Mengatasi Konflik dalam Sudut Pandang Pendidikan

Jumat, 28 Januari 2022 13:11 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

konflik adalah hal yang paling tidak bisadihindari, hampir di dalam hidup kita merasakan konflik, baikitu konflik dengan diri sendiri, atau konflik dengan lingkunganmasyarakat.

Sebagai salah satu aspek dalam membangun negeri yaitupendidikan di era globalisasi dan disrupsi ini yang menawarkanarus peradaban dalam sejarah yang baru menjadi suatu tantanganbagi kita untuk meminimalisir konflik dengan memanajemenkonflik itu sendiri. Konflik adalah hal yang paling tidak bisa di hindari, hampir di dalam hidup kita merasakan konflik, baikitu konflik dengan diri sendiri, atau konflik dengan lingkunganmasyarakat. Penting sekali bagi kita semua generasi mudamempunyai kemampuan untuk menangani konflik tersebut agar tidak semakin besar. Namun, kami sangat bersyukur sekalidengan menjadi salah satu dari mahasiswa Universitas Trilogi, kami menemukan knowledge dan experience untukmeminimalisir konflik dengan salah satu cara memanajemenkonflik itu sendiri. Dengan tiga pilar yang menjadi identitas dankarakter dari Universitas Trilogi tidak lain, dan tidak bukanadalah : Teknisosiopreneur, Kolaborasi, dan Kemandirianmenjadi salah satu challenge kami dengan tujuan memanajemenkonflik, baik internal, maupun eksternal.

Dewasa ini Indonesia di hadapkan oleh berbagai permasalahan,adapun suatu kondisi tanpa adanya keharmonisan sepertipertikaian antara suku, ras, dan agama. Permasalahan tuntutanhak guru, menjadi suatu kondisi dimana terjadi suatupertentangan. Demonstrasi buruh menjadi suatu kondisi dimanatidak adanya kesepakatan antara pihak satu dengan pihaklainnya, Bagaimana pendidikan mengatasi permasalahan dankonflik?

Sebelum lebih jauh lagi, alangkah baiknya kita mengetahuidefinisi dari konflik itu sendiri, konflik didefinisikan jugasebagai kondisi yang saling berlawanan, tidak sesuai terjadiperseteruan, perkelahian, dan interaksi yang bertentangansebagai akibat adanya perbedaan kepentingan dari berbagaipihak. Konflik dapat terjadi dalam kondisi dan situasi apapun, tidak terbatas oleh tempat,waktu dan subjek.

Pendidikan sebagai proses Pembebasan

Adanya praktik sentralisasi dan uniformitas, serta sistempendidikan dengan konsep delivery sistem (SistemPenyampaian/Pemberitaan). Disini terjadi konflik pelaksanaankegiatan pendidikan yang mengalir dari atas kebawah (top-down), yang kurang memperhatikan faktor hak-hak peserta didiksecara demokratis dan kreatif.

 

 

Pendidikan menjunjung tinggi Hak-Hak anak

Di era globalisasi ini, masyarakat menjadikan sekolah sebagaipanggung pentas bukan sebagai tempat latihan atau laboratoriumbelajar. Dengan standarisasi ranking/nilai pembelajar disekolahdiharapkan oleh orangtuanya memperoleh ranking atas, sehingga anak dikhususkan diluar sekolah. Anak diharuskanmendapat nilai yang baik. Adanya konflik kepentingan anakharus naik ke panggung pentas dengan nilai yang baik, tapi tidakuntuk belajar yang baik.

Pendidikan sebagai Penunjang

Demokrasi terlaksanakan dilihat dari lokus dan fokus yang dijalankan, banyak lulusan sarjana bekerja tidak sesuai denganbasic yang dipelajarinya. Disini terlihat bahwa negara masihmenerapkanSarwa Negara” bukan “Putting Customer First”. Disini manajemen pelaksanaan kebijakan masih sentralisasidalam pendidikan, dan adanya konflik strategi penggunaansumber daya.

Adapun dampak dari permasalahan atau konflik dalam negeridalam sudut pandang pendidikan terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Dampak Langsung

1. Tercipta lingkungan pendidikan yang kurang nyaman dankondusif.
2. Terganggunya mekanisme pendidikan dalam mencerdaskananak bangsa.

 

b. Dampak Tidak Langsung

1. Terhambatnya proses pencapaian tujuan pendidikan di Indonesia
2. Menurunnya kualitas pendidikan di Indonesia.

Tujuan manajemen konflik.

Manajemen konflik dalam sudut pandang pendidikan bertujuanuntuk :

1. Pendidikan menghasilkan tindak perdamaian.
2. Pendidikan membangun watak persatuan.
3. Pendidikan anak berwawasan integrative.
4. Pendidikan menghasilkan manusia demokratis.

Pengurangan atau penekanan konflik dalam sudut pandangpendidikan

Mengganti sistem dan tujuan pendidikan yang mengkedepankan aspirasi masyarakat.
Kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, agar tidak lagi masyarakat kehilangan esensi makhluk sosialnya. Disebabkan pendidikan dijadikan sebagai ajang kompetitif.

Penyelesaian konflik dalam sudut pandang pendidikan

Dominasi pendidikan dalam masyarakat, dilakukan melaluitindakan destruktif, atau pemberlakuan hukum adat, atauaturan dalam mayoritas.
Bekerja sama antara lingkungan pendidikan di sekolahdengan lingkungan pendidikan baik dirumah maupun di masyarakat.

 

KESIMPULAN

 

Konflik dapat terjadi dalam organisasi apapun. Untuk itulahmanajer atau pimpinan dalam organisasi harus mampumengelola konflik yang terdapat dalam organisasi secara baikagar tujuan organisasi dapat tercapai tanpa hambatan-hambatanyang menciptakan terjadinya konflik.

Terdapat banyak cara dalam penanganan suatu konflik. Manajer atau pimpinan harus mampu mendiagnosis sumberkonflik serta memilih strategi pengelolaan konflik yang sesuaisehingga diperoleh solusi tepat atas konflik tersebut. Denganpola pengelolaan konflik yang baik maka akn diperolehpengalaman dalam menangani berbagai macam konflik yang akan selalu terus terjadi dalam organisasi.

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Zulfa Sahara

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Analisis

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Analisis

Lihat semua