Menduniakan Literasi Toboali di Panggung Hari Buku Sedunia
Senin, 18 Mei 2020 07:41 WIBPeristiwa yang berlangsung di hari buku se dunia
Menduniakan Literasi Toboali di Panggung Hari Buku Sedunia
Tangal 23 April oleh Unesco dijadikan sebagai Hari Buku Sedunia (World Book Day). Dan setiap tahun, momentum besar ini, selalu dirayakan para penggiat dan komunitas buku di seluruh dunia. Tak terkecuali di Indonesia, momentum World Book Day dijadikan momentum untuk mempromosikan budaya membaca, penerbitan dan hak cipta.
Hari buku sedunia adalah momen yang tepat untuk merayakan pentingnya membaca, menumbuhkan minat baca anak-anak, dan mempromosikan cinta sastra serta integrasi seumur hidup ke dalam dunia kerja. Melalui membaca dan merayakan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia, kita dapat membuka diri untuk orang lain terlepas dari jarak. Kita dapat melakukan perjalanan berkat imajinasi.
Pada masa pandemi Covid-19 ini, buku juga menjadi jendela dunia saat isolasi dan aksi di rumah saja. Berimajinasi berjalan-jalan di dunia tanpa keluar rumah. Dengan membaca kita bisa terhindar dari fake news yang marak beredar di tengah pandemi Corona COVID-19. Hal itu membuat kita tidak mudah menerima atau meneruskan informasi yang salah kepada orang lain.
Di Indonesia, peringatan baru Hari Buku dimulai tahun 2006 yang diprakarsai oleh Forum Indonesia Membaca. Peringatan ini dibuat dengan harapan dapat meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data Unesco dari 1.000 penduduk Indonesia yang minat membaca hanya satu orang atau perbandingannya 1000:1. Kemudian dari sisi jumlah buku, 1 buku dibaca 15 ribu orang padahal yang seharusnya menurut Unesco, 1 buku hanya dibaca untuk 2 orang. Selain itu, tingkat akses masyarakat Indonesia terhadap buku juga masih sangat kecil, yakni berkisar 41 persen. Rata-rata hanya 2 persen dari masyarakat Indonesia yang datang ke perpustakaan.
Sebagai penulis kampung, penulis merasa beruntung bisa mengikuti kegiatan World Book Day yang diselenggarakan Komunitas Rumah Dunia di Serang Banten. Setidaknya tahun 2017 dan 2018, saya berkesempatan mengikuti kegiatan akbar literasi itu di komunitas yang dipimpin oleh sastrawan Nasional Gola Gong.
Penulis selalu mengenang kegiatan World Book Day sebagai kegiatan literasi yang paling istimewa dalam hidup dan kehidupan literasi. Setidaknya saya bisa bertemu dengan para penulis top markotp dari berbagai daerah di Indonesia yang memiliki karya buku yang istimewa. Dalam setiap event World Book Day, setidaknya Penulis bisa mengenalkan kota penulis, Toboali kepada kawan-kawan penulis buku yang berasal dari seantero Nusantara dan para pesohor yang datang sebagai pembicara. Setidaknya Penulis tidak hanya menuliskan frasa mengenalkan Toboali lewat time line di media sosial. Ada aksi riil kata kawan-kawan. Bukan sekedar bernarasi di media sosial.
Momentum yang paling istimewa pada perhelatan akbar di Hari Buku Sedunia tahun 2018, ketika Penulis bisa memberi buku karya penulis yang berjudul Mereka Bilang, Ayahku Koruptor kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (era itu) Prof. Muhadjir Effendi. Dalam perbincangan dengn Prof Muhadjir yang kini Menko PMK, ada dialog yang melahirkan frasa yang hingga kini sangat Penulis kenang. Sangat Penulis kenang. “Kapan penulis diundang ke Toboali, Bangka Selatan?” tanya beliau.
Jawaban penulis saat itu, penulis serahkan kepada Pak Narwanto, yang (saat itu) merupakan Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Bangka Selatan yang ikut hadir dalam perayaan Hari Buku Sedunia tahun 2018 di kawasan Ciloang Banten.
Lewat momentum Hari Buku Sedunia, mengenalkan penulis kepada sutradara muda yang lagi booming Fajar Nugros. Sutradara Film Yowes Ben yang amat fenomenal itu sedang mempersiapkan sebuah film baru, yang diangkat dari buku karya sastrawan Gola Gong yang amat fenomenal di era tahun 80-90-an, Balada Si Roy.
Ada pembicaraan yang difasilitasi Gola Gong dan Arif Budiman dari Kantor Kesbangpol Bangka Selatan untuk menjadikan kawasan Pantai Toboali yang eksotik sebagai bagian dari film tersebut. Ada upaya untuk mempromosikan pariwisata Toboali dalam film. Setidaknya dalam narasi Haris Setiawan (mantan Kadis Pariwisata Bangka Selatan), momentum Toboali City On Fire bisa dijadikan media untuk mengenalkan Toboali dan Bangka selatan dalam bentuk frame layar lebar.
Upaya untuk membukukan (mempromosikan) Toboali lewat para pesohor Tanah Air tak berhenti. Terus bergulir dan berselancar scara aktif. Bersama birokrat muda Bangka Selatan, Ardiansyah (Kabid Dikmen) dan Asril (Kepsek SMPN 2 Tukak Sadai) yang membidani lahirnya buku Disleksia, ada momen untuk mendatangkan Host Najwa Shihab dalam suatu event launching buku karya Musdalifah, siswi SMP Negeri 2 Tukak Sadai, Bangka Selatan. Predikat sebagai Duta Buku Nasional yang disandang Host program acara bergengsi Mata Najwa itu akan memuncratkan semangat untuk mengeskalasi dunia literasi di Toboali dan Bangka Selatan. Apalagi banyak kaum muda dan milenial Toboali dan Bangka Selatan yang amat kreatif dalam menulis dan bergerak dalam dunia literasi.
Dialog bersama dengan Birokrat Perpustakaan Nasional di daerah Salemba Jakarta, memuncratkan suatu harapan, bahwa mereka siap memfasilitasi pertemuan dengan Mbak Nana, panggilan karib Najwa Shihab untuk hadir di Toboali, Bangka Selatan.
Momentum Hari Buku Sedunia adalah media bagi Penulis sebagai penulis daerah untuk membukukan Kota Penulis Toboali berikut potensi yang dimilikinya kepada kawan-kawan penggiat dan penulis buku. Dan Hari Buku Dunia selalu berkesan buat saya.
Selamat Hari Buku Sedunia tahun 2020. Dan selamat menjalankan Ibadah bulan Ramadhan 1441 H bagi kawan-kawan penggiat dan penulis buku serta para para pembaca Blog Jurnalisme Publik Indonesiana yang menjalankannya. Mohon maaf lahir dan batin. Salam dari Kota Toboali.
Toboali, Mei 2020
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Birokrasi Pasca Pilkada
Sabtu, 23 Januari 2021 15:12 WIBCerpen | Sang Jurnalis
Senin, 25 Januari 2021 07:20 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler