Langkah Pemerintah Sudah Tepat Tangani Stunting?

Rabu, 30 Juni 2021 19:52 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Stunting menjadi persoalan bagi bangsa Indonesia. Bila tidak ditangani serius. Penangan stunting ini perlu semua bergerak untuk mengatasi.

Bukan hanya pemerintah. Tapi semua warga negara di negeri ini. Kemajuan sebuah negara ada di tangan para sumber daya manusia ya.

Masalah stunting penting dibahas dan ditekan angkanya. Sebab, sangat berpengaruh bagi kemajuan negara.

Dalam hal ini penulis yakin pemerintah terus menekan kasus stunting agar kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ke depan baik dan bersaing dengan negara lain.

Diketahui pemerintah menekankan penanganan stunting dari 27,6 persen menjadi 14 persen di tahun 2024.

Ini langkah pasti dan tepat dilakukan pemerintah. Artinya pemerintah berusaha para penerus bangsa ini berkualitas.

Stunting ini menjadi bola salju bila tidak ditangani serius oleh pemerintah. Sebab, pembangunan dan kemajuan negeri ini ada ditangan penerus bangsa ini.

Penulis Sangihe berharap SDM Indonesia bisa bersaing dengan SDM negara luar. Stunting ini bisa menghambat pembangunan SDM. Saya kira langkah pemerintah sudah tepat menurunkan angka kasus stunting.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, dalam Rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2022, kementeriannya akan fokus pada program pembangunan SDM.

Hal ini untuk mempersiapkan angkatan produktif jelang bonus demografi dan menyongsong Indonesia Emas 2045.

Khususnya dalam hal ini adalah percepatan penanganan stunting. Kebijakan Presiden sejak periode pertama yaitu Presiden menekankan penanganan stunting dari 27,6 persen menjadi 14 persen di tahun 2024,” ujar dia.

Terlebih lagi, penanganan stunting juga turut menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam penyiapan SDM. Pasalnya, SDM unggul bisa sangat terhambat dengan adanya stunting pada anak.

Adapun, berdasarkan data Bank Dunia, sebanyak 56 persen angkatan kerja produktif di Indonesia adalah mantan stunting.

“Karena itulah presiden menargetkan untuk 2024 stunting bisa turun menjadi 14 persen. Berdasarkan arahan Presiden juga stunting menjadi domain BKKBN jadi bagian pembangunan keluarga,” paparnya.

Lebih lanjut, Menko Muhadjir menjelaskan, beberapa program yang bertujuan membangun SDM unggul adalah membuka akses pendidikan ke seluruh kalangan mulai sejak usia dini dengan adanya program satu desa satu PAUD, program Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk SD, SMP, SMA/SMK, dan hingga jenjang pendidikan tinggi.

Kata dia, program-program tersebut adalah program strategis dalam membangun SDM. Di mana sekarang, 140 juta orang yang saat ini dalam usia produktif juga diharapkan mendapatkan pekerjaan yang produktif.

“Program-program ini sudah berjalan, dan mudah-mudahan berkelanjutan sehingga antara tugas Menko Ekonomi, Menko Marinves, Menko Polhukam betul-betul memiliki hubungan koheren dalam rangka menyiapkan SDM kedepan menyongsong bonus demografi dan untuk menuju Indonesia Emas 2045,” tutur Muhadjir.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Gadis Desa

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Peristiwa

Lihat semua