Dogma Aporisma
Rabu, 10 Agustus 2022 18:35 WIB
Iklan
Puisi Deskriptif Naratif Kontemporer
sekeping sukma berkemah di langit lain. menampung tumpas simfoni nyala lilin. bercabang-cabang ranah partitur setia. merentangkan rindu kelingking tangan bulan tembaga
beruntunglah ia terbangun dari orakel nitis. saat sang bayu menumpang gerimis ritmis
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan
sepanjang jam pasir tengah turun berdesir. ialah pengendali arah-arah jiwa serupa kusir. sedang kidung setia benar-benar tidak tuli. ialah pengait sinergi laksana tali temali
tak pernah beraturan berpindah. jua tak tinggal ataupun singgah. apalagi berniat bertukar tempat. pada alamat : yang tak mesti tersirat.
Baca Juga
Artikel Terpopuler