Debat Pilpres dan Preferensi Dinamis Para Pemilih
Selasa, 9 Januari 2024 13:10 WIBLitbang Kompas merilis hasil polling usai Debat Pilpres Ketiga, minggu malam kemarin. Hasilnya Prabowo menempati posisi juru kunci di semua kategori pertanyaan. Debat diperkirakan memberikan pengaruh signifikan terhadap pemilih rasional. Target satu putaran bakal rontok?
Menyusul perhelatan Debat Pilpres Ketiga, minggu malam kemarin, Litbang Kompas merilis hasil polling mutakhirnya. Hasilnya Prabowo menempati posisi juru kunci di semua kategori pertanyaan.
Polling dilakukan hampir paralel dengan waktu pelaksanaan debat, yaitu pukul 19.30 0 22.00 WIB Minggu 7 Januari 2024. Jumlah responden sebanyak 210 orang dari seluruh provinsi di Indonesia berdasarkan proporsi jumlah penduduk, dan diambil dengan metode random sampling sederhana.
Dalam polling yang dilakukan melalui teknik wawancara via telpon itu, responden diberikan tiga kategori pertanyaan sebagai berikut.
Pertama, terkait kemampuan menjawab pertanyaan dengan lancer dan jelas. Kedua terkait penguasaan permasalahan yang didiskusikan. Ketiga terkait penampilan kandidat di atas panggung yang meliputi pakaian, cara berdiri, sikap dan ekspresi.
Untuk kategori pertanyaan pertama, Anies dan Ganjar memperoleh angka sama, yakni 7.4. Sementara Prabowo hanya memperoleh angka 6.9.
Untuk kategori pertanyaan kedua, Ganjar berada di peringkat pertama dengan angka 7.4, sementara Anies di peringkat kedua dengan perolehan angka sebesar 7.2. Dan Prabowo lagi-lagi berada di urutan ketiga dengan perolehan angka sebesar 6.9.
Untuk kategori pertanyaan ketiga, Anies unggul tipis di atas Ganjar, yakni sebesar 7.9. Sementara Ganjar memperoleh angka sebesar 7.8. Dan Prabowo berada di urutan terakhir dengan perolehan angka sebesar 7.1.
Angka-angka itu merupakan capaian penilaian dari responden terhadap para kandidat dalam skala 1 (sangat buruk) sampai 10 (sangat baik).
Tingkat Kepuasan Debat
Selain menyangkut tiga aspek tersebut, polling juga menanyakan tingkat kepuasan responden terhadap para kandidat dalam debat Pilpres ketiga. Hasilnya Ganjar mengungguli Anies dan Prabowo dengan perolehan angka sebesar 79.7 persen. Sementara Anies memperoleh angka kepuasan sebesar 71.4 persen, dan Prabowo lagi-lagi terpaut jauh di posisi juru kunci dengan perolehan angka 48.9 persen.
Tetapi ada temuan menarik dari polling ini. Bahwa sebanyak 77.5 persen responden menjawab akan tetap memilih Paslon yang sudah mereka tetapkan sebelum debat ketiga digelar. Artinya, bagi mereka debat ketiga ini tidak memberi pengaruh apapun. Mereka setia dengan Paslon yang sudah ditarget akan dipilih sebelum debat ketiga dilaksanakan. Adapun responden yang menyatakan akan mengubah pilihan hanya sebanyak 10.5 persen, dan sisanya 12 persen menjawab tidak tahu.
Pengaruh Debat
Soal pengaruh debat terhadap dinamika preferensi pemilih memang debatable. Secara kualitatif, kegiatan debat nampaknya memang tidak akan memberi pengaruh signifikan terhadap dinamika (perubahan, pergeseran) preferensi pemilih. Terutama pada segmentasi pemilih berikut ini.
Pertama, pemilih tradisional yang karakteristik dan orientasi preferensi pilihannya sangat dipengaruhi oleh pola-pola budaya politik parokial. Mereka adalah para pemilih yang secara elektoral tidak cukup literate.
Kedua, pemilih fanatik yang jauh sebelum debat digelar sudah memutuskan Paslon mana yang akan dipilih. Mereka adalah para pemilih yang corak orientasi dan preferensi pilihannya dipengaruhi oleh alasan-alasan “ideologis” dan/atau sentimen-sentimen primordial dan emosional tertentu.
Ketiga, pemilih yang tidak terlalu familiar dengan penggunaan media, baik media mainstream maupun media sosial, sebagai sarana untuk menyerap informasi-informasi politik keseharian, khususnya terkait berita dan opini seputar Pemilu.
Namun demikian, ketiga kategori segmen pemilih itu tidak otomatis bakal statis dan pasti tidak bisa diubah. Bagaimanapun mereka juga tidak berada di ruang yang benar--benar hampa atau steril dari dinamika elektoral. Pengaruh lingkungan (keluarga, kerabat, tetangga, pertemanan) sedikit banyak tetap potensial bisa mengubah sikap dan pilihan politik mereka.
Namun demikian, ketiga kategori segmen pemilih itu tidak otomatis bakal statis dan pasti tidak bisa diubah. Bagaimanapun mereka juga tidak berada di ruang yang benar--benar hampa atau steril dari dinamika elektoral. Pengaruh lingkungan (keluarga, kerabat, tetangga, pertemanan) sedikit banyak tetap potensial bisa mengubah sikap dan pilihan politik mereka.
Pemilih Rasional
Sementara itu, berbeda dengan ketiga kategori segmen pemilih di atas, debat Pilpres nampaknya akan memberikan pengaruh signifikan terhadap para pemilih rasional. Mereka adalah para pemilih yang lebih mengedepankan nalar ketimbang emosi atau sentimen-sentimen primordial (agama, ras, etnik, kedaerahan).
Selain itu segmen pemilih ini juga relatif otonom secara politik dan memiliki literasi elektoral yang lebih memadai karena tingkat pendidikan atau ketercukupan informasi yang mereka miliki. Dengan kemampuan literasi dan otonomi politiknya, kelompok pemilih ini akan menjadikan ajang debat sebagai media untuk menimbang, menakar, dan membandingkan kapasitas, kompetensi, rekam jejak, serta kecakapan dan kepantasan para kandidat.
Bahkan, bagi kelompok pemilih rasional ini, performa dan isu-isu sensitif yang melekat pada setiap kandidat yang mengemuka di forum debat sangat mungkin juga akan menjadi bahan pertimbangan dalam memutuskan pilihan.
Penulis Indonesiana l Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT)
0 Pengikut
Pilpres Diyakini Dua Putaran dan Ganjar-Mahfud Terpental; Kemana Suara Pendukung Mengarah?
Senin, 15 Januari 2024 08:49 WIBSalam Tiga Jari Kyai Maruf dan PDIP yang Susah Move On
Jumat, 12 Januari 2024 04:55 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler