untuk berangkat  ke sekolah tanpa memakan sarapannya. Mau bagaimana lagi? Alin hampir terlambat sekarang!

Untungnya gerbang SMP Permata belum ditutup, jadi dirinya bisa bernapas lega dan beristirahat.sejenak, karena dari tadi dirinya harus mengayuh sepeda dengan cepat bagai di kejar-kejar setan.

Setelah itu Alin langsung memasuki kelasnya guna mengikuti KBM, dan sebentar lagi akan dimulai.  Selama pelajaran berlangsung dirinya benar-benar  tidak bisa konsentrasi karena terus mengantuk, semalam alin baru bisa tertidur jam 03.00 pagi karena terus maraton drakor terbaru, alin terus-terusan menguap tak kuasa menahan kantuk sampai tak terasa dirinya tertidur di kelas selama jam pelajaran berlangsung. Guru yang tengah masuk pun keheranan saat tak mendengar respon apapun dari alin, padahal dirinya sudah beberapa kali memanggil nama alin.

“Alin, Analin Sania," panggil Bu Lia, guru yang tengah mAngajar alin pun tersentak kaget dan langsung terbangun dari alam mimpinya.

“I.. iya bu?” ujar gadis itu dalam keadaan masih setengah sadar.

“Kamu tidur di jam pelajaran saya alin, kenapa?”

Alin tertegun mendengarkan nada intimidasi dari dari pertanyaan bu Lia.

“Iya bu, maaf,” sesalnya

“Kamu tau gak, sih, nilai pelajaran kamu akhir-akhir ini menurun.”

“Maaf bu,” kini hanya kata maaf yang bisa alin katakan, dirinya sendiri sadar akan kesalahannya.

“Ya sudah, kamu perlu perbaiki nilai ibu yang kemarin, ibu mau nilai kamu jauh lebih baik dari sekarang.”

Setelah kejadian di kelas tadi tadi Alin terus diam menyelami tiap kata yang diucapkan bu Lia pada dirinya, sampai tak sadar bahwa perjalanan pulangnya telah sampai di rumah. Alin merasa ini bukan saatnya untuk bingung, alin langsung masuk ke rumahnya dan menjalani aktifitasnya seperti biasa.

“Alin, ibu dengar dari guru kamu, kalau nilai kamu menurun akhir-akhir ini. Kenapa? Tanya Dewi, ibu dari alin.  Dirinya merasa agak kecewa dengan anak tengahnya ini. Tidak biasanya alin mendapatkan nilai dibawah KKM.

“Maafin alin bu..”

Bukan maaf yang ibu butuhkan, ibu cma butuh penjelasan kamu kenapa? Dewi merupakan tipe ibu yang bijaksana , dirinya  akan mencari tahu terlebih dahulu penyebab berkurangnya nilai putrinya di sekolah.

“enggak kok bu, cuma lagi males aja” jawabnya untuk berusaha menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi jika ibunya tahu, makla habislah riwayatnya nanti.

“Ya.. sudah, malesnya jangan lama-lama, inget akhir tahun ini kamu kelulusan”

“Iya.. bu” setelah mendengar itu, alin langsung berlalu menuju kamarnya, dan  duduk di tepi tempat tidurnya  agak tidak enakan karena telah berbohong pada ibunya.”

Pada malam harinya seperti bisa alin kembali menonton drakor, dirinya menonton melalui laptop kakaknya yang ia ambil diam-diam dari kamar sang kakak, seakan aktu tak berjalan bagia alin, tak dirasa jam sudah menunjukkan pukul 02.45, dirinya segera mengakhiri kegiatan menontonnya dan bergegas menaruh kembali laptop kakaknya  di kamar sebelah.

“Di esok hari, alin kembali melakukan aktifitasnya seperti biasa juga dengan omelan guru seperti kemarin, karena alin masih tetap mengantuk, seperti kemarin sepulang sekolah alin langsung berlari menuju rumah dan membuka pintu rumahnya. Saat alin membuka pintu rumah dirinya dikagetkan dengan adanya ibu dan kakak yang tampak sudah lama menunggunya.

“Bu.. kok nungguin alin?” tanya alin seakan tak mengetahi apa-apa. Padahal jantungnya sudah berdegup kencang, takut apabila dia ketahuan nonton sampai larut malam.

“Ya iyalah nungguin kamu, masa nunggui sedekah tetangga.”

“Oh.. kiran nunggu oleh-oleh dari yang habis gajian” karena olive kakaknya menjawab asal, maka alin pu menjawab asal.”

“Sudah jangan becanda terus” ibu menengahi ali

“Alin ibu sudah tahu“  benar saja perkiraan alin sekarang, dirinya harus menghadapi omelan ibu dan kakak.

“Maaf.. ibu” sesalnya

“kamu tahukan sekarang kamu sudah kelas 9, sudah mau kelulusan juga, kok masih saja diam-diam ambil laptop kakak kamu. Pantas saja nilainya anjlok tiap hari kerjaannya begadang terus, bukannya malah belajar. Ingat alin  udah gede, udah bisa bedain mana waktu belajar dan mana waktu buat main ataupun nonton. Pokoknya ibu gak mau kamu nonton drakor lagi sampai liburan. Dan perbaiki nilai kamu.”

Setelah mendapatkan ceramah panjang dari ibunya, alin jadi berpikir, karena ada benarnya ucapan ibunya itu.  Dia sudah  besar, sudah bisa menjadwal waktu. Mulai sekarang alin akan berjanji bahwa dirinya akan menjadwalkan waktu dengan benar dan tidak akan menonton drakor larut malam lagi.

Setelah kejadian itu, alin menjadi lebih giat lagi belajar. Bu lia pun tidak lagi  mengomel-ngomel dirinya, karena nilainya pun sudah lebih baik dari sebelumnya.

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content

Ineu Verlinda

0 Pengikut

img-content

Dunia Tipu-tipu

Selasa, 14 November 2023 12:20 WIB
img-content

Me & My Problem

Jumat, 11 Agustus 2023 18:07 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Fiksi

img-content
img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Fiksi

Lihat semua