Assalamualaikum Beijing - Ketika Cina bertemu dengan Islam dalam Cinta

Minggu, 14 Januari 2024 16:17 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebuah novel tentang perjumpaan Islam dan Cina dalam sebuah hubungan cinta.

Judul: Assalamualaikum Beijing

Penulis: Asma Nadia

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun Terbit: 2015 (Cetakan ke-15)

Penerbit: AsmaNadia Publishing House

Tebal: viii + 342

ISBN: 978-602-9055-25-2

 

Novel “Assalamualaikum Beijing” adalah salah satu novel laris di Indonesia. Novel karya Asma Nadia ini sudah naik cetak 15 kali sejak terbit pertama Februari 2014 sampai dengan edisi ini (Mei 2014). Bahkan di tahun 2015 novel ini terbit 5 edisi.

Wajar saja novel ini laris karena ceritanya memang sangat menarik. Alurnya ditata sedemikian rupa sehingga pembaca tidak bosan mengikuti. Pilihan Bahasa sehari-hari membuat novel ini bisa dinikmati semua kalangan dan menghibur. Lebih dari itu, pilihan tema novel, yaitu perjumpaan Islam dan Cina memang sungguh menggelitik siapa saja untuk mencicipinya.

Asma Nadia membangun dua alur yang dituang secara bergantian. Alur pertama adalah alur Ra (Asmara) dengan kekasihnya yang bernama Dewa. Alur kedua adalah perjumpaan Asma dengan Zhongwen, seorang pemuda Tiongkok yang ditemui saat ia melakukan perjalanan ke Negeri Tembok Besar - Tiongkok. Dengan menggunakan potongan-potongan kisah yang pendek-pendek Nadia berhasil membuat pembacanya mempertahankan konsentrasi dalam mengikuti kisah.

Topik perjumpaan Islam dan Cina sangatlah menarik untuk dibahas. Sebab di Indonesia saat ini, persepsi bahwa Islam dan Cina itu berlawanan, berseberangan dan sulit untuk menyatu masih sangat besar. Novel karya Asma Nadia ini tentu menarik untuk mengetahui bagaimana hubungan tersebut tertuang dalam sebuah perjalanan cinta. Meski tokoh lelakinya bukanlah orang Cina Indonesia, tetapi kisahnya tetap saja menarik. Justru tokoh lelaki asli dari Tiongkok membuat kita berpikir: “jika yang asli Tiongkok saja bisa bersatu, apalagi yang sudah sama-sama hidup di bumi Indonesia.”

Kisahnya sendiri diawali dengan pertemuan antara Dewa dengan Ra yang membahas hubungan mereka ke depan. Setelah berpacaran selama 5 tahun, Dewa dan Ra bersiap untuk menikah. Bahkan undangan pernikahan sudah dicetak. Namun ternyata Dewa tanpa sengaja berhubungan badan dengan Anita. Kejadian yang tak diinginkan itu terjadi saat Dewa mengantar Anita pulang dari kantor. Meski hanya sekali berhubungan badan, Anita hamil. Dewa dan Anita terpaksa menikah, meski Dewa tidak mempunyai rasa cinta sedikitpun kepada Anita.

Merasa cintanya dikhianati, Ra memutuskan untuk mengambil tugas peliputan ke Beijing. Di Beijing inilah dia bertemu dengan seorang pemuda bernama Zongwen. Perjumpaan yang hanya sesaat itu kemudian menumbuhkan rasa saling tertarik. Asma tertarik kepada Zhongwen dan demikian sebaliknya.

Perjumpaan Zhongwen dengan Asma membuat Zhongwen tertarik terhadap Islam. Zhongwen memutuskan untuk memeluk Islam dan mencari Asma yang sudah pulang ke Indonesia. Sayangnya, saat ia berjumpa dengan Asma, Asma dalam keadaan sakit. Asma menolak saat Zhongwen ingin menikahinya. Sebab Asma merasa tidak layak menjadi pendamping Zhongwen karena kondisinya yang sakit parah.

Sementara itu Dewa memutuskan untuk menceraikan Anita karena anak mereka sudah lahir. Dewa ingin balik kepada Asma.

Asma mengidap penyakit Antiphospolipid Syndrome (APS), sebuah penyakit yang menyebabkan darah mengental tiba-tiba di berbagai bagian tubuh. Penyakit ini membuat Asma gampang pingsan, terkena serangan jantung dan stroke.

Dengan kesabaran Zhongwen, Asma akhirny bisa menerima ajakan Zhongwen untk kenikah. Melalui banyak perjuangan, Asma dikaruniai anak. Di akhir cerita mereka melakukan perjalanan ke Beijing. Betapa senangnya Asma saat sampai di Ibukota Tiongkok itu. Assalamualaikum Beijing.

Novel ini penuh dengan paparan nilai-nilai Islami. Khususnya nilai-nilai Islam yang berhubungan dengan hubungan lelaki dan perempuan. Misalnya tentang nilai bahwa seorang lelaki dan perempuan tidak boleh saling bersentuhan sebelum mereka halal sebagai suami istri. Asma Nadia menyisipkan banyak nilai-nilai tersebut dalam kisahnya.

Sebagai kesimpulan, Islam adalah wahana yang cocok untuk mempersatukan Cina dengan pribumi melalui cinta. Keputusan Zhongwen untuk mengucapkan dua kalimat sahadat menjadi pintu bagi terwujudnya cintanya kepada Asma. 810

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Analisis

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Analisis

Lihat semua