Perempuan di Pusaran Kasus Pekerja Perikanan

Jumat, 15 September 2023 19:04 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Peran perempuan di Bitung dengan untuk ikut serta dalam membentuk komunitas penyintas menjadi salah satu inisiatif yang patut diapresiasi. Kebutuhan untuk memberikan porsi yang lebih besar pada perempuan untuk mengawal kasus sosial dibutuhkan agar suara-suara mereka lebih sering didengar.

Perempuan dalam Arus Kasus Pekerja Perikanan

Kisah Ingrid Frederica yang menulis surat terbuka pada Jokowi untuk mencari suaminya sempat viral di tahun 2020 (Kompas.id, 2020). Setelah setahun sang suami, Fauzi, tidak pernah mengirimkan kontak, Ingrid mulai melakukan gerilya untuk mencari informasi mengenai suaminya.

Terakhir, Fauzi memberikan informasi bahwa ia kelelahan dan tak sanggup bekerja di kapal berbendera Cina Fu Yuan Yu 060. Hingga saat ini, Ingrid masih mencari kabar suaminya.

Memenuhi Mimpi dan Mencari Nafkah
Ketika seorang perempuan memilih untuk menikah dan membaktikan diri kepada keluarga yang ia cintai. Banyak hal yang berubah dari dirinya. Salah satunya adalah ada seseorang yang ingin berbagi masa depan dan tanggung jawab. Kadang, perempuan diminta untuk mengurus rumah tangga dan laki-laki akan berusaha mencari nafkah. Walaupun harus menyabung nyawa untuk menafkahi keluarga. Pekerjaan apapun dicoba untuk dilakoni, seperti menjadi Anak Buah Kapal di kapal asing.

Pekerjaan menjadi ABK menjadi salah opsi yang dilakukan oleh para pria yang tinggal di daerah pesisir. Hidup dekat dengan laut dan juga pengalaman sebagai nelayan, membawa mereka pada mimpi untuk membawa pundi-pundi rupiah ke keluarga. Hingga akhirnya banyak laki-laki yang mencoba peruntungan untuk bekerja di kapal perikanan dengan iming-iming mendapatkan gaji besar.

Salah satu kisah pernah diceritakan oleh Yuli Triyanto, yang berusaha mengubah nasib menjadi ABK di sebuah kapal berbendera Cina. Ia menjadi korban penipuan sebuah PT di Pemalang. Saat ia mendapatkan iklan di media sosial dan dijanjikan untuk mendapatkan gaji yang cukup untuk menghidupi keluarganya. Saat itu uang yang dijanjikan akan ditransfer ke rumah sekitar 300 USD atau sekitar 4,2 juta rupiah per bulan. Namun pada akhirnya, uang yang ia terima dipotong sampai 100 USD per bulannya. Dan tidak ia dapatkan sampai kontrak kerja berakhir.

Tak hanya gaji yang tidak dibayarkan penuh, pekerjaan menjadi ABK penuh dengan kerentanan dalam kerjanya. Kasus kekerasan banyak dilaporkan dalam bentuk tidak diberikan makan yang layak, mendapatkan kekerasan saat bekerja, hingga kematian menjemput pekerja perikanan saat melaut.

Data yang dimiliki oleh Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia menunjukkan bahwa ada 111 aduan yang terjadi pada pekerja perikanan. Beberapa sumber memberikan laporan bahwa keluarga mereka tidak dibayarkan dengan layak, bahkan hilang sampai sekarang tak memiliki kabar.

Perempuan di dalam arus Pekerja Perikanan
Kejadian yang menimpa para pekerja perikanan ini pun juga menjadi derita para perempuan. Ketika pencari nafkah tak kunjung datang dan memenuhi janji-janji saat pergi melaut, mereka pun limbung dan kehilangan pegangan. Tak ayal, mereka harus berusaha kuat dan tegar untuk menghidupi keluarga yang sedang dibangun. ehidupan yang awalnya berbahagia, tiba-tiba limbung Ketika kehilangan pencari nafkah di dalam keluarga. Cerita seperti ini banyak ditemui di kalangan para perempuan Ketika harus melepas suami untuk mencari pekerjaan di laut.

Data dari DFW menunjukkan perempuan banyak melaporkan kejadian kepada National Fisher Center untuk memberikan informasi mengenai nasib keluarganya (dfw.or.id).

Namun, hal ini tak lantas membuat para perempuan berdiam diri. Perempuan juga menjadi pihak yang berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi komunitasnya. Sama seperti para perempuan yang ada di Batu Lubang dan Batu Putih, Bitung, Sulawesi Utara. Mereka yang pernah menjadi bagian dari korban atau dekat dengan korban ikut antusias untuk mencari pembelaan bagi para korban.

Serikat Pekerja Awak Nelayan Batu Lubang berdiri pada tahun 2019 saat kegiatan DFW terjadi disana. bersama perempuan lainnya ikut membentuk SPAN Batu Lubang dan Batu Putih. Komunitas inilah yang kemudian aktif dan hingga saat ini menjadi salah satu fungsi nelayan agar lebih berhati-hati untuk menerima tawaran pekerjaan atau memberikan advokasi Ketika terjadi hal yang tidak diinginkan oleh keluarga.

Salah satu punggawa Destructive Fishing Watch Indonesia yang menjadi ujung tombak pembentukan adalah seorang perempuan Bernama Cindy Mudeng. Ia bekerja dekat dengan masyarakat untuk memberikan informasi mengenai apa saja yang disebut dengan kerja paksa. Apa yang harus para pekerja perikanan sadari saat mencari nafkah di atas kapal. Apa saja yang harus dipersiapkan saat akan melaut berbulan-bulan dengan kapal besar. Apa saja keterampilan yang minimal mereka miliki sebelum berangkat. Dan mencari tahu apa saja yang harus dipersiapkan Ketika mendapatkan tawaran pekerjaan dengan iming-iming gaji besar.

Tak hanya itu, mereka juga memiliki rencana kerja untuk pemberdayaan ekonomi penyintas, AKP dan Nelayan yang ada di lingkungan sekitar mereka. SPAN melakukan identifikasi usaha ekonomi produktif di masing-masing kelurahan, berdasarkan hasil identifikasi tersebut SPAN merencanakan untuk membentuk kelompok Usaha Skala Mikro dengan Produk Olahan Kerupuk Ikan. Melalui Pelatihan Pembuatan Kerupuk Ikan dan Pengukuhann Kelompok UMKM dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan menghasilkan produk yang berkualitas dengan memiliki daya saing yang tinggi di pasar.

Karena mereka yakin, perempuan ikut memainkan peran penting dalam memberikan dukungan bagi ketahanan rumah tangga dan juga komunitas. Acapkali peran perempuan dimarjinalkan dan dianggap sebelah mata, namun Peran perempuan di Bitung dengan untuk ikut serta dalam membentuk komunitas penyintas menjadi salah satu inisiatif yang patut diapresiasi. Kebutuhan untuk memberikan porsi yang lebih besar pada perempuan untuk mengawal kasus sosial dibutuhkan agar suara-suara mereka lebih sering didengar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagikan Artikel Ini
img-content
Atrasina Adlina

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Perempuan di Pusaran Kasus Pekerja Perikanan

Jumat, 15 September 2023 19:04 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Analisis

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Analisis

Lihat semua