Peranan Sastra Anak Sebagai Media Penanaman Budi Pekerti
Selasa, 5 Juli 2022 08:57 WIBKarya sastra merupakan buku bacaan sastra yang dikosumsi oleh anak. Dalam memilih karya sastra untuk anak harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik anak. Karya sastra mempunyai banyak manfaat. Sastra anak bermanfaat untuk perkembangan anak terutama dalam hal (1) perkembangan bahasa, (2) perkembangan kognitif, (3) perkembangan kepribadian, dan (4) perkembangan sosial. Salah satu manfaat yang dapat digali dalam sastra anak adalah menumbuhkan budi pekerti.
Di era modern saat ini sebuah informasi sangat mudah untuk didapatkan, karena kemajuan teknologi yang semakin berkembang. Tidak ada lagi yang membatasi setiap orang untuk mengetahui apa saja, salah satunya budaya luar. Pengaruh budaya luar yang sangat bertentangan dengan budaya kita dapat memberikan pengaruh buruk. Tentunya pengaruh tersebut banyak disalah gunakan oleh anak-anak, bukan hanya di kota-kota besar melaikan juga di pedesaan. Contoh sudah jarang kita melihat anak-anak mencium tangan orang yang lebih tua sebagai rasa hormat mereka. Tidak jarang juga anak-anak kurang dalam berbahasa santun dengan orang tua. Anak-anak terpengaruh oleh budaya luar yang mereka lihat dari Televisi, Film, dan Internet.
Melihat fenomena tersebut, institusi pendidikan benar-benar mampu mengoptimalkan fungsinya sebagai pusat pendidikan nilai yang tidak hanya berdasarkan ranah kognitif-psikomotorik, tetapi juga ranah efektif yang berorientasi pembangunan watak dan kepribadian siswa didik. Dengan demikian, keluaran pendidikan tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga cerdas secara emosional, spiritual, dan social, sehingga kelak mampu bersaing di tengah-tengah arus global secara arif dan bijaksana.
Pembentukan budi pekerti siswa dapat dilakukan oleh guru melalui pelajaran agama dan pancasila yang sila-silanya merupakan intisari dari nilai-nilai agama. Akan tetapi, ada pelajaran yang juga dapat berkontribusi dalam membentuk budi perketi siswa yaitu sastra yang terintegrasi dengan pelajaran bahasa Indonesia. Peran pelajaran sastra diyakini dapat membantu proses pembentukan budi pekerti siswa, karena di dalam karya sastra terkandung nilai-nilai positif, nilai-nilai budaya, social, moral, kemanusiaan, hingga agama.
Melalui karya sastra, anak-anak akan mendapatkan pengalaman baru dan unik yang belum tentu mereka dapatkan dalam kehidupan nyata. Salah satunya dapat menumbuhkan budi pekerti. Pendidikan budi pekerti tidak hanya mengajarkan mana yang benar dan salah, lebih dari itu dapat menumbuhkan kebiasaan tentang hal baik sehingga siswa menjadi paham (ranah kognotif), mampu merasakan (ranah efektif), dan mampu melakukan (ranah psikomotor)
Sastra Anak
Secara konseptual menurut Santosa (via Rosdiyana, 2008:5.4) bahwa sastra anak adalah karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa, baik lisan maupun tertulis, yang secara khusus dapat dipahami oleh anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak. Sastra pada hakikatnya adalah citra atau gambaran kehidupan (image of life), yakni penggambaran secara konkret tentang model-model kehidupan manusia. Sastra adalah metafora kehidupan (methapor for living), yakni model-model kehidupan dalam sastra merupakan kiasan, simbolisasi, dan perbandingan dari kehidupan sesungguhnya.
Sarumpaet (via Santoso, 2003:8.4) mengemukakan tiga ciri yang membedakan antara sastra anak dengan sastra dewasa.
- Unsur pantangan, yaitu sastra anak menghindari masalah-masalah yang menyangkut tentang seks, dendam yang menimbulkan kebencian.
- Penyajian dengan gaya secara langsung, artinya tokoh yang diperankan sifatnya hitam putih.
- Fungsi terapan yaitu sajian cerita harus bersifat menambah pengetahuan yang bermanfaat.
Manfaat Sastra Anak
Sebagai sebuah karya, sastra anak menjanjikan sesuatu bagi pembacanya yaitu nilai yang terkandung di dalamnya yang dikemas secara intrinsik maupun ekstrinsik. Manfaat yang dikandung sebuah karya sastra lewat unsur intrinsik di dalamnya yakni;
- Memberi kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan bagi anak-anak.
- Mengembangkan imajinasi anak dan membantu mereka mempertimbangkan dan memikirkan alam, kehidupan, pengalaman atau gagasan dengan berbagai cara.
- Memberikan pengalaman baru yang seolah dirasakan dan dialaminya sendiri.
- Mengembangkan wawasan kehidupan anak menjadi perilaku kemanusiaan.
- Menyajikan dan memperkenalkan anak terhadap pengalaman universal.
- Mendekatkan anak dengan orangtua.
Menurut Endraswara (2005: 207) sastra anak merupakan ‘wajah sastra’ yang fokus utamanya demi perkembangan anak. Di dalamnya mencerminkan liku-liku kehidupan yang dapat dipahami oleh anak, melukiskan perasaan anak, dan menggambarkan pemikiran-pemikiran anak. Sastra anak, hendaknya memiliki nilai-nilai tertentu yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan anak. Sastra anak tentu saja perlu memuat kesenangan, kegembiraan, kenikmatan, cita-cita, dan petualangan anak. Salah satu manfaat sastra bagi anak adalah dengan kegiatan mendongeng. Tiga peneliti dari Jerman (H.G. Wahn, W.Hesse, dan U.Schaefer dalam Suddeutsche Zeitung, 24 Juni 1980) mengungkapkan bahwa anak yang sering didongengi tumbuh menjadi anak yang lebih pandai, lebih tenang, lebih terbuka, dan lebih seimbang dibandingkan dengan anak yang tidak didongengi. Para pakar telah merumuskan manfaat yang dapat digali dari kegiatan mendongeng ini.
- Mengasah daya pikir dan imajinasi anak Berbeda dengan media televisi yang visual, dongeng akan menumbuhkan daya imajinasi anak. Karena ketika didongengi anak akan membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan.
- Merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika pada anak. Dongeng mengandung nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawan, kerja keras, dan nilai positif lain yang terselip dalam setiap cerita. Anak-anak mudah menyerap nilai-nilai tersebut karena disajikan dalam bentuk cerita. Dan ini akan tertanam dalam alam bawah sadar mereka sampai mereka dewasa.
Pemanfaatan Sastra Anak Sebagai Media Penanaman Budi Pekerti
Karya sastra baik puisi, prosa, maupun drama memuat nilai-nilai tentang ajaran moral dan spiritualitas hidup untuk menjadi kajian peserta didik. Karya-karya sastra banyak memberikan informasi tentang sejarah yang bisa menjadi spirit hidup yang dapat dikembangkan oleh para generasi-generasi selanjutnya, sehingga tindakantindakan yang merupakan dekadensi moral tidak akan terjadi.
Dibutuhkan strategi khusus agar anak-anak senang membaca karya sastra. Dengan membaca karya sastra, anak dapat menemukan nilai-nilai positif dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan banyak membaca karya sastra, seseorang akan belajar menjadi lebih stabil dan mampu mengendalikan emosinya. Jika banyak membaca karya sastra seseorang biasanya tidak akan cepat marah, karena karya-karya tersebut menggugah pambacanya untuk berpikir dan bertindak secara positif dengan mempelajari kompleksitas hidup yang disajikan dalam cerita sastra. Dengan begitu, anak-anak diharapkan memiliki etika atau budi pekerti yang diserap melalui karya sastra yang dibacanya.
Melalui sastra, pembaca diajak berhadapan dan mengalami secara langsung kategori moral dan sosial dengan segala parodi dan ironinya. Ruang yang tersedia dalam karya sastra itu membuka peluang bagi pembaca. Sastra diyakini dapat membantu proses pembentukan budi pekerti anak, karena di dalam karya sastra terkandung nilai-nilai positif, sejak nilai-nilai budaya, sosial, moral, kemanusiaan, hingga agama. Dengan membaca sastra, pembaca akan bertemu yang kritis pada satu sisi dan pribadi yang bijaksana pada sisi lain. Pribadi yang kritis dan bijaksana ini bisa terlahir karena pengalaman seseorang membaca sastra telah membawanya bertemu dengan berbagai macam tema dan latar serta berbagai manusia dengan beragam karakter. Sastra dalam banyak hal memberi peluang kepada pembaca untuk mengalami posisi orang lain, yang menjadikannya berempati kepada nasib dan situasi manusia lain.
Meski sifatnya fiktif, dalam setiap karya sastra terkandung tiga muatan: imajinasi, pengalaman, dan nilai-nilai. Melalui kegiatan apresiasi sastra, kecerdasan siswa dipupuk hampir dalam semua aspek. Apresiasi sastra melatih kecerdasan intelektual (IQ), misalnya dengan menggali nilai-nilai intrinsik dalam karya sastra, seperti tema, amanat, latar, tokoh, dan alur cerita. Juga mengembangkan kecerdasan emosional (EQ) siswa, misalnya sikap tangguh, berinisiatif serta optimis menghadapi persoalan hidup, dan sebagainya. Hal ini dapat terjadi karena sastra merupakan cerminan kehidupan masyarakat dengan segala problem kehidupannya. Mempelajari sastra berarti mengenal beragam kehidupan beserta latar dan watak tokoh-tokohnya. Membaca kisah manusia yang bahagia dan celaka, serta bagaimana seorang manusia harus bersikap ketika menghadapi masalah, akan menuntun siswa untuk memahami nilai-nilai kehidupan (Heryanto dan Fitriasari, 2013: 140-141).
Sastra dapat mengembangkan kecerdasan spiritual (SQ) tidak dapat dipungkiri. Penumbuhan budi pekerti berbasis sastra dapat dilakukan di dua lembaga yaitu keluarga dan sekolah sebagai bagian dari lingkungan sosial. Di lingkungan keluarga peletak batu pertama pembentuk watak dan kepribadian seseorang adalah para orang tua. Oleh karena itu, harus disadari bahwa masa anakanak adalah masa krusial dimana setiap orang tua harus menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anaknya. Saat dewasa nanti anak-anak sudah memiliki karakter yang mantap, kuat dan siap menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Di samping teladan yang baik, orang tua bisa memanfaatkan karya sastra dalam upaya menanamkan karakter yang baik pada anak.
Penutup
Karya sastra merupakan buku bacaan sastra yang dikosumsi oleh anak. Dalam memilih karya sastra untuk anak harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik anak. Karya sastra mempunyai banyak manfaat. Sastra anak bermanfaat untuk perkembangan anak terutama dalam hal (1) perkembangan bahasa, (2) perkembangan kognitif, (3) perkembangan kepribadian, dan (4) perkembangan sosial. Salah satu manfaat yang dapat digali dalam sastra anak adalah menumbuhkan budi pekerti.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Ketidakadilan Gender dalam Cerpen Ganja Putih dan Ceri Ungu untuk Kiai Karya Benny Arnas
Sabtu, 16 Juli 2022 06:01 WIBPeranan Sastra Anak Sebagai Media Penanaman Budi Pekerti
Selasa, 5 Juli 2022 08:57 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler