Cinta Kasih Allah Terpancar ke Semesta tapi Mengapa Ada Penderitaan Manusia
Selasa, 27 Desember 2022 10:41 WIBKetika Anda mencari cinta dengan sepenuh hati, maka Anda akan menemukan gemanya di segenap penjuru alam raya. Demikian Maulana Jalaludin Rumi menggambarkan cinta kash Allah. Tapi mengapa ada penderitaan manusia? Silahkan baca terus.
Cinta Kasih Allah Terpancar Ke Semesta Tapi Mengapa Ada Penderitaan Manusia
Bambang Udoyono
Ada sebuah kata mutiara dari Maulana Jalaludin Rumi yang sangat indah dan sekaligus penuh makna. When you seek love with all your heart you shall find its echo in the universe (Rumi) Ketika Anda mencari cinta dengan sepenuh hati, maka Anda akan menemukan gemanya di segenap penjuru alam raya. Itulah terjemahan kalimat mutiara Maulana Jalaludin Rumi yang sangat indah dan sarat makna. Apa kira kira maksudnya? Mari kita ulas.
Saya sangat yakin bahwa cinta yang dimaksud oleh sang sufi dari Konya, Turki ini adalah cinta sang khalik, Allah swt. Sang pencipta jagad raya bersifat pengasih dan penyayang. Cinta kasihNya adalah cinta terindah. Cinta yang sangat indah ini tersebar di segenap penjuru alam raya, terpancar kepada semua mahlukNya. Tidak hanya kepada manusia tapi juga kepada matahari, bulan, bintang, dan bumi seisinya. Semuanya mendapat limpahan kasih sayangNya. Jagad raya ini diciptakan karena Allah bersifat kasih sayang.
Jadi jangan mengira kalau arti kata mutiara Rumi itu Anda akan menemukan pacar di mana mana. Jangan salah tafsirkan cinta hanya sebagai nafsu.
Tapi mengapa banyak orang menderita karena kemiskinan, perang, konflik, perselingkuhan, perebutan kekuasaan dan harta, dan banyak sebab lain? Realitas ini seolah sebuah paradoks yang membingungkan. Bagaimana kita memahaminya?
Paling tidak ada dua keterangan. Pertama karena individualisme dan kedua karena ada ujian dari Allah swt. Mari kita bahas satu per satu.
Di dunia Barat sejak lama berkembang pandangan hidup individualisme. Pandangan ini mengutamakan kepentingan pribadi di atas segalanya. Semua daya upaya dikerahkan dan difokuskan untuk memenuhi kepentingan individu. Tujuan hidup mereka adalah mencapai kemakmuran sebanyak banyaknya. Akibatnya dahsyat. Mereka mendapat kemajuan ekonomi dan teknologi yang luar biasa. Namun di sisi lain mereka menjadi sekuler. Mereka lupa kepada Allah swt. Mereka tidak lagi mau mengabdikan diri kepada sang khalik, sang pencipta jagad raya. Entah meniru atau tidak, orang di seluruh dunia memiliki pandangan hidup serupa. Manusia modern sekarang ini kebanyakan menganut pandangan hidup ini. Individualisme ini dalam bentuknya yang ekstrim yaitu egoisme menyebabkan manusia tidak mau menerima takdir Allah yang mereka anggap buruk seperti kemunduran ekonomi, bencana alam, dll. Maka mereka anggap kemiskinan, kerugian, bencana alam dll adalah penderitaan. Jadi penderitaan itu berasal dari hati mereka yang tidak rido dengan takdir Alah, tidak rido dengan keputusan Allah.
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa manusia akan diuji dengan berbagai macam kesulitan. Ada juga ayat yang menjelaskan bahwa ada manusia yang diluaskan rejekinya dan ada juga orang yang disempitkan rejekinya. Ada juga ayat yang menerangkan bahwa Allah tidak sedikitpun menganiaya mahlukNya. Jadi artinya semua ujian itu memiliki tujuan yang baik. Tapi kebaikan itu bisa dicapai atau tidak tergantung cara manusia menyikapinya. Asal rido dan sabar aka manusia bisa mendapatkan hikmahnya dan mendapatkan kebahagiaan meskipun tidak menjadi milyuner atau petinggi.
Inilah ayatnya.
Al Fajr ayat 16
“Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku”
Al Baqarah 155
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”
Jadi jelas ya bahwa Allah akan menguji manusia dengan beberapa masalah tersebut di atas.
Meskipun demikian kita harus yakin bahwa semua yang diberikan oleh Allah untuk kita itu adalah hal terbaik untuk kita. Termasuk semua ujian itu. Jadi manusia harus bersyukur. Ada janji Allah bahwa jika manusia bersyukur maka nikmatNya akan ditambah, dan jika tidak bersyukur maka manusia akan mendapat hukuman yang pedih.
Surat Ibrahim ayat 7
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Allah memang bersifat pengasih dan penyayang tapi juga sangat tegas. Kesalahan dan pelanggaran akan dihukum pabila pelakunya tidak memohon ampunan. Tapi kalau pelakunya memohon ampunan dengan sepenuh hati sebelum mati maka dia akan diberi ampun. Itulah bukti lain kasih sayang Allah.
Bukti lain kasih sayangNya ada lagi. Jika manusia berbuat salah maka dia akan dibebani hukuman yang setara dengan kesalahannya. Tapi jika dia berbuat baik maka dia akan mendapat ganjaran yang lebih baik daripada perbuatannya. Bahkan ada ayat yang menerangkan bahwa ganjarannya dilipatkan tujuh ratus kali.
Jadi sikap mental individualis itulah yang membuat manusia sulit mengerti ujian dari Allah. Itulah kendalanya. Individualisme dan lebih ekstrim lagi egoisme membuat hati manusia tidak rido dengan ujian dari Allah. Ketika terjadi kemunduran ekonomi, kerugian, resesi dsb manusia memandangnya sebagai bencana yang tidak dikehendaki.
Lantas bagaimana mengatasinya?
Selain memperbaiki situasi ya dengan memperbaiki hati atau menyehatkan hati. Bagaimana caranya?
Dalam bahasa Jawa ada ungkapan nrimo ing pandum. Artinya menerima dengan rido semua pemberian Allah swt. Maksudnya manusia harus mampu menata hati agar berlapang dada menerima semua keadaan, yang baik maupun yang kurang baik.
Sunan Bonang sudah memberi nasehat dalam tembangnya Tombo Ati (obat hati). Saya sudah menulis artikel tentang cara menyehatkan hati di indonesiana juga.
Apabila Anda berhasil menerapkan Tombo ati dengan baik maka Anda akan memiliki hari yang rido dengan semua takdir Allah. Dan kalau Anda memiliki hati yang sabar dan rido menerima semua keputusan dan takdir Allah maka Anda akan mampu melihat dan merasakan cinta kasih Allah di manapun Anda berada. Nanti akan terlihat hikmahnya. Jadi mari menata hati agar rido dan sabar dengan semua ujian Allah, dengan takdir Allah dan keputusan Allah.
Penulis Indonesiana
1 Pengikut
Tiga Kualitas Kepemimpinan
Minggu, 14 Januari 2024 17:11 WIBEmpat Prinsip Kepemimpinan
Rabu, 10 Januari 2024 19:46 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler