Mahasiswi Diperkosa dan Dikubur di Kos: Mau Menyerah, Pelaku Tikam Perut Sendiri...

Jumat, 20 Desember 2019 05:22 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Penjaga kos yang diduga sebagai pelaku utama pemerkosa sekaligus pembunuh mahasiswi Wina Mardiani ditahan polisi Bengkulu. Pelaku yang bernama Pardi, 29 tahun, yang lama bersembunyi di kampungnya di wilayah Lintang Kanan, Sumatera Selatan, ini sempat mau bunuh diri

Penjaga kos yang diduga sebagai pelaku utama pemerkosa sekaligus pembunuh mahasiswi Wina Mardiani  ditahan polisi  Bengkulu.  Pelaku  bernama Pardi, 29 tahun,  yang  lama bersembunyi di kampungnya di wilayah Lintang Kanan, Sumatera Selatan, ini  sempat mau bunuh diri pada Kamis, 19 Desember 2019.

Tragedi Wina Mardiani,  20 tahun,  mahasiswi semester 5  Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bengkulu  terbongkar setelah korban sempat menghilang selama lima hari. Mayat Wina yang ditemukan terkubur di belakang tempat kosnya di Kelurahan Beringin Raya, Kota Bengkulu pada Minggu sore, 8  Desember 2019. 

Perbuatan keji itu diduga dilakukan penjaga kos, Pardi,  yang tiba-tiba  menghilang sebelum  korban ditemukan. "Dalam kejadian ini ada banyak ya, ada pembunuhan, ada dugaan pemerkosaan dan ada pencurian motor  juga,“ujar Kasat Reskrim Polres Bengkulu AKP Indramawan Kusuma Trisna di Bengkulu, Selasa, 10 Desember seperti diberitakan oleh Antaranews.

Nah, Pardi sebelum mencoba bunuh diri  sebenarnya sudah mau menyerah. Keluarnya di Lintang Kanan sudah melapor ke kepolisian setempat.

Pelaku dalam keadaan kritis
Proses penyerahan ini  sebetulnya  telah diatur oleh kepolisian setempat.  Polisi bahkan memberikan garansi kepada pihak keluarga, bila pihak keluarga mau menyerahkan tersangka, maka polisi akan menjamin keselamatan tersangka dari upaya amukan massa.

Tapi, sebelum penyerahan  dilakukan, rupanya  Pardi berusaha menghabisi nyawanya sendiri dengan cara gantung diri dan menusuk perut bagian kirinya menggunakan senjata tajam. Percobaan bunuh diri ini kemudian digagalkan oleh pihak keluarga tersangka.

Pihak keluarga lalu  melarikan tersangka ke puskesmas dan RS Lubuk Linggau. Saat dibawa ke rumah sakit,  Pardi dalam keadaan kritis dan sudah bersimbah darah.

Hal itu dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Bengkulu AKBP Sudarno  seperti diberitakan oleh   mercinews.  “Dia melakukan upaya bunuh diri dengan cara menikam perutnya sendiri dan menjerat leher,” kata Sudarno, 19 Desember 2019.

Tim Polresta Bengkulu berhasil  memindahkan tersangka  ke RS Bayangkara Bengkulu pada Kamis siang, 19 Desember 2019.

Kapolres Kota Bengkulu, AKBP. Pahala Simanjuntak mengatakan, selama melarikan diri   pelaku bersembunyi di hutan Empat Lawang. Lalu, bersembunyi di salah satu rumah anggota keluarganya di kecamatan Lintang Kanan, kabupaten Empat Lawang.

Selanjutnya: Sempat diultimatum

<--more-->

Sempat diultimatum dan DPO
Kepala Kepolisian Daerah  Bengkulu, Irjen Pol  Supratman sempat  menyerukan  agar pelaku segera menyerahkan diri.  Seperti dilansir oleh Bengkuluekspres.com, ia mengatakan bahwa  tim polisi saat ini masih dilapangan memburu pelaku.

Motif pembunuhan terhadap Wina terungkap setelah polisi menangkap penadah sepeda motor milik korban dan memeriksa isteri Pardi.  Menurut polisi, sang isteri sudah mengakui bahwa suaminya merupakan pelaku.

Kasat Reskrim Polres Bengkulu AKP Indramawan Kusuma Trisna mengungkapkan pada 10 Desember lalu bahwa motif utama Pardi  adalah dendam dan sakit hati. Soalnya, korban  selalu menuntut pelaku untuk segera memperbaiki sepeda motor korban yang rusak.

Sebelumnya,  terungkap bahwa penjaga kos itu sempat menyenggol motor korban yang terparkir di depan kamarnya pada awal Desember 2019 . Akibat senggolan itu motor Honda   Scoopy milik korban ambruk dan tergores di  bagian sebelah kanan. Nah, Wina Mardiani  terus berusaha agar pelaku memperbaiki sepeda motor tersebut.

"Sampai pada saat kejadian itu korban belum mendapat kepastian dari terduga pelaku ataupun istrinya untuk mau memperbaiki motor. Tidak menutup kemungkinan bahwa motifnya itu karena balas dendam, atau pun karena jengkel selalu ditagih-tagih terus,” ujar Indramawan seperti diberitakan oleh antaranews.

Motif itu dibenarkan oleh  Mustika, istri penjaga kos. Selain itu, kondisi motor korban yang saat ini sudah diamankan di Mapolres Bengkulu juga menunjukkan beberapa bekas goresan.   Menurut tetangganya, korban juga sangat khawatir akan dimarahi orang tuanya karena sepeda motor yang baru dibeli sekitar satu tahun lalu.

Selanjutnya: soal motor dan pemerkosaan

<--more-->

Motor korban digadaikan
Kasat Reskrim Polres Bengkulu, AKP Indramawan Kusuma Trisna  juga menjelaskan bahwa polisi telah menangkap WL yang  menyimpan motor Scoopy milik korban. Rupanya, penjaga kos menggadaikan motor milik korban  ke WL dengan uang Rp 1 juta.

WL sebagai penadah ditetapkan sebagai tersangka karena ia mengetahui bahwa sepeda motor yang digadaikan oleh pelaku utama pembunuhan tersebut merupakan hasil dari tindak kejahatan. WL disangkakan melanggar pasal 480 KUHP dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara. WL saat ini ditahan di Mapolres Bengkulu untuk kepentingan penyidikan.

Korban diduga juga diperkosa
Menurut Indramawan,  hasil  otopsi menunjukkan bahwa Wina dibunuh dengan cara dicekik menggunakan tali dibagian lehernya. "Hasil otopsi yang bisa disampaikan yaitu korban dijerat dibagian lehernya sehinggtulang lidahnya itu patah," katanya.

 

Kejanggalan yang lain, bagian celana korban tersingkap sebatas paha dan korban sudah tidak mengenakan celana dalam. “Jenazah ini masih berbusana saat diotopsi. Cuma ada beberapa bagian pakaiannya yang tidak sesuai pada tempatnya,”   kata Indramwan  beberapa waktu lalu.

***

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Pilihan Editor

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Pilihan Editor

Lihat semua