Menelisik Karakteristik Periode Sastra 2000-an Melalui Karya Fiersa Besari
Minggu, 17 April 2022 10:44 WIBFiersa Besari merupakan tokoh sastrawan sekaligus musikus yang populer saat ini, karena karya sastra yang yang terbentuk novel memiliki keunikan yaitu pemakaian tulisan kata Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan memiliki sudut pandang yang menarik yang dituangkan dalam setiap karya sastranya, ini yang menjadi beberapa ciri karakteristik karya sastra periode 2000-an.
Siapa yang tidak kenal dengan sastrawan sekaligus musikus yang akrab disapa 'Bung' ini?
Anak-anak muda pasti mengenalnya, Siapakah beliau?
Beliau adalah Fiersa Besari, seorang penulis, musisi, dan youtuber berasal dari Indonesia. Fiersa berkelahiran Bandung, 3 Maret 1984. Pria berkelahiran Bandung ini menghasilkan banyak karya mulai dari dunia permusikan hingga dunia kesastraan.
Nama Fiersa Besari populer di kalangan anak-anak muda karena karyanya yang memiliki gaya sastra yang indah dan unik. Serta, melihat latar kependidikan, Fiersa sempat mengambil gelar sarjana Bahasa Inggris yang pada akhir semesternya, beliau memutuskan untuk berpindah jalur karena memiliki ketertarikan terhadap Sastra Indonesia.
Sejak tahun 2009 Fiersa memulai kegiatannya dalam bermusik, yang menghasilkan karya sebuah album di tahun 2012. Lalu, dilanjutkan dengan kegiatan menulis yang menghasilkan karya berupa buku yang berjudul Garis Waktu (2016), Konspirasi Alam Semesta (2017), Catatan Juang (2017), Arah Langkah (2018), 11:11 (2018), dan Tapak Jejak (2019).
Menelisik karya sastra milik Fiersa Besari yang diterbitkan menjadi novel.
Novel pertama milik Fiersa (Garis Waktu):
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju,
akan ada saatnya kau betemu dengan satu orang yang
mengubah hidupmu untuk selamanya.
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju,
akan ada saatnya kau terluka dan kehilangan
pegangan.
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju,
Akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada
titik-titik kenangan tertentu.
Maka, iklaskan saja kalau begitu.
Karena sesungguhnya, yang lebih menyakitkan dari
melepaskan sesuatu adalah berpegagan pada sesuatu
yang menyakitimu secara perlahan.
Novel keduanya berjudul Konspirasi Alam Semesta yang diterbitkan tahun 2017.
Seperti apakah warna cinta?
Apakah merah muda mewakili rekahannya,
ataukah kelabu mewakili pecahannya?
Novel ketiganya pun diterbitkan pada tahun 2017 yang diberi judul Catatan Juang.
Seseorang yang
akan menemani setiap
langkahmu dengan
satu kebaikan kecil
setiap hariya.
Tertanda, Juang
Novel keempat yaitu berjudul Arah Langkah diterbitkan tahun 2018.
Bulan April, tahun 2013, berawal dengan niat dan tujuan yang berbeda—salah satunya karena hati yang terluka, tiga pengelana memulai sebuah perjalanan menyusuri daerah-daerah Indonesia. Lewat cara yang seru tapi menantang, mereka tidak hana menyaksikan langsug keindahan negeri ini, mereka juga harus menghadapi pertarungan dengan kegelisahan yang diibawa masing-masing.
Arah langkah bukan sekedar catatan perjalanan yang melukiskan kaindahan alam, budaya, dan manusia lewat eks dan foto. Tetapi juga memberikan cerita lain tentang kondisi negeri yang tidak selalu sebagus seperti di layer televisi. Meskpun begitu, semua daerah memang memiliki cerita yang berbeda-beda, namun di dalam perbedaan itu, cinta dan persahabatan selalu bias ditemukan.
Novel 11:11 terbitan tahun 2018.
Orang bilang, jodoh takkan kemana. Aku rasa mereka keliru. Jodoh akan kemana-mana terlebih dahulu sebelum akhirnya menetap. Ketika waktunya telah tiba, ketika segala rasa sudah tidak bias dilawan, yang bias kita lakukan hanyalah merangkul tanpa perlu banyak kompromi.
Novel Tapak Jejak diterbitkan di tahun 2019
Bulan April, tahun 2013, berawal degan niat dan tujuan yang berbeda, tiga pengelana memulai sebuah perjalanan menyusuri daerah-daerah di Indonesia. Meski akhirnya teman seperjuangan satu per satu memilih arah pulang, langkah yang sudah di jejakkan harus diteruskan.
Tapak jejak akan melanjutkan perjalanan Arah Langakh, mengungjungi daerah-daerah di wilayah timur Indonesia, menelusuri keindahan alam, budaya, dan tradisi, menembus dinding kegelisahan akan makna keluarga dan rumah.
Namun, satu hal yang tidak pernah berubah bahwa sejauh apapun kaki melangkah, hati kita akan selalu menemukan arah pulang menuju satu tempat yang paling tepat: rumah.
> Dari keenam novel terbitan Fiersa, yang mulai diterbitkan pada tahun 2016-2019. Masuk kedalam kategori sastra pada tahun 2000-an. Yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Menggunkan kata-kata maupun frase yang bermakna konotatif, makna kiasan yang digunakan unuk memperindah suatu kalimat uangkapan pada sebuah kata.
- Banyak menyindir keadaan sekitar baik sosial, budaya, politik, atau lingkungan.
- Revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan kecenderungan ke puisi konkret ang disebut antromofisme. Dalam hal ini yang menjadikan perbedaan antara periode 2000-an dengan periode sebelumnya.
- Kritik sosial sering muncul lebih keras, pembaca memiliki pemikiran kritis yang bisa mengkritik apabila dirasa kurang sesuai dengan pemikirannya.
- Pengguna estetika baru, perbaharuan estetik muncul dalam periode ini.
- Karya cenderung vulgar. Demi mendapatkan sebuah karya yang totalitas, maka penggambaran kalimat juga di buat sejelas mungkin yang menyebabkan munculna kevulgaran.
- Mulai bermunculan fiksi-fiksi islami, fiksi berlatarkan islam pada periode ini muncul. Sedangkan pada periode sebelumnya lebih mengarah pada latar peperangan, keadilan sosial, dan kemerdekaan yang diinginkan.
- Munculnya cyber sastra di internet, seiring berkembangnya zaman menyebabkan perkembangan internet juga yang pesat serta cyber sastra pun turut andil.
- Ciri-ciri Bahasa diambil dalam Bahasa sehari-hari, agar lebih mendalami karya sastra menggunakan Bahasa sehari-hari.
- Sudah memasukkan filsafat dalam karya sastranya. Seperti yang kita ketahui dalam sebuah karya sastra pasti terdapat sebuah pemikiran atau filsafat sebagai sudut pandangnya.
>>Kesimpulannya adalah karya-karya dari seorang sastrawan yang bernama Fiersa Besari masuk ke dalam karya sastra periode 2000-an yang memiliki karakteristik berbeda dari periode sebelumnya, dan sebuah karya sastra akan selalu berkembang yang membedakan dari masa ke masa, perkembangan karya sastra sesuai dengan perkembangan yang ada di masyarakat pada masa itu.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Menelisik Karakteristik Periode Sastra 2000-an Melalui Karya Fiersa Besari
Minggu, 17 April 2022 10:44 WIBKeterkaitan Demo 11 April dengan Sastra
Kamis, 14 April 2022 07:10 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler