Lokakarya 1 Pestarama #9: Mengenal Peran Sutradara dalam Pementasan Drama

Jumat, 12 Januari 2024 04:54 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Prodi PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menghadirkan Pekan Apresiasi Sastra dan Drama yang pada tahun ini memasuki edisi ke-9.

Prodi PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menghadirkan Pestarama #9 dengan mengundang Wulan Pusposari, S.Pd., dan Ari Sumitro, S.IP., sebagai narasumber materi keproduksian serta penyutradaraan pada Lokakarya 1, Jumat (11/01/2024) di Ruang Teater FITK Lantai 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Salah satu pemateri dalam Lokakarya 1 yang membawakan materi mengenai penyutradaraan ialah Ari Sumitro, S.IP., seseorang yang sudah lama berkecimpung di dunia penyutradaraan. Ari Sumitro, S.IP., menamatkan strata satunya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prodi Ilmu Perpustakaan pada tahun 2017. Ia pernah menjadi ketua umum UKM Teater Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2011-2013. Pada tahun 2015 sampai sekarang, ia merupakan penata artistik dan aktor Teater Mandiri Putu Wijaya. Pada tahun 2019 sampai sekarang, ia menjabat sebagai manajer Lab Teater Ciputat. Ia juga berkali-kali menjadi sutradara dalam pementasan teater.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ari memaparkan sebagai pembuka materi, bahwa penyutradaraan fokus pada konteks dan cukup banyak jenisnya, ada sutradara film, sutradara teater, sutradara event, art director, dan yang lainnya. Ari juga memaparkan bahwa penyutradaraan itu seperti leadership yakni bertugas untuk mengkoordinir tim agar mencapai tujuan bersama.

"Orang Yunani menyebutkan sutradara sebagai didascolos yang berarti guru," kata Ari saat memaparkan pengertian dari sutradara. Ari menjelaskan bahwa sutradara itu sama seperti guru yakni mentransfer konteks atau tema dari sebuah naskah drama yang ingin dipentaskan kepada teman-teman yang belum memahami konteks tersebut.

"Sebagai sutradara, Peter Brook mengatakan bahwa tugasnya adalah mendorong, memberdayakan, memperjelas, dan menyempurnakan, bukan mendikte," ujar Ari. Ia menjelaskan bahwa pengertian sutradara menurut Peter Brook ialah konsep sutradara itu konsep yang tidak mendikte aktor-aktornya, sutradara bertugas mentransfer konsep yang nantinya akan diolah oleh para aktornya.

Ari juga membagi wilayah kerja sutradara menjadi tiga bagian, yakni development, pre production, dan production. Wilayah development terdiri atas mencari ide gagasan atau peluang, memilih naskah, dan bersama produksi melakukan perizinan naskah. Wilayah pre production terdiri atas pembacaan naskah, mencari penata-penata, dan membuat jadwal latihan. Wilayah production terdiri atas pembacaan naskah bersama aktor, bedah naskah, berlatih dengan aktor, menentukan peran, mengarahkan aktor untuk melakukan riset atau observasi, menentukan sudut pandang atau gagasan, membuat konsep pertunjukan, dan membuat adegan demi adegan.

"Paling penting untuk menjadi seorang sutradara adalah penguasaan emosionalnya, kepemimpinan, dan waktu," tutur Ari. Ari menjelaskan bahwa menjadi seorang sutradara harus memiliki kecerdasan emosional yang baik agar tetap dapat membimbing aktor dan mengatur pementasan dengan baik meskipun sedang mengalami masalah atau tekanan. 

Ari juga memaparkan mengenai 3 lapisan sutradara. Lapisan pertama, sutradara menceritakan sebuah kisah di atas panggung dalam bahasa gambar hidup secara langsung. Lapisan kedua, sutradara memberikan pengalaman menonton pada penonton. Lapisan ketiga, sutradara menawarkan sebuah sudut pandang baru pada penonton.

"Lima hal yang harus dimiliki oleh seorang sutradara adalah sutradara harus memastikan semua orang yang terlibat bekerja sesuai koridornya, mampu melakukan pengorganisasian yang baik, mempunyai daya kepemimpinan yang baik terutama dalam kondisi penuh tekanan, mempunyai kemampuan menyampaikan gagasan atau ide yang baik dan jelas dalam memberikan arahan, serta merupakan pembelajar yang ulet," ujar Ari. 

Dalam sesi tanya jawab, ada pertanyaan yang diajukan oleh salah satu mahasiswa PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengenai bagaimana caranya menjadi seorang aktor jika belum terbiasa atau belum pernah berkecimpung dalam dunia keaktoran. Ari dengan lugasnya menjawab, "Untuk menjadi seorang aktor hal yang terpenting ialah mempunyai tekad yang kuat dan mempunyai keberanian untuk menghindari ketakutannya." Maksudnya adalah kita harus memiliki keyakinan bahwa kita pasti bisa menjadi aktor.

Berdasarkan paparan materi mengenai penyutradaraan yang telah dipaparkan oleh Ari Sumitro, S.IP., sutradara merupakan pemegang peranan terpenting dalam suatu pementasan drama. Sutradara bertugas mengatur jalannya sebuah pementasan drama, dari mencari ide atau gagasan sampai membuat adegan demi adegan. Menjadi seorang sutradara juga harus memiliki kecerdasan emosional, jiwa kepemimpinan, dan manajemen waktu yang baik.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Anjelia Ratu Oasis

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Peristiwa

Lihat semua