4 Kebiasaan Orang dengan Kecerdasan Emosional Sangat Rendah

Kamis, 10 Desember 2020 05:38 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kenapa kecerdasan emosional sangat dihargai? Karena kemampuan mengelola emosi diri serta emosi orang lain merupakan keterampilan penting untuk dikuasi abad 21 ini. Orang yang sangat cerdas emosional memiliki peringkat paling tinggi dalam hal daya tanggap, empati, mendengarkan, dan kesadaran diri. Mereka sangat unggul dalam interaksi antarpribadi. Bagaimana dengan yang sebaliknya?

Ini adalah perilaku yang ingin anda hindari untuk membangun hubungan yang lebih baik dan bermakna. Dalam arti yang sangat luas, kita memiliki dua hal, yang pertama berpikir dan kedua pandai merasakan. Orang yang sangat cerdas emosional memiliki peringkat paling tinggi dalam hal daya tanggap, empati, mendengarkan, dan kesadaran diri. Mereka sangat unggul dalam interaksi antarpribadi.

Alasan kecerdasan emosional sangat di hargai cukup sederhana, karena kemampuan untuk mengelola emosi anda, serta emosi orang lain merupakan keterampilan yang penting untuk dikuasi di abad ke -21. Dalam emotional intelligence: Why it can matter more than IQ, penulis Daniel Goleman berpendapat bahwa, “Orang dengan keterampilan emosional yang berkembang baik lebih cenderung menjadi puas dan efektif dalam hidup, mereka mampu menguasai kebiasan pikiran yang mendorong produktivitas mereka sendiri. Orang-orang yang tidak dapat mengendalikan kehidupan emosional mereka akan lebih mengalami pertempuran batin yang melemahkan kemampuan mereka untuk pekerjaan dan pemikiran yang jernih.”

Orang dengan kecerdasan emosional sangat rendah tidak dapat akurat memahami emosi dalam diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka juga biasanya selalu menghakimi, dan merusak diri sendiri. Mereka sulit dalam bergaul pada tingkat pribadi atau sosial, dan sulit sekali untuk di ajak bekerja sama, karena tidak dapat menanggapi secara positif bahkan kritik yang bermaksud baik.

Inilah 4 kebiasaan orang dengan kecerdasan emosional sangat rendah:

  1. Mereka tidak mengembangkan hubungan yang berarti

Setiap orang membutuhkan hubungan yang sangat berarti untuk berkembang dan untuk menghindari hidup dalam kesendirian. Ketika seseorang memiliki kecerdasan emosional yang sangat rendah, mereka cenderung untuk menjalani hidup didunia ini sendiri, karena merasa sulit menjalin persahabatan terutama yang bermakna.

Persahabatan yang bermakna terbentuk melalui pertukaran ide bersama, menunjukakan empati dan kasih sayang, selalu menawarkan dukungan kepada orang yang kita sayangi. Orang dengan kecerdasan emosional rendah tidak memberikan koneksi dan respons yang sesuai kepada orang yang dekat dengannya. Oleh karena itu, mereka kehilangan kesempatan membuat hubungan yang bermakna, itu berarti mereka mengisolasi diri.

Kamu dapat mematahkan pola kecerdasan dalam diri dengan cara lebih mengenal orang lain dan menahan godaan untuk berbicara lebih banyak daripada mendengarkan.

  1. Mereka tidak sadar diri

Orang yang cerdas secara emosional memiliki pemahaman yang jujur dan realistis tentang diri mereka sendiri. Sedangkan, orang yang kecerdasan emosional rendah kurang memiliki kesadaran emosional, mereka tidak mengerti bagaimana emosi mempengaruhi prilaku mereka.

Orang yang cerdas secara emosional selaras dengan apa yang mereka rasakan, tetapi mereka tidak membiarkan emosi mengatur hidup mereka, mereka hadir dengan penuh perhatian saat menanggapi situasi. Instropeksi sejati dan benar-benar mengenal diri sendiri dapat membantu kamu mengembangkan diri, kasih sayang, dan kecerdasan sosial. 

  1. Mereka berfokus pada diri sendiri

Karena orang dengan kecerdasan emosional rendah, mereka tidak dapat memproses atau memahami emosi orang lain, mereka cenderung menarik setiap percakapan, keadaan, dan situasi kembali ke diri mereka sendiri. 

Mereka juga cenderung mengambil alih percakapan dan mengajukan pertanyaan retoris daripada pertanyaan terbuka karena pertanyaan tersebut biasanya dimaksudkan untuk menarik perhatian, bukan untuk mendengar tanggapan atau bahkan untuk memberi kesempatan. Orang dengan kecerdasan yang sangat rendah tidak dapat benar-benar membuka diri untuk sepenuhnya tersedia bagi orang lain, tetapi biasanya juga tidak akan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk terbuka. Mereka sering manipulative, penuh perhitungan, dan secara inheren mengontrol.

Kamu dapat mematahkan pola kecerdasan rendah dalam diri dengan cara mengasah keterampilan mendengarkan, dan dengan belajar secara aktif terlibat dengan orang lain dengan telinga, bukan dengan mulut yang terbuka lebar. 

  1. Mareka tidak pernah salah

Ketika seseorang tidak dapat menangani emosionalnya, mereka biasanya tidak pernah menerima kesalahan apapun.  Nilai rendah pada suatu tes atau ujian adalah kesalahan yang dirasakan dalam ujian. Kehilangan pekerjaan adalah kesalahan rekan kerja yang burukatau atasan yang tidak memahami.

Kesalahan adalah cara kita belajar, dan setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Ketika seseorang  tidak pernah bisa mengakui kesalahan, itu juga berarti mereka tidak pernah bisa belajar darinya dan cenderung membuat kesalahan yang sama dan menyalahkan kambing hitam yang sama berulang kali, lagi, lagi, dan lagi.

Kamu bisa mematahkan pola kecerdasan rendah dalam diri dengan mengakui kesalahan, mengartikan bagian di dalamnya, dan menemukan pelajaran di dalamnya. Orang dengan kecerdasan emosional rendah juga bisa jadi tidak sadar dan tidak simpatik, marah dan merasa benar, dan seringkali tampak mustahil untuk menyenangkan.

Kunci untuk belajar mengembangkan kecerdasan emosional yang tinggi adalah mengetahui bahwa kamu kekurangan kecerdasan. Kabar baiknya adalah, kecerdasan emosional kamu sepenuhnya di bawah kendali diri. Kamu dapat meningkatkannya dan menjadi lebih baik dalam memahami emosi orang dan berhubungan lebih baik dengan mereka.

Jika kamu terus-menerus ditemani oleh teman, anggota keluarga, atau kolega dengan kecerdasan emosional rendah, kamu dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi orang yang cerdas secara emosional perubahan yang dapat saling menguntungkan bagi semua pihak.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Susilo Mardani Akbar

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Panduan untuk Hidup Bahagia ala Kaum Stoa

Selasa, 29 Desember 2020 12:23 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Urban

Lihat semua